Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kaum Bidadari, Siapakah Mereka?

15 Mei 2020   04:24 Diperbarui: 15 Mei 2020   04:28 3624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikael malaikat yg alih profesi (wikipedia.com)

Dalam bahasa Inggris orang sering kali menerjemahkan kata Bidadari dengan kata Angel. Padahal sejatinya Angel adalah sebutan untuk Kaum Malaikat, yg mana dalam aneka legenda dijelaskan bahwa Malaikat adalah lelaki. Samakah Bidadari dengan Malaikat? TIDAK!

Legenda bidadari sendiri lebih dahulu ada di agama hindu. disebut  Bidadari (Sanskerta: ; vidhyadhar) atau Apsara (Sanskerta: ; apsar) adalah makhluk berwujud manusia berjenis kelamin wanita yang tinggal di kahyangan atau surga dalam kepercayaan Hindu.

Tugas dan fungsi mereka, menurut agama Hindu, adalah menjadi penyampai pesan  para dewa kepada manusia, serupa dengan para malaikat dalam kepercayaan Semit.

Ada kalanya mereka diutus untuk menguji sejauh mana ketekunan seseorang (pria) dalam bertapa, dengan cara mencoba membangunkan para petapa dari tapa mereka. Para bidadari memanfaatkan kecantikan fisik mereka untuk menguji para petapa.

Orang Sunda menyebut bidadari dengan nama Pohaci, sedangkan Istilah widodari dari Jawa dan widyadari / dedari dari Bali, berasal dari kata vidhyadhari dalam bahasa Sanskerta. Vidhya berarti "pengetahuan", sedangkan dharya berarti "pemilik", "pemakai" atau "pembawa". Istilah Vidhyadhari tersebut kemudian dikenal sebagai "bidadari" dalam bahasa Indonesia modern.

Dalam Agama Islam, Umat Islam meyakini adanya bidadari, istilah "Huurin `Iin" dalam al-Quran, diterjemahkan sebagai bidadari yang bermata jeli (saya belum nemu ayat yg  menjelasan bahwa kata "Huurin 'lin" ini adalah didefinisikan sebagai bidadari, selain hanya tafsir yang menyatakan bahwa kata tersebut adalah penjelasan dari kata istri2 di surga ataupun kaum perempuan di surga).

Jelas disini bahwa konsep bidadari sebagai makhluk surga berbeda dengan konsep bidadari dalam agama Hindu, karena dalam Islam penyampai wahyu adalah Malaikat bukan bidadari.

Lalu jika memang Islam mempunyai konsep Bidadari seperti di agama Hindu, maka bisa diartikan bahwa Islam mengakui bahwa Agama Hindu adalah merupakan agama yg benar, dimana berlawanan dengan klaim yang dipercaya oleh sebagian besar kaum Kadrun yg mengkafirkan atau menyatakan kaum  diluar Islam adalah sesat. Jadi konsep bidadari Hindu tidak mungkin sama dalam Islam.

Tapi jika konsep bidadari berbeda, maka sejatinya tidak ada bidadari dalam Islam.. dimana perempuan2 yg disebutkan sebagai "Huurin `Iin" itu bukanlah bidadari melainkan kaum perempuan pengisi surga, dimana mereka mempunyai mata yg lentik dan awet muda.. itu saja definisi kaum itu.. (mungkin seperti kaum Amazon di legenda)

Lalu hadiah 72 bidadari seperti yg diambil dari Hadits yg gak jelas (baca: Dhaif) itu gimana?
 
Dalam ajaran Agama pendahulu Islam yaitu Kristen, tidak ada bidadari dengan definisi Hindu, Bidadari dalam definisi Kristen adalah bagian dari kaum malaikat yg digambarkan sebagai lelaki perkasa. Mereka dipimpin oleh Mikael sang malaikat perang yg anehnya dalam Islam menjadi malaikat pemberi rezeki.. ( malaikat alih profesi atau ingin mencari rezeki lewat perang? Entah..)

Jadi jika ada lelaki yang mengharapkan mendapat 72 bidadari surga dan akhirnya melakukan aneka perbuatan tolol seperti melakukan bom bunuh diri atau jadi teroris, berhati-hatilah.. bisa-bisa ntar ternyata elo malahan di monon  oleh 72 malaikat.. LAKI!
 
seneng kan lo.. POH!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun