Heboh! Ya semua pada heboh, mulai rekan kerja saya (guide local Bali) sampai tamu2 dan tetangga kost an saya. Ya pada ngomongin PERSELISIHAN antara Adi BS dan Eyang SUBUR. Ganti channel selang berapa jam, ada info seputar mereka. Jadi ingat jamannya norman kamaru, dimana-mana di tayangkan. Kalau dilihat dari “program content” banyak yang memberitahukan (dalam sudut pandang mereka sebagai masyarakat umum) tentang kenapa hal-hal yang sebenarnya tidak begitu penting malah diangkat. Menurut Bu Koko, Ibu Kost saya, yang belum pernah sekalipun saya lihat memasak mendol, itulah fenomena mas, nggak usah ditanggapi, diliat aja buat hiburan. Jiah..??? Hiburan cap kaki tiga? Fenomena apanya?
Dikutip dari Wikipedia, Fenomena berasal dari bahasa Yunanai ; phainomenon, "apa yang terlihat", dalam bahasa Indonesia bisa berarti gejala, misalkan gejala alam, hal-hal yang dirasakan dengan pancaindra , hal-hal mistik atau klenikdan atau fakta , kenyataan, kejadian. Dengan kata turunan adjektif , fenomenal, yang berarti: "sesuatu yang luar biasa".
Tapi "sesuatu yang luar biasa" disini, yang ditayangkan tivi tiap hari malah mbelgedes. Para jurnalis Infotainment yang saya sayangi, konsep apa yang anda usung untuk tayangan anda. Information ? what kind of information? informasiyang bagaimana? Monggo di edit dulu sebelum ditayangkan. Entertainment? Hiburan jenis apa? Ayok di runding dulu dalam rapat redaksi (kalau perlu lho, kalau nggak ya nggak apa-apa). Mosok mengumpat, mencaci maki sampaimengancam akan anda sebarkan untuk jadi Budaya Bangsa yang terkenal dengan tradisi Adiluhungnya ini. Mau dibawa kemana negerimu ini om dan tante pegawai tivi?
Kalau yang ditunjukkan kemampuan terbang, menghilangkan pesawat, atau misteri UFO dan lain lain yang memang luar biasa dan setidaknya khalayak umum perlu tahu, itubarangkali akan banyak yang memberikan jempol. Tapi dalam kasusnya Adi dan SUBUR yang katanya EYANG ini, yang dipertontonkan malah perseteruan, pertikaian, perselisihan.Lha ? manfaatnya apa? Fungsinya apa? Kalau sekedar untuk memberitahukan masyarakat luas, cukup dibacakan oleh pembaca berita bahwa ada pertikaian antara Adi dan Subur khan sudah selesai. Menurut hemat saya, selain degradasi moral juga ada degradasi kepenyiaran. Lha terus opoko (kenapa)? Tahukah anda korbannya siapa? Kita sendiri kawan – kawan. Secara tidak langsung kita dicekoki, dijamoni dengan tayangan yang sarat dengan kalimat negatif, padahal sosok motivator kontoversial om Mario Teguh didukung banyaknya kata bijak sudah mengajak kita untuk selalu berpikir positif. POSITIF, yang bagus bagus, tidak berprasangka, apalagi sampai berburuk sangka.
Kabur. Yah mulai kabur pembahasan dari banyak topik dan kisah yang diangkat di Inpotenmen.Pertanyaan tentang Perlukah Nonton Infotainment? (mungkin) bisa diganti dengan Sudah bijakkah kita untuk mengganti channel tivi kita? Mana yang perlui disajikan pada masyarakat? Bawang naik atau Subur yang naik pitam melalui kuasa hukumnya? Jepang dengan kereta super cepatnya atau SBY dengan cepatnya perombakan di partainya?Banyaknya korban longsor ndi suatu daerah atau banyaknya pendukung dari kubu Adi ataupun Subur?
Ini adalah kekuatan besar ketika (barangkali) semua Rakyat Indonesia mulai bijak dalam menonton tivi, dan sah – sah saja bahkan saya sarankan untuk semuanya saja untuk mulai beralih ke tivi kabel, karena banyak tayangan yang sesuai dengan keinginan penontonnya. Mulai dari yang menayangkan olahraga saja seharian, atau menayangkan filem kartun saja seharian, bahkan untuk ibu-ibu yang suka masak saja seharian juga ada.
Selamat memlih atau bahkan (lebih baik) mematikan tivi dengan tayangan tidak berkualitas.
Hidup Cuma sekali, tapi sekali saja sudah cukup kalau kita mengisinya dengan kebaikan, persis dengan tayangan. Tayangan walau Cuma sekali, sekali saja itu sudah cukup selama berisi kebaikan.
Ganti channel, ganti pemikiran anda...
From denpasar, not with mendol
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H