Mohon tunggu...
Memi Meyhonk
Memi Meyhonk Mohon Tunggu... Wiraswasta - Emak pembelajar yang selalu ingin mencoba banyak hal

Menulis adalah salah satu cara saya untuk mengekspresikan diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Rindu Ayahanda

10 Januari 2020   07:04 Diperbarui: 10 Januari 2020   07:25 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Subuh selepas adzan
Cuaca dingin menyapa
Tak lama aku keluar mencari angin yang dihembuskan alam
Aku tahu angin itu akan mendinginkan hatiku
Karna alam takkan pernah salah

Kulihat beberapa bapak berjalan hendak pulang
Selepas berjamaah subuh di masjid

Oh kenapa tiba - tiba hati ini terasa lain
Air mata jatuh tak terbendung lagi
Aku rindu Ayahanda yang dulu selalu berdiri di sana
Di shaf sholat yang begitu rapi

Ya Allah ya Rabb
Meminta memang seharusnya tidak kulakukan saat ini
Tapi aku rindu ingin memeluknya
Ayahanda yang kini telah tiada
Sampai saat ini aku masih belum menemukan  siapapun

Yang bisa menggantikannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun