di jalan setapak yang kau lewati
aku berdiri di ujung dan menanti
dahan, bunga, ranting,
dengan anggun berguguran
menyampah di antara kita
kering rupa mereka
sekering air matamu, air mataku
di jalan setapak yang kita lewati
kita berdiam diri
menikmati sinar matahari terakhir
yang kemudian sirna di kedua matamu
dan segala kegusaran
di hatiku dan hatimu
bertaut, sampai layu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!