Banyak bencana yang terjadi saat ini disebabkan oleh perubahan iklim. Dalam film Inconvenient Truth, Al Gore mengatakan tahun 2050 atau 2100 akan terjadi ini itu. Tapi perubahan iklim datang lebih cepat 30-50 tahun. Rajendra Pachauri ketua IPCC PBB mengatakan bencana yang terjadi saat ini lebih buruk daripada skenario yang dibuat IPCC.
otongan pesan di wall group perubahan iklim itu ditulis Rumi Surya. Hampir tiap hari, sebagai member group perubahan iklim, saya menerima mesej dari admin. Semua tentang faktor yang mampu meningkatkan perubahan iklim dunia saya terima, berikut sumber ilmiahnya. Tapi saya tidak berhenti di sana. Pertanyaan pun berseliweran di otak ini. Ada apa dengan dunia ini? Siapa Al Gore? Benarkah ada pemanasan global? Di desa tempat saya tinggal akhir-akhir ini panas. Tidur di bawah, siang-siang mandi di sungai, atau sekedar rebahan di brugak depan rumah jadi solusi. Apa ini akibat pemanasan global? tanya saya. Memang bukan itu saja yang membuat saya bertanya, otak saya tergelitik setelah membaca note "Project Management and Leadership Training on Climate Change 2010" dari temen blogger yang pernah menjadi utusan dari Indonesia dalam sebuah event internasional. Sebuah note yang mengajak para pemuda untuk ikut melindungi bumi dari pemanasan global. Semua alasan tentang pemanasan global saya 'telen bulet-bulet'. Menurut ilmu pengetahuan, bersumber dari goup fesbuk, pemanasan global tidak hanya disebabkan oleh sektor kendaraan, listrik, atau energi saja; tapi juga oleh sektor peternakan. PBB mengatakan bahwa daging adalah penyebab terbesar Pemanasan Global, World Watch Institut mengatakan bahwa setidaknya 51% gas rumah kaca global yang dihasilkan manusia berasal dari peternakan. Penyebab utama pembabatan hutan tropis dunia adalah sektor peternakan. Fakta ini seperti "Inconvenient Truth" bagi kebanyakan orang karena rasa daging yang lezat ternyata membunuh iklim kita, maka seperti Dr. Rajendra Pachauri ketua IPCC PBB, Dr. James Hansen ketua Godard NASA, Yvo De Boer ketua UNFCCC, dan Al Gore adalah vegetarian. Tapi benarkah itu semua? Mari kita telisik satu per satu. Pemanasan global adalah sebuah hoax, klaim para ilmuwan dari kubu kontra Gore. Suhu bumi sesungguhnya hanya berubah sekitar 1 derajat Fahrenheit dalam tempo satu abad. Plus, planet tercinta ini telah mengalami periode zaman es dan periode hangat tanpa ada campur tangan anda dan saya. Ilmuwan yang beranggapan seperti ini, salah satunya adalah Steven Milloy yang memiliki gelar dalam bidang Natural Science dan gelar master dalam Biostatistik dari Universitas John Hopkins. Ia adalah salah satu juri bagi American Association for The Advancement of Science Awards dan ia pernah diminta oleh kongres Amerika untuk bersaksi mengenai masalah-masalah lingkungan. Milloy berkata bahwa pemanasan global adalah "Ibu dari segala ilmu pengetahuan sampah". Ia merujuk kepada perubahan-perubahan suhu bumi yang terjadi secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Milloy juga merujuk kepada protokol Kyoto yang dianggapnya sebagai suatu lelucon. Protokol ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas karbon dunia menjadi 8% pada tahun 2012. 8% adalah level emisi pada tahun 1990. Dan kita juga tahu, sekali lagi Amerika (dibawah Bush) menjadi anak nakal yang menolak protokol ini, kali ini ia juga mendapat dukungan negara-negara Eropa. Well, Tentu saja Amerika dan Eropa akan bersikap seperti itu. Sebuah studi dari Rusia (bukan Amerika) menunjukkan bahwa konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer berada pada level sekitar 370 PPM (Parts per Million) dan bila protokol Kyoto diikuti, maka hal itu hanya akan merubah 1 atau 2 PPM saja pada tahun 2012. Dengan menggunakan data yang disediakan oleh mereka yang mempromosikan Protokol Kyoto, jika setiap negara meratifikasi protokol tersebut, temperatur global rata-rata hanya akan berkurang sekitar 0,0015 derajat centigrades. Pada level ini, dibutuhkan 667 tahun dan $100 Trilyun untuk menurunkan suhu bumi sebanyak 1 derajat centrigades. Dan satu lagi, ketika kita, manusia dianggap sebagai kambing hitam penyebab pemanasan global, EPA (Environmental Protection Agency) memperkirakan bahwa 25% emisi gas metana yang dilepas ke Atmosfer berasal dari kotoran ternak. Dan daging yang di konsumsi manusia seluruh dunia terus meningkat, artinya ternak tersebut di satu sisi tetap berkurang dan di sisi lain bertambah dengan angka yang berimbang. Lalu apa masalahnya? Masalah lain yang dijadikan fakta oleh Al Gore dalam film adalah berkurangnya beruang kutub. Mari kita cross check. Menurut teori, pemanasan global dapat menyebabkan mencairnya es yang merupakan habitat beruang kutub dan menurut para ilmuan (pendukung teori pemanasan global tentunya) populasi beruang kutub mulai berkurang. Padahal kalau kita membaca data Polar Bears International, populasi beruang kutub telah meningkat sekitar 5.000-10.000 ekor pada tahun 1950 hingga sekitar 20.000-25.000 ekor pada tahun 2009. Menurut para ilmuwan penentang Al Gore, pemanasan global memang pernah terjadi, namun itu disebabkan oleh alam dan tidak bisa diprediksi. Walaupun Al Gore mendapat dukungan luas dari para politisi dan media, namun kelihatannya momentum mulai bergeser menjauh darinya. Saya pun berusaha bertanya pada mbah google, eh saya nemuin fakta yang membuat saya yakin, Al Gore telah menipu saya dan orang-orang kebanyakan. Baca saja berita Isu Perubahaan Iklim Cuma Konspirasi, 30 November tahun lalu yang saya temukan di okezone.com versi mobile. Isu mengenai perubahan iklim yang meluas di berbagai belahan dunia, ternyata hanyalah sebuah konspirasi diantara para ilmuwan. Berita tersebut menyeruak setelah sebuah email bocor ke publik, yang menjelaskan kalau para ilmuwan tersebut telah merekayasa data. Akibat email tersebut, George Monbiot, seorang ilmuwan menuntut Phil Jones, Direktur the Climatic Research Unit (CRU) agar mengundurkan diri dari Unit Penelitian Iklim. Dari email tersebut juga terungkap, para ilmuwan termasuk ahli iklim Amerika mengakui tidak menemukan bukti yang kuat terhadap pemanasan global dalam beberapa tahun terakhir. "Kami tidak menemukan catatan yang tepat mengenai indikator-indikator pemanasan global seperti kenaikan permukaan laut, mencairnya gletser dan es di Kutub Utara," tulis email tersebut, yang dikutip Guardian, Senin (30/11/2009). Email dan dokumen yang dimanipulasi oleh beberapa ahli klimatologi terkemuka tersimpan selama 13 tahun di server University of East Anglia. Perihal mengenai bocornya email ini sendiri, dikarenakan ratusan pesan elektronik tersebut telah dicuri, versi pencurian email oleh hacker ini juga bisa di baca di sini. Buat saya gak salah juga menjaga bumi ini dan memang harus, tapi di sisi lain ternyata para ilmuwan bahkan kita yang selalu mendengung-dengungkan pemanasan global telah terjebak dan dibodohi bertahun-tahun dalam konspirasi besarnya pemanasan global manipulatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H