Mohon tunggu...
Jernita Mendrofa
Jernita Mendrofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa teladan

Saya seorang Kritisi dan suka belajar hal hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perasaan Saat Menjadi Mahasiswa

9 Desember 2023   22:54 Diperbarui: 9 Desember 2023   23:31 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apakah menjadi mahasiswa merupakan pilihan yang terbaik?
Apa yang kamu rasakan saat menginjak bangku perkuliahan?

Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan bagaimana saya bisa menjadi mahasiswa dan perasaan saya ketika menginjak bangku perkuliahan.  
Saat saya sudah lulus dari bangku SMK, saya memikirkan apakah saya bisa melanjutkan Pendidikan saya kejenjang yang lebih tinggi lagi.  Apakah orang tua saya mampu membiayai saya saat saya hendak lanjut ke dunia perkuliahan. 

Apalagi saya masih memikirkan kalau saya punya adek yang berturut-turut naik tingkat atau naik kelas. Lama berpikir setelah tiga bulan, Tuhan membukakan jalan kepada saya untuk bisa tetap lanjut kuliah dengan dukungan dari orang tua dan saudara-saudara saya,akhirnya saya memuntuskan untuk  tetap lanjut. Apapun resikonya saya akan menanggungnya dalam benak saya. 

Akan tetapi jurusan yang hendak saya ambil sebenarnya tidak sesuai dengan keinginan saya, namun dalam hati saya , saya memikirkan untuk menjalankan ya terlebih dahulu. Tidak tepatnya kejuruaan yang saya ambil itu masalah belakangan. Mungkin Tuhan punya cara  yang lebih baik lagi kepada saya sehingga ia memberikan panggilan ini kepada saya untuk menggambil kejuruaan teologi. Perasaan saya saat itu sangat  senang. Namun, saat memulaikan awal perkuliahan di tahun ajaran baru saya masih bergumul, mengapa ? 

Karna saya memikirkan tempat ini tak layak bagi saya karna orang-orang pada waktu itu begitu baik kepada saya seperti kakak-kakak /abang tingkat, para dosen, staf dan orang-orang yang berada di lingkungan kampus mereka semua sangat baik dan mulia tak cocok bagi saya karna saya adalah seorang anak yang nakal,sering melawan dan melakukan  hal-hal yang membuat Tuhan kecewa. Tapi saat pembukaan awal semester ada satu hal yang masih saya ingat perkataan pak pendeta dia bilang begini " Bukan kamu yang memilih aku, tetapi aku yang memilih kamu". Saat mendengar perkataan tersebut saya mulai semangat mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di kampus, begitu juga dengan proses perkuliahan.


Namun pada saat itu saya masih belum bisa beradaptasi terhadap lingkungannya dan mahasiswa yang ada saat itu. Perlu diketahui kebiasaan lama saya waktu  SMK masih terbawa-bawa saat  awal mulai menjadi mahasiwa. Baik itu dalam sistem pembelajaran dimana mahasiswa lebih dituntut untuk lebih aktif lagi, lebih membutuhkan dosen saat mencari keperluaan perkuliahan terlebih-lebih pada mata kuliah dosen tersebut. 

Jadwal perkuliahan, saat masih duduk dibangku sekolah jadwal mata Pelajaran telah di tentukan oleh pihak sekolah, kita tidak boleh mengurangi atau menambahi mata Pelajaran kita. Bedanya di dunia perkuliahan, mahasiswa bisa mengatur jadwal kuliah dan jumlah mata kuliah yang dia ambil tergantung dari Indeks Presentasi Kumulatif (IPK). Saat  ada tugas dosen tidak terlalu mengengkang tugas-tugas mahasiswanya untuk dikumpulkan, akan tetapi nilai kita akan mempergaruhi IPK kita.

Gaya hidup pun agak beda dari yang dulunya tidak terlalu punya aturan sekarang saya harus hidup penuh dalam aturan mengapa? Karena saya tinggal di dalam sebuah komunitas apalagi hidup berasrama. Asrama saya penuh dengan aturan yang wajib di ikutin oleh seluruh mahasiswa tanpa terkecuali, namun terkadang ada juga mahasiswa yang melanggarnya termasuk saya sendiri. Mulai dari pagi hingga jam malam itu semua telah di jadwalkan. Mulai dari kebersihan, meja makan, ibadah,dan jam masuk perpustakaan semua telah di atur. Hidup di dalam komunitas juga mengajarkan saya untuk bisa mengenal semua sifat-sifat mereka.

Di tempat ini, didunia perkuliahan saya di tuntut belajar  untuk bisa lebih dewasa lagi, mengatur hidup kita dan menentukan keputusan yang lebih besar, Langkah apa yang hendak kita ambil untuk bisa lebih maju lagi. Ketika masuk dalam perkuliahan pemikiran kita harus lebih matang lagi, lebih efektif dan aktif, berkarya dan selalu berpikiran positif. Berani dalam mengambil Langkah baru dan mencari pengalaman baru lebih banyak lagi. Saya akan membuat perkuliahan saya menjadi fasilitas saya untuk bisa berkembang lebih baik lagi dan menjadi orang yang berguna kedepannya serta tak lupa  mengandalkan Tuhan di dalam hidup ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun