Mohon tunggu...
Hasim Adnan
Hasim Adnan Mohon Tunggu... -

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Politik

(Mem) Fitnah Ahok

6 April 2016   19:44 Diperbarui: 6 April 2016   20:34 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.kaskus.co.id/thread/53a4347560e24bc1728b45ec/wpap-kreatifitas-tidak-ada-habisnya/"][/caption]

Ahok? yaa siapa yang tak kenal Ahok? Calon Gubernur DKI yang juga petahana ini begitu fenomenal dan menjadi media darling. Hampir setiap detik, namanya muncul di jagat media. Saking terkenalnya Ahok, ada cerita lucu yang pernah dituturkan Cak Imin dalam sebuah pertemuan silaturahim Ajengan Se Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Ceritanya terjadi ketika masa kampanye Pileg 2014 lalu, ada seorang Caleg DPR RI tengah berkampanye di wilayah Pantura Indramayu dengan membagi-bagikan bantuan berupa perahu kepada nelayan setempat. Ketika berorasi, sang Caleg yang juga keturunan Etnis Tionghoa bertanya kepada para nelayan yang hadir.

“Bapak Ibu sudah kenal saya? tanyanya bersemangat.

“Kenaaaaalll”, terdengar jawaban kompak dari para nelayan.

“Oke kalau begitu, sekarang saya tanya kepada bapak ibu yang hadir di sini. Ada yang tahu siapa nama saya?”, Ujar sang Caleg meneruskan.

“Aaahoooookk...Aaaahooookkk”, teriak para nelayan.

Begitulah nama dan wajah Ahok dikenal oleh para nelayan Indramayu yang saat itu hadir. Dan harus diakui, Ahok memang fenomenal. Gayanya yang ceplas-ceplos, nada bicaranya yang tinggi sehingga dikesankan hobinya marah-marah, tidak menyurutkan nilai jual bagi media yang memuat berita terkait dirinya. Salah satu kehebatan Ahok adalah karena dirinya punya ajian yang bisa menyedot kekuatan lawan dengan cepat.

Kalau diibaratkan, Ahok itu seperti tokoh Prabu Arimba dalam cerita pewayangan yang memiliki kesaktian (sebagaimana diakui Yusril Ihza Mahendra yang mengatakan bahwa Ahok itu sakti) menyedot tenaga lawan dengan cepat. Siapapun lawan yang langsung menyentuh Ahok dipastikan tenaganya akan susut. Semakin sering bersentuhan secara langsung, semakin cepat tenaga lawan tersedot. Dan realita di lapangan menunjukkan hal itu, lawan-lawan ahok yang menohok Ahok secara langsung, baik dengan cara sentimen keagamaan ataupun yang lainnya, lambat laun mulai meredup. Alih-alih menjatuhkan, yang ada ketenaran Ahok tambah terkerek naik.

Sebenarnya Ahok sendiri sudah membuka celah bagaimana dirinya bisa ditandingi (baca: dikalahkan), dalam salah satu pernyataannya yang dikutip sejumlah media, Ahok secara lugas bilang, “Pilkada ini kadang-kadang saya kasihan. Tahu enggak? Orang mau jadi gubernur, mau nantang saya, harusnya pikirin program. Jangan tiap hari cuma mikir gimana ngalahin Ahok, pakai fitnah-fitnah segala," (29/3).

Saya mengamini apa yang dikatakan Ahok, terutama terkait dengan menyebar fitnah untuk menjatuhkan lawan. Karena sebagaimana ajaran yang saya yakini bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Terkait fitnah ini saya juga punya cerita tersendiri. Begini ceritanya, di sebuah Hotel Prodeo ada seseorang yang sangat ditakuti oleh semua penghuninya karena dia dikenal sebagai si Jagal paling bengis, alias tukang bunuh orang. Nah, suatu ketika, datang tahanan yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun