"Teori kematian:Â Raga Manusia sejatinya tidak punya batas, namun manusialah yang menentukan sendiri berapa tahun Raganya akan mulai menghancurkan dirinya..."
Jika batin/jiwa menekankan dan percaya bahwa umur rata-rata manusia adalah 70 tahun atau "umur diri gue", maka raga akan mempersiapkan diri agar mati di umur 70 tahun semenjak usia 60.. Mulailah penyakit-penyakit datang, dari yang kecil-kecil hingga sakit parah dengan tujuan penghancuran diri.. dan di usia 70, rusaklah sang "wadah" sebagai tempat nemploknya roh di dimensi nyata ini.. pergilah roh dari penyatuannya dengan sang Raga...
Kombinasi Jiwa, Raga, dan Roh dari Manusia adalah keajaiban yang sangat sedikit dimengerti oleh manusia terutama di era modern ini. Pengobatan modern malah lebih terarah dan memfokuskan diri untuk mengobati fisik. Hanya sebagian kecil yang mempelajari unsur Jiwa ataupun Roh, yang ada lari ke agama dan bukan pengobatan. (Detailnya gak saya bahas di sini, ntar di kelas khusus aja...).
Bahkan, sugesti atau percaya akan sesuatu, kadang bisa menjadi keajaiban yang berefek nyata. Saya pernah jail "taruh tangan" di kepala seseorang yang mengeluh sakit kepala.. dengan gaya vodoo vodoo, komat-kamit, tarik napas dalam, dan menggetarkan tangan, dalam 3 menitan orang itu mengaku sakit kepalanya hilang, padahal saya hanya berakting dan dia saja yang kemakan cerita dari teman lainnya bahwa saya paranormal berkemampuan ajaib...
TRUST! Itu kuncinya.. Percaya..Â
Keajaiban dari percaya ini bisa membuat kita melakukan berbagai hal yang justru setelah selesai melakukan, kita akan bertanya-tanya "How come?" Bagaimana bisa?
Negatifnya, kepercayaan ini juga yang kadang membuat manusia jadi terlihat bodoh dan melakukan aneka kehebohan yang membuat manusia lainnya dengan sangat ringan hati berucap padanya: TOLOL!Â
Inget kasus Alien yang katanya akan turun di monas yang diucapkan oleh seseorang yang mengaku utusan Tuhan? Yang mana akhirnya gak dateng karena UFO-nya gak dapet parkir! *siulsiul #nomention
Aib banget kalau sampai apa yang kita yakini ternyata hoax dan cuma tepu-tepu belaka..
Maka dari itu langkah paling aman untuk bisa melakukan pembuktian dari apa yang kita "Trust" adalah; dengan melakukan uji coba yang sebisa mungkin tidak membahayakan dan menyakiti diri kita.
Contoh, percaya bisa terbang? Lompat dari atas meja untuk pembuktiannya.. Bukan Lompat dari gedung lantai 10. Setidaknya jika keyakinan anda salah, anda tidak masuk IGD atau kamar mayat. Namun jika anda ternyata bisa terbang, setidaknya anda telah meminimalis resiko..