Mohon tunggu...
Rusydi Hikmawan
Rusydi Hikmawan Mohon Tunggu... -

Igauan guru sekolah dasar di kabupaten Lombok Timur, NTB.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu Tuan

23 Juni 2013   07:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:34 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuan yang berkuasa,

tataplah kehidupan kami, hidup di tepi kaki bumi, beratap awan sepi

tak henti meratapi dingin, lelap berselimut kabut.

Mentari yang menemani, memberi semangat untuk menjejaki jalan ini

menekuk sisa tulang, menghempas gelombang bersama angin. Tataplah kehidupan kami

tuan yang berkuasa,

anak kerikil menemani jalan panjang kami, satu generasi terlewati, tajam

menembus hati, anak-anak hanya ingin mengaji.

Tak ada deretan meja kokoh di kelas ini. Separuhnya tinggal menunggu mati

generasimu tak berakal, terpekur imaji: adakah guru datang hari ini?

Tuan yang berkuasa,

pupuk tak terbeli, jutaan bulir padi tak bisa dinikmati. Tiga bulan menanti

ruang perut kami tak bisa menanti. Gemuruh kematian berbaris rapi mengabari

petani akan mati.

tuan yang berkuasa,

bukan tentang materi, nasib kami tak sejalan dengan tumpukan uang sehari

beri kami ruang untuk berdikari, tegakkan rapuh kaki ini

sauh kami berharap mampu menerjang badai

kabar pembangunan jalan menuju sekolah bukan lagi janji

pupuk dan irigasi datang membawa asa yang lama terkubur mati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun