Saya mulai berpikir untuk benar-benar melepas jilbab. Saya sadar saya tidak pernah sepenuhnya berjilbab atas dasar keinginan murni hati saya. Saya sadar, saya hanya mengikuti orang lain dan lingkungan. Dan saya mulai lelah.
Di Indonesia, perempuan berjilbab akan sangat diapresiasi. Stereotip mengatakan bahwa perempuan berjilbab akan terhindar dari tindak kejahatan lelaki. Melindungi diri dari godaan laki-laki di luar sana. Berimage religius dan itu bagus.
Saya sadar, stereotip itu tidak benar, dan saya sudah termakan itu selama 8 tahun lamanya. Saya sudah makin dewasa, saya harus berani mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidup saya dan berhenti untuk mencemaskan apa yang akan orang lain pikirkan tentang pilihan saya. Kalau saya terus-terusan memikirkan apa kata orang, saya jamin saya akan gila.
Saya merasa ini yang terbaik. Dengan tidak berjilbab, saya tetap merasa menjadi manusia baik dan normal. Dengan melepas jilbab, saya tidak seketika menjadi psikopat, pelacur, penjahat, atau perempuan hina yang pantas di cela. Saya tetap memakai pakaian yang sopan dan tertutup demi kenyamanan.
Jadi semua kembali lagi ke niat hati kita masing-masing. Dulu saya belum cukup dewasa untuk memahami tentang semua ini. Saya merasa lebih nyaman dengan tidak berjilbab, harus saya akui itu. Saya lebih menjadi diri saya sendiri dan itu PENTING.
Jadi berhentilah menghakimi pilihan orang lain dan saling menghargai saja, itu jauh lebih baik.
Just be yourself and listen to your heart.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H