Mohon tunggu...
Jernita Mendrofa
Jernita Mendrofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa teladan

Saya seorang Kritisi dan suka belajar hal hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Allah yang Berdaulat!

11 Oktober 2023   23:16 Diperbarui: 11 Oktober 2023   23:20 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang juga pola pikir dan wawasan manusia. Pola pikir dan wawasan yang bertambah ternyata membuat manusia mengembangkan hal-hal yang tidak baik dan membuat keonaran dan kejahatan, sehingga alhasilnya memicu berbagai pertanyaan-pertanyaan yang diluar nalar manusia. Karena itu, banyak orang beragumen dan mempertanyakan di mana keberadaan Allah? Jika Allah memang benar ada dan Ia berdaulat, mengapa Ia mengijinkan itu semua terjadi ? Jika Ia adalah Allah yang berdaulat, apakah Ia tidak punya kuasa untuk menghentikan semua itu? Pertanyaan-pertanyaan demikian kerap kali muncul. Kebenaran bahwa Allah memang berdaulat harus menjadi penghiburan luar biasa dan sumber kekuatan bagi kita. Lalu, apa sebenarnya arti kedaulatan Allah ? Kedaulatan Allah sering sekali salah dipahami oleh banyak orang. Beberapa hanya mengingat ketika Allah disebut berdaulat, maka Ia berkuasa dalam segala hal. Kedaulatan-Nya dipahami dengan kekuasaan-Nya. Memang Allah berkuasa, Dia yang memegang kendali atas segala isi di muka bumi ini. segala sesuatu Ia ciptakan atas semua rencana-Nya. Karena Dia berdaulat, apa saja bisa Ia lakukan dan tak ada satupun yang bisa menghentikan-Nya. Kitab Mazmur 115:3, menekankan bahwa "Allah kami ada di surga, Dia melakukan semua yang disukai-Nya." Demikian juga salah satu kitab nabi-nabi besar, yakni kitab Yesaya 46:10 menekankan bahwa "Rencana-Ku akan tetap teguh dan Aku akan menyelesaikan semua kehendak-Ku." Allah tidak dibatasi oleh apa pun di luar diri-Nya, juga tidak ada yang dapat menggagalkan kehendak-Nya, baik itu dosa manusia, pemberontakan atau kurangnya iman, atau bahkan rancangan jahat Iblis. Allah kita melakukan apa yang Dia inginkan dan akan selalu mewujudkan tujuan-Nya, hanya karena Dia adalah Allah!
Karena Allah berdaulat, Dia mengendalikan urusan dunia ini. Daniel 2:21 berkata bahwa "Dialah yang mengubah waktu dan masa; Dia memecat raja dan mengangkat raja. Dialah yang memberi hikmat kepada orang-orang bijaksana dan akal budi diberitahukan-Nya kepada orang yang memahami pengertian." Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan, Allah juga tidak membiarkan kita bergantung pada kemampuan kita sendiri untuk melanjutkan hidup secara mandiri tanpa Dia. Dia adalah penguasa dunia ini, dan sungguh, Dia berkuasa atas perubahan musim, membangkitkan raja dan presiden, dan juga mengawasi kejatuhan mereka - Allah membuat semuanya terjadi. Kita dapat bersandar pada kebenaran yang luar biasa ini bahwa pemerintahan memang terletak di bahu Tuhan (Yesaya 9:6). Dia mampu menggunakan setiap keadaan untuk bekerja demi kebaikan dan kemuliaan-Nya.

Karena Allah berdaulat, Dia telah memilih umat untuk diri-Nya sendiri "sebelum dunia dijadikan." (Efesus 1: 4). Terlepas dari tiadanya kebaikan atau iman yang melekat di dalam diri kita, melainkan semata-mata karena Dia memilih untuk menetapkan kasih-Nya kepada kita, "Ia menetapkan kita dari semula untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya melalui Kristus Yesus sesuai dengan kesukaan kehendak-Nya." (Efesus 1: 5). Allah dengan berdaulat memilih kita untuk memperoleh karya penebusan di dalam Kristus, terlepas dari (kehendak) diri kita sendiri! Allah tetap sepenuhnya berdaulat atas keselamatan kita - itu semua adalah pekerjaan-Nya - dan karena itu Dia tidak akan pernah membiarkan kita lepas; dan memang, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya di dalam Kristus Yesus. Ini adalah kabar baik bagi kita!
Karena Allah berdaulat, Dia tetap memegang kendali bahkan dalam menghadapi kejahatan, penderitaan dan ketidakadilan. Kisah Para Rasul 2:23 menyatakan, "Yesus ini, yang diserahkan menurut rencana yang sudah ditentukan dan pengetahuan Allah sebelumnya, kamu bunuh dengan menyalibkan-Nya melalui tangan orang-orang durhaka." Meski Allah tidak pernah menjadi pencipta atau sumber dari kejahatan, Dia mengizinkan hal itu terjadi. Penyaliban Kristus adalah contoh sempurna dari hal tersebut. Ketidakadilan terbesar dalam sejarah dilakukan oleh orang-orang jahat; tetapi itu terjadi sesuai dengan "rencana dan pengetahuan pasti" Allah. Ketidakadilan terbesar dalam sejarah akhirnya menjadi kemenangan terbesar Allah dalam menebus umat-Nya. Meskipun sulit untuk menanggung penderitaan, fakta bahwa Allah tetap berdaulat, kenyataan itu harus sangat menghibur kita. Dia mampu menggunakan setiap keadaan untuk bekerja demi kebaikan dan kemuliaan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun