Mohon tunggu...
Menan Pane
Menan Pane Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menyukai kesederhanaan, mengagumi indah dan dahsyatnya kebersamaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kutu Pelangi

8 Mei 2014   18:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

untuk para wakil rakyat, pejabat; para koruptor dan anjing-anjing partai:
.............
ada pelangi
ada
ada
ada warna-warni menggelitik
...............

mimpi ini bukan hampar kain dan lembar bias sinar matahari
yang bisa kau curi atau tutupi
tapi kutu-kutu merah jingga kuning hijau biru nila ungu warna-warni
mimpi kini adalah perih gatal tak terperi mencakar disana-sini
pijar lelatu dari ujung rambut menjalar hingga ujung jemari kaki
yang menghidupkan tubuh-tubuh lunglai yang nyaris mati

kami takkan berhenti hingga kau kami basmi habis sama sekali
dua atau tiga periode transisi politik di negri ini

kami takkan pernah berhenti

oleh perih pedih gatal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun