Kebetulan saat itu, teman kakak sudah tidak mengelola konter JNE karena kesibukannya. Akhirnya, kakak memberikan kepercayaan kepada saya dan suami untuk mengelola konter barunya. Kami pun memulai dari awal untuk menjadi bagian dari JNE.
Kakak selalu ada untuk memberi solusi. Pernah suatu ketika ada seseorang yang bilang padaku, "Lihat si kakak, dia lulusan universitas terkenal di Indonesia, tapi lihat (jadi) apa dia sekarang...(ya kakak hanya seorang kurir)". Pernyataan yang sempat membuatku hampir kufur nikmat. Setelah aku pikir, "Kenapa orang hanya melihat keberhasilan seseorang dari jabatannya."
Lihat lebih dalam. Bagaimana kakak membanting tulang siang malam untuk orang tua dan adik-adiknya. Apabila mau kakak bisa mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang orang awam bilang jadi orang yang berhasil. Bisa saja, tapi pekerjaan itu akan menjauhkannya dari orang tua. Sementara bakti anak laki-laki adalah kepada orang tuanya.
Ya kakak memang hanya seorang "kurir" JNE. Tapi melalui JNE dan kehendak Tuhan tentunya, ada beberapa orang yang bisa dia pekerjakan. Ingatku akan ucapannya sepuluh tahun yang lalu saat ia resign dari perusahaan tempatnya bekerja. Dia bilang, "Aku keluar dari pekerjaanku, setidaknya ada lowongan pekerjaan yang bisa diisi oleh orang lain untuk menggantikan posisiku." Dalam tindakan dan keputusannya, dia memikirkan manfaatnya untuk orang lain. membuat orang lain bahagia juga membuat kita lebih bahagia.
Meskipun tidak berstatus sebagai karyawan, kami bangga menjadi bagian dari kebahagian JNE. Dan tentu saja, bersama JNE kami berharap selalu dapat membagikan kebahagian dan manfaat bagi masyarakat. Jaya terus untuk JNE. Connecting happiness. #berbagi #memberi #menyantuni