Mohon tunggu...
Mena Oktariyana
Mena Oktariyana Mohon Tunggu... Penulis - a reader

nevermore

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

5 Buku Penting Karya George Orwell yang Harus Kalian Baca

19 Juli 2020   19:22 Diperbarui: 19 Juli 2020   19:13 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source digitalgallery.nypl.org

George Orwell adalah seorang penulis sekaligus jurnalis asal Inggris yang berjuang melawan ketidakadilan sosial dan totaliterisme. Dia dianggap sebagai salah satu penulis yang paling berpengaruh di abad ke-20, dan merupakan penulis Inggris terbaik kedua sejak 1945 versi The Times. Orwell menulis kritik sastra, puisi, dan novel. Dia juga terkenal karena esai-esainya yang membahas tentang isu-isu politik, sastra, bahasa, budaya, dan secara kritis telah memengaruhi konsepsi kontemporer kita tentang realita.

1. Down and Out in Paris and London (1933)

source digitalgallery.nypl.org
source digitalgallery.nypl.org
Pada tahun 1928, anak muda yang menulis buku ini belum dikenal sebagai "George Orwell", melainkan sebagai Eric Blair. Dia menulis buku ini jauh sebelum Animal Farm dan 1984 menjadi terkenal di seluruh dunia. Dibungkus dengan aura unik dari bakat sastra yang dimilikinya serta perpaduan humor, dan deskripsi realistis yang bersumber dari pengalamannya selama tinggal di kota metropolitan Eropa, Paris dan London. Orwell menghadapi kelaparan, kondisi yang mengenaskan, diabaikan dan tinggal di jalanan serta rumah tunawisma.

Buku ini adalah pernyataan keras terhadap ketidakadilan sosial yang membuat orang-orang mati kelaparan dan tidak memiliki tempat tinggal. Down and Out in Paris and London mungkin bukan sebuah mahakarya, tetapi buku ini sama pentingnya dengan karya-karya Orwell yang lain. Buku ini mungkin juga bukan konsepsi yang menarik dari imajinasi Orwellian yang mengagumkan, tetapi buku ini sebenarnya merupakan penggambaran akurat dari realitas sehari-hari yang begitu kejam, yang mampu memberikan tamparan keras pada kita semua.

2. Keep the Aspidistra Flying (1936)

tangkapan layar dari ecommerce
tangkapan layar dari ecommerce
Orwell menggunakan karakter Gordon Comstock sebagai alat untuk menggambarkan gagasan dan pemikirannya sendiri mengenai kekuatan uang, pemisahan kelas sosial, dan eksploitasi ekonomi pada kelompok masyarakat kelas bawah. Selebihnya, karakter dari buku ini sesuai dengan latar belakang lingkungan kelas menengah yang khas, yang sepenuhnya dikuasai oleh mekanisme sistem.

Di dalam buku ini, Gordon menolak gaya hidup mereka, memutuskan untuk tidak menjadi bagian dari sistem. Keputusan yang secara paradoks membuatnya merasa tidak bebas. Hidup di lingkungan masyarakat pinggiran membuatnya tidak bisa menulis, tidak bisa bepergian, tidak bisa bercinta, tidak bisa hidup. 

Pada akhirnya dia harus berkompromi, kembali ke pekerjaannya, menikah, dan terintegrasi sepenuhnya ke dalam masyarakat yang ia benci. Sebuah perjalanan menyeramkan dari pribadi yang tersiksa oleh sistem, hal ini sangat relate dengan masalah eksistensial dan pertanyaan moral orang banyak.

3. Homage to Catalonia (1938)

source bbc.co.uk
source bbc.co.uk

Buku ini menceritakan keterlibatan Orwell dalam Perang Saudara di Spanyol pada tahun 1936. Dia menulis laporan untuk surat kabar Inggris, meskipun tidak secara ekslusif dengan kerangka identitas jurnalis, tetapi kemudian berubah menjadi partisipasi aktif dan nyata, di mana ia mengangkat senjata dan berdiri di garis depan untuk mendukung cita-citanya dan berjuang bersama rakyat Spanyol melawan fasisme Franco. Buku Homage to Catalonia adalah deskripsi dari pengalaman penulis dalam pertempuran dalam meraih kebebasan dan mewujudkan dunia yang lebih baik.

4. Animal Farm (1945)

source spectator.us
source spectator.us

Animal Farm adalah alegori Orwellian yang unik tentang Stalinisme dan sistem totaliter. George Orwell merupakan pendukung kuat paham sosialisme, yaitu anarcho-syndicalism dan juga Trotskyism. Orwell meyakini bahwa Uni Soviet bukanlah negara sosialis sejati, melainkan hanya bentuk lain dari negara totaliter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun