Setelah beberapa bulan ini berpindah dari Kemang ke daerah Rempoa Tangsel, sudah cukup banyak perubahan yang saya dan keluarga rasakan. Diantaranya kemudahan dalam mencari jajanan. Di daerah rempoa sini, banyak sekali jajanan dan juga berjejer toko swalayan berbagai merek. Selain itu kemacetan di daerah Rempoa tidak separah di Kemang, yang begitu keluar dari rumah sudah langsung berhadapan dengan kemacetan kendaraan milik orang-orang yang mengunjungi Kemang untuk menghibur diri dengan nongkrong di kafe. Bahkan pada malam libur, untuk pulang ke rumah di Kemang, kami membutuhkan 2 jam menerobos kemacetan Kemang. Alasan itulah yang membuat keluarga kami pindah dari daerah gaul itu. Namun ada keluhan yang amat sangat mengenai daerah baru ini. Kelistrikan yang sangat amat sering mati. Terhitung dari bulan Oktober menempati rumah ini, sudah 2 hardisk jebol, kulkas mati, TV mati, Kompresor AC jebol akibat seringnya listrik mati. Pengaduan gangguan lewat telpon pun memuakkan, jawabannya adalah "mohon maaf sedang ada gangguan". Halooo, pelapor itu sudah tau ada gangguan. Kalau tidak ada gangguan, pelanggan atau pelapor tidak akan menelpon laporan gangguan. Bahkan di twitter sebuah media sosial yang bisa dengan mudah dijangkau tanpa bayar pulsa telpon, account @pln_123 milik PLN yang katanya perusahaan bersih itu seringkali berlaku bodoh. Kenapa? Pelanggan ataupun orang umum yang melaporkan gangguan di daerahnya diberikan pertanyaan bodoh copy paste, yang kata-katanya seperti ini: "Mhn maaf dpt dbntu nma, no tlp,no. ID Pelanggan& almt (jl,rt/rw,kel/kec,wil/prov)? Padam bnyk rumah / 1 rumah sj?" [caption id="attachment_317696" align="alignnone" width="500" caption="da nama jalan dan daerah.. masih kurang lengkap?"]
[/caption] Bayangkan jika kondisi mati listrik pada tengah malam, pelanggan disuruh mencari ID pelanggan ditengah kegelapan. Suatu kebodohan dari PLN dan bahkan juga PLN meminta data yang selanjutnya akan disiarkan melalui Twitter. Seluruh dunia bisa tau data kita dengan mudah, sangat berbahaya dan riskan disalah gunakan. Haduh PLN cerdas sedikit dong. Aneh sebetulnya, pelapor diminta no.ID dan data, sedangkan pada dasarnya pelapor hanya memberitakan pada PLN tentang listrik yang mati di daerahnya. Bukankah tanpa memberikan ID ataupun data diripun inti laporan tersampaikan selama ada nama jalan dan daerah sehingga PLN bisa melihat gardu mana yang harus diperiksa? Satu gardu itu melayani ratusan rumah, apakah semuanya harus melapor dan memberikan data baru akan dibenahi kelistrikannya? Atau apakah dengan memberi nomer ID dan data diri pelanggan akan diberikan kompensasi dan penggantian akan kerusakan alat elektroniknya? kalau memang demikian, tolong dijelaskan, pasti orang-orang akan berebut memberikan nomer ID dan melaporkan kematian listriknya yang sering sekali terjadi. Malah jangan-jangan dengan memberikan data lengkap, PLN bisa memutus aliran listrik di rumah pelapor yang sering komplen di Twitter (seperti saya)? Menakutkan, dimana saya sering sekali komplen karena memang listrik di daerah saya sering sekali mati. [caption id="attachment_317697" align="alignnone" width="620" caption="komplen pelanggan PLN via @PLN_123"]
[/caption] Sebelumnya saat tinggal di Kemang, saya sama sekali tidak mengalami masalah dengan kelistrikan. Listrik di Kemang jarang sekali mati. Jika matipun sebelumnya ada pemberitahuan. Biasanya mati untuk perawatan. Bahkan saat banjir besar yang merendam jalan-jalan di kemang, listrik tidak mati. Setelah pindah ke Rempoa, listrik seringkali mati, pernah ada masa listrik mati 5 kali dalam seminggu selama beberapa jam. Saat itu entah kenapa saat hujan walau cuma gerimis, listrik pasti mati. Sekarang ini sudah lumayan, tidak lagi mati saat hujan. Namun terjadi gangguan listrik mati sekejab seperti pindah genset. Dimana tetap saja walau sekejab elektronik mati, data pekerjaan berjam-jam hilang. Kenapa bisa berbeda pelayanan di Kemang dan di Rempoa ini? Apakah karena di Kemang banyak kafe sehingga "sumbangan"nya lebih besar? Sebagai perusahaan monopoli seharusnya PLN bisa bersikap profesional. Pelanggan membayar untuk listrik, jika pelayanan tidak baik, kompensasi apa yang diberikan pada pelanggan? Kerusakan alat elektronik akibat pelayanan buruk PLN apakah bisa diganti? Secara jujur saya amat sangat kecewa dengan pelayanan BUMN binaan om Dahlan Iskan ini. Saya sampai hapal kode-kode nama yang aktif sebagai admin di @pln_123 dimana sebenarnya entah apa kerjanya, karena hanya kopi paste kalimat jawaban pada pelapor dengan itu-itu saja, seperti BOT. mungkin dari pada PLN menggaji orang buat memantau account @pln_123 lebih baik PLN membuat bot. Toh jawabannya itu-itu saja dan tak ada perubahan. [caption id="attachment_317698" align="alignnone" width="500" caption="jawaban andalan @PLN_123"]
[/caption] Saya bahkan mengkoleksi no.laporan gangguan sudah sebanyak 6 kali. Mungkin kalau sudah 10 kali saya bisa mendapatkan gelas cantik atau payung. Walaupun seringkali mati, no.laporan gangguan ini tidak selalu diberikan, entah kenapa. Mungkin PLN malu kalau laporannya banyak dan tidak kunjung beres. [caption id="attachment_317699" align="alignnone" width="500" caption="no. laporan gangguan"]
[/caption] Semoga pihak yang berwenang dari PLN membaca tulisan ini dan segera mengatasi gangguan pada daerah saya. Daerah saya masih di pulau Jawa lho, bahkan di Jabotabek, kok sering mati? Apakah karena sekarang sudah "bersih" jadi kurang dana untuk merawat jaringan? entahlah, hanya PLN yang bisa menjawabnya... CATATAN : FOTO-FOTO DISINI SEMPAT HILANG DARI KOMPASIANA? KONSPIRASIKAH? Semoga tidak hilang lagi.... Salam Listrik Mati
Widianto H Didiet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Money Selengkapnya