Mohon tunggu...
memik zunainingsih
memik zunainingsih Mohon Tunggu... Sales - ibu rumah tangga

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melangkah Bersama JNE, Berbagi Kebahagiaan

31 Desember 2020   10:55 Diperbarui: 31 Desember 2020   11:04 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini berawal pada awal tahun 2012.

Keluarga kami adalah keluarga biasa dengan kehidupan yang sederhana. Bapak seorang montir, ibu seorang penjahit, adik masih sekolah, kakak seorang konsultan independen, sedangkan aku sendiri hanya karyawan di sebuah penerbitan kecil.

Bapak memiliki penyakit asma. Penyakit tersebut rawan kambuh terlebih pekerjaan bapak sebagai montir yang banyak menghirup asap knalpot dan debu.

Pada saat itu kakak bekerja di Kalimantan. Suatu hari, kakak menelopon bapak untuk dikirimi alquran karena ada temannya yang menjadi mualaf. Bapak pun membeli alquran dan mengirimnya melalui sebuah konter JNE di Solo. Di situ bapak memiliki ide untuk membuka konter JNE di rumah. Kebetulan rumah kami berada di pinggir jalan raya provinsi.

Bapak menanyakan syarat membuka konter JNE kepada petugas konter tempatnya mengirim paket. Petugas konter menyarankan untuk bertanya ke kantor pusat. Karena rumah kami termasuk area Sragen, bapak pun pergi ke kantor pusat yang dimaksud.

Singkat cerita, bapak melengkapi syarat-syarat membuka konter baru. Tak lupa, rumah kami disurvey dari kantor pusat Sragen. Setelah dirasa layak, bapak pun dapat memulai usahanya menjadi MITRA JNE. Dengan usaha bapak dan kiriman uang dari kakak menjadi modal awal bapak membuka konternya. Bapak menutup bengkelnya, sedangkan ibu membantu bapak di konter JNE, meskipun masih menjadi penjahit.

Konter JNE bapak mulai beroperasi di pertengahan tahun 2012. Saat itu, pengerjaannya masih manual. Resi masih ditulis tangan. Tarif ongkir masih melihat di buku panduan. Ibu bertugas sebagai seles konter. Sementara itu, bapak mengantar paket yang diterima ke gudang yang saat itu masih jadi satu dengan Solo. Selain itu, bapak menjadi kurir di kecamatan konter berada.

Ingat cerita bapak saat ngurir di sebuah desa di sana dan mengantarkan paket di sebuah sekolah. Setelah mengantarkan paket tersebut, bapak jatuh dari motor. Bapak mengalami cidera kaki. Untung tidak parah, bapak bisa menaiki motornya sendiri untuk pulang. Sebelum pulang, bapak mampir ke bidan desa setempat untuk merawat lukanya agar tidak infeksi.

Pernah juga, bapak harus mengantar paket ke gudang. Saat itu, keluarga kami belum memiliki mobil. Bapak mengantar barang yang ukurannya cukup panjang dengan sepeda motor. Paket diletakkan dengan posisi membujur. Saat akan tancap gas, tanpa disadari bagian ujung paket menyangkut di benner yang dipasang di atap depan rumah. Otomatis bapak pun terjatuh. Untungnya paket yang dibawa bapak baik-baik saja. Meskipun sepeda motor ada sedikit kerusakan. Dan sampai saat ini bagian yang rusak tersebut tidak diganti karena tak berpengaruh terhadap kerja motor.

Di tahun-tahun pertama konter JNE bapak belum begitu ramai. Dalam sehari bisa hanya menerima 1-3 paket. Tapi bapak dan ibu tetap sabar dalam menjalankan usahanya. Pernah suatu ketika dalam sebulan hanya mendapat penghasilan kurang dari satu juta. Saat itu, ada teman bapak yang datang untuk meminjam uang. 

Di saat keluarga kami juga membutuhkan, bapak merasa temannya lebih butuh. Dengan ikhlas, bapak meminjamkan setengah dari penghasilannya kepada temannya itu. Bapak meminjamkan uang itu tanpa jaminan dan tanpa bunga. Bapak memang selalu begitu. Beliau suka memberi kepada orang lain dengan tulus, terutama bagi orang yang membutuhkan, meskipun di mataku dan ibu, keluarga kami juga butuh. Tapi seiring berjalannya waktu ternyata keputusan bapak benar, kita masih bisa survive.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun