Mohon tunggu...
Jernita Mendrofa
Jernita Mendrofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa teladan

Saya seorang Kritisi dan suka belajar hal hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Allah Mahakasih?

10 Oktober 2023   18:01 Diperbarui: 10 Oktober 2023   18:06 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasih adalah rasa cinta atau kasih sayang terhadap semua makhluk hidup. Terutama terhadap sesama manusia. Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang istimewa dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Manusia diciptakan dengan begitu sempurna bahkan diberi pikiran atau akal budi. Oleh karena itu, manusia harusnya menunjukkan rasa kasih terhadap siapapun. 

Seperti salah satu surat rasul Paulus, yang ia berkata : Kasih itu juga sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong ( 1 Kor 13:4). Sehingga Tuhan mengajari kita agar mengasihi sesama. Tuhan telah menanamkan benih kasih itu di dalam diri kita, supaya kita bias mengasihi siapa saja . Sifat tersebut Ia karuniakan sejak kita masih kecil dan kita kembangkan seumur hidup kita. 

Dalam Alkitab, kita membaca bahwa Allah itu mahakasih. Kasih-Nya begitu luar biasa untuk dunia ini. Di sisi lain secara pribadi kita bisa merasakan kasih Allah yang luar biasa dalam hidup kita. Meski demikian, kita juga pernah mengalami kesedihan, kekurangan, kesesakan, dan lain sebagainya. Waktu itu terjadi, mungkin banyak pertanyaan muncul dalam pikiran kita. Mengapa kita mengalami semua kemalangan itu? Bahkan, kita merasa Allah tidak hadir di dalam kehidupan kita. 

Kenyataannya, Tuhan terus bekerja di dalam hidup kita. Tuhan Yesus pasti punya rencana di dalam kehidupan kita oleh karena itu ia memberikan kita tantangan atau pun rintangan dalam menjalani kehidupan ini, Tuhan ingin mengetahui apakah kita masih mengandalkan ia dalam segala hal apapun pekerjaan yang hendak kita lakukan, apakah kita masih tetap bisa bersyukur kepada dia meski kita di landa masalah.

Mungkin secara manusiawi kita bakal meninggalkan Tuhan, jika kita terus-menerus merasakan hal-hal yang merugikan,tentu saja kita di dunia ini tidak ingin merasakan hal tersebut bukan? Oleh karena itu kita bisa mempunyai alasan untuk meninggalkan Tuhan.

Bukan hanya itu saja, kita juga akan melakukan apapun untuk bisa hidup lebih baik lagi dan bertindak sesuka hati tanpa merasakan kesusahan.

Tetapi sebagai umat kristen kita disadarkan bahwa Tuhan Yesus saja datang kedunia ini merelakan dirinya mati dikayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, ia rela menderita demi kita manusia yang tak sepantasnya mendapatkan pengampunan dari Bapa. Tetapi ia melayakkan kita agar tidak bercacat dan tak bercelah tetapi kudus. Sehingga kita harus hidup di dalam dia. Sebagaimana telah dikutip pada nats Alkitab yang terambil dari kolose 2:6 "kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tinggal didalam dia".

Ayat tersebut menyatakan bahwa ketika kita tinggal di dalam Kristus kita akan dituntun untuk selalu berpegang teguh kepada Dia. Dengan mengingat akan kasihNya, kita akan dapat menghadapi apapun rintangan,pencobaan, persoalan hidup yang rumit Tuhan akan memampukan kita dan ia akan membukakan jalan sesuai dengan rencanaNya. Bukan sesuai dengan keinginan kita tetapi Tuhan tau kapan waktu yang tepat.

Tuhan bukanlan oknum ilahi yang karena kemahasuciian-Nya dan kemahakuasaan-Nya ia bertindak semena-mena. Tetapi, Tuhan mengkehendaki setiap orang mau menyerahkan hidupnya dan masa depan mereka kepada Tuhan. Karena Tuhanlah yang mempunyai rencana yang baik untuk seleruh umatnya. Ia tau mana yang layak dan yang pantas terhadap ciptaannya. Untuk memberikan keselamatan yang kekal kepada mereka yang mau menerima kasih-Nya yang dinyatakannya dalam diri Anaknya, Yesus Kristus. Tuhan tanpa kita, Ia tetap Tuhan. Tetapi, kita tanpa Tuhan, kita bukan siapa-siapa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun