Perkenalkan nama saya Jernita Mendrofa. Saya  anak sulung dari lima bersaudara dan dilahirkan di dalam keluarga yang sederhana. Saya salah satu seorang mahasiswa di kampus STT Trinity Parapat. Setelah masuk di dunia perkuliahan saya menyadari ternyata di dunia perkuliahan tidak sama seperti waktu saya masih duduk di bangku SMP Ataupun SMK. Ketika baru menginjakan kaki di kampus STT Trinity saya memikirkan dalam benak saya, apakah ini kampus atau tidak karna saat pertama sekali saya masuk di kampus ini orang-orang yang ada di kampus ini tidak begitu ramai. Apalagi saya tinggal di asrama dan penghuni asramanya tidak begitu banyak. Tidak seperti kampus-kampus yang lain jauh dari ekspetasi yang selama ini saya pikirkan.
Namun, dibalik itu semua ketika saya sudah mulai beradaptasi terhadap lingkungan saya di STT Trinity ini, saya mulai menikmatinya. Pertama mulai dari saat teduh, ikut kebersihan tiap pagi. Terus ada yang unik teman-teman, saat meja makan tiap pagi itu kita pasti disambut oleh renungan pagi,bernyanyi dan berdoa. Seperti itu juga ketika mau makan siang. Â Lebih uniknya lagi saat kami hendak makan malam kami pasti selalu menghafal satu kalimat dari ayat emas Alkitab dan vocabulary sebanyak lima kata, itulah rutinitas kami sebelum menikmati makanan kami.
Â
Sebelum saya masuk di dunia perkuliahan saya sering kali hidup bersantai-santai, menonton drama, bermain dan buka media sosial. Awal masuk kuliah aku sangat kaget yang dulunya hanya memikirkan hal-hal yang buat aku senang, yang biasanya bersantai santai sekarang harus giat belajar tanpa menunda-nunda waktu lagi. Di pagi  hari aku harus belajar membiasakan diri saya untuk meluangkan waktu saat teduh, kemudian kebersihan dan mempersiapakan  diri untuk mengikuti perkuliahan.
Nah, di kampus ini tiada hari tanpa beribadah, sebagai calon hamba Tuhan yang berkualitas di tempat ini saya di ajarin bagaimana cara melayani yang baik dan benar. Akan tetapi kami masih harus memperhatikan kakak tingkat kami selama satu semester untuk mengobservasi atau melihat bagaimana cara sebagai pelayan baik itu sebagai pembawa music, pemimpin music ataupun pengkhotbah.
Tetapi saya merasa itu hanyalah rutinitas semata yang dilakukan oleh mahasiswa ataupun orang-orang yang ada dikampus. Saya masih belum bisa menikmatinya di karenakan saya masih belum tahu apakah saya benar-benar di panggil ditempat ini. Dan saya masih bergumul di dalam hati saya apakah saya bisa menjadi pengikut kristus yang sejati. Karena saya adalah manusia berdosa, tetapi saya percaya Tuhan pasti bukakan hati saya untuk bisa mengikuti perkuliahan ditempat ini. Meski banyak pergumulan-pergumulan yang saya hadapi dan saya tau Tuhan tak pernah meninggalkan saya sebab hanya kepada-Nyalah saya berserah dan  tetap mengandalkan Tuhan.
Setiap hari saya selalu mendoakan setiap perkerjaan yang saya lakukan di tempat ini, baik itu aktivitas saya yang terkadang saya melalainkan perkerjaan tersebut, terkadang saya juga lupa untuk saat teduh sejenak. Pernah saya melupakan saat teduh di pagi hari dan hari-hari saya tidak begitu baik, mood berantakan dan orang-orang di sekeliling ku pun memancing suasana yang kurang baik, dan saya tau akan hal itu, Karena saya telah lupa akan Tuhan di mana saya tidak ingat akan Dia.
Perkuliahan saya saat masuk kelas itu di awali dengan nyanyian-nyanyian syukur atau pun persembahan dan di akhir dengan berdoa. Selama proses pembelajaran dosen ataupun mahasiswa  saling berinteraksi dan melakukan pembelajaran dengan baik. Walaupun diakhir diberikan tugas-tugas yang menjadi salah satu kewajiban mahasiswa dan menjadi bahan evaluasi kita untuk meningkatkan pengetahuan kita. Mungkin berbeda sewaktu saya duduk di bangku sekolah Ketika tugas di berikan  saya langsung mengerjakannya,karna saya tidak mau tugas saya itu menumpuk. Tetapi di bangku perkuliahan tugas-tugas saya malahan menumpuk. Ketika waktunya udah mulai dikumpulkan atau udah mau dealine, disitulah saya baru mengerjakannya. Karna mengapa? disaat itu hal-hal yang tidak saya pikirkan mulai bermunculan, ide-ide yang cemerlang. Memang terlihat tidak efektif sebagai mahasiswa yang ingin unggul tetapi kenyataannya memang begitu. Singkat cerita dari saya semoga terinspirasi.
Dan akhir kata saya ingin berpesan janganlah menunda-nunda waktu untuk mengerjakan sesuatu hal karena pekerjaan yang dilakukan secara terburu-buru akan merusak perkerjaan yang mulia tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI