A. Identitas Buku
- Judul            : Kumpulan Bahan Mata Kuliah Worldview Islam
- Penulis          : Agus Riyadi, S.Pd.I., M.Pd. dan Rahmat Mulyana Nugraha, M.Pd.
- Penerbit         : Condong Press
- Tahun Terbit    : 2022
- Tebal Halaman  : 233 halaman
- ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â :978-623-92982-3-6
B. Pendahuluan
  Buku tentang pandangan dunia Islam adalah bacaan yang penting untuk siapa pun yang ingin memahami perspektif Islam mengenai kehidupan, dunia, dan eksistensi manusia. Pandangan dunia dalam Islam mencakup nilai, prinsip, dan cara berpikir yang diperoleh dari Al-Qur'an dan Hadis. Ini membentuk cara umat Islam memahami alam semesta, tujuan hidup, hubungan dengan Tuhan, dan peran sebagai khalifah di bumi. Belajar pandangan dunia Islam penting bagi umat Muslim untuk memperkuat identitas dan keyakinan, serta bagi mereka yang ingin memahami keragaman budaya dan perspektif filosofis dari agama ini. Buku ini membahas dasar-dasar dan konsep-konsep penting dari pandangan dunia Islam. Topik yang dibahas termasuk tauhid (keesaan Tuhan), takdir, etika, dan kehidupan akhirat. Selain itu, buku ini juga menekankan perbedaan antara pandangan dunia Islam dengan pandangan dunia lain seperti pandangan Barat yang lebih menekankan materialisme dan individualisme. Dengan membandingkan keduanya, kita dapat memahami kenapa nilai-nilai Islam itu berbeda dan dampaknya pada gaya hidup dan budaya. Dengan membaca ulasan ini, diharapkan pembaca dapat memahami isi, tujuan, dan manfaat buku yang membahas pandangan dunia Islam.
C. Intisari Buku
  Nietzsche mempercayai bahwasannva Worldview lahir dari kebudayaan seseorang karena adanva nilai budaya. "Believes worldview are culture entitas... " terjemah bebasnya yaitu ia mempercayai bahwasannva Worldview lahir dari kebudayaan seseorang karena adanva entitas budaya/ Produk Budaya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwasannya Worldview adalah produk budaya, yang mempengaruhi Worldview seseorang adalan budavanya sendiri. Berbeda dengan pendapat Wittgenstein, yaitu "  worldview is a way of thingking about reality that rejects the notion" artinya jalan berpikir tentang realita dengan menggunakan bahasa dan menolak gagasan seseorang yang mempunyai pengetahuan objektif realita. Lebih spesifik lagi dengan ungkapan Michel Cault bahwasannya "... Worldview are merely the linguistic construction of a power elite" artinya Worldview: Hanyalah konstruk bahasa dari kalangan elit penguasa.
  Pakar Barat mendefinisikan istilah worldview dalam bentuk keyakinan yang bersifat duniawi yang diaplikasikan dalam menjalani kehidupan. Selain perspektif tokoh-tokoh Barat yang bersifat sekuler, ada pula perspektif menurut pandangan Islam. Sayyid Qutb  menyatakan bahwasannya worldview adalah akumulas dari keyaknan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap muslim, yang memberi gambaran khusus tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu. Menurut Sayyid Qutub worldview merupakan sebuah cara pandang yang bersumber dari wahyu. Ia menjadi barometer dalam menimbang sesuatu sehingga benar-benar dapat diterapkan dalam aspek-aspek kehidupan seorang muslim. Jalan hidup yang ditempuh seseorang akan menyimpang dari rel-rel  yang telah digariskan Allah SWT apabila tidak menjadikan sebagai berkeyakinan. acuan dalam berpikir dan berkeyakinan.  Worldview dalam perspektif ulama muslim berorientasi pada nilai-nilai tauhid serta mengintegrasikan antara aspek dunia dan akhirat secara komperhensif.
  Worldview dan sains satu sama lain memilik hubungan dalam berbagai aspek. Gurol Irzik dalam papernya "worldview and their relation to science" menyebutkan bahwa sains memberi jawaban atas apa yang menjadi domain worldview. Hal ini dapat diartikan bahwa ilmu pengetahuan bisa menjelaskan dengan spesifik terkait apa yang tidak bisa dipecahkan oleh worldview. Kemudian la menambahkan sejak revolusi abad ke 17 banyak terjadi perubahan cara pandang seseorang seiring bertambahnya kemajuan ilmu pengetahuan. Pada saat itu para saintifik lebih banyak menggunakan worldview dalam membangun dan mengembangkan sebuah peradaban yang lebih dinamis. Maka dari itu ada keterkaitan antara pandangan hidup dan sains, bahkan dengan agama sekalipun karena dalam pandangan hidup terdapat sebuah kepercayaan dalam menafsirkan dunia yang dipegang teguh oleh seseorang. oleh karena itu, secara umum ketiga komponen tersebut memiliki relevansi tanpa mengganggu satu sama lain. Alhasil ilmu mempunyai relevansi atau keterkaitan dengan worldview atau pandangan hidup. Hal ini bukan berarti bahwa ilmu pengetahuan dapat menjawab setiap pertanyaan pandangan hidup, tetapi ilmu pengetahuan merupakan sumber yang kaya dan kuat dalam berpardangan hidup. Seseorang bisa berpandangan hidup karena ia mempunyai ilmu pengetahuan.
  Selain sains, bahasa juga memili keterkaitan dengan worldview. Pandangan dunia terkait erat dengan bahasa. Bahasa adalah cara utama untuk mengekspresikan, mempertahankan, dan mentransmisikan pandangan dunia seseorang atau kelompok. Jika kita membaca ilmu linguistik, akan ditemukan pendapat Sapir dan Whorf tentang keterkaitan antara kebudayaan dengan bahasa. Ia mengemukakan bahwasannya bahasa mempunyai ketekaitan dengan kebudayaan suatu bangsa. Sebagai contoh, makanan pokok orang Inggris adalah roti sedangkan makan pokoknya orang Indonesia adalah nasi, karena makanan pokok tersebut nasi, maka Indonesia lahirlah bahasa yang lain, seperti gabah, tepung dan lain-lain. Sedangkan di Inggris hanya ada satu kata yaitu rice dan tidak mengenal istilah yang lain. Begitu pula dengan pandangan hidup, bahasa sangatlah mempengaruhinya.
  Adapun woeldview sebagai asas epistemology islam yaitu sebagai berikut. Karena pandangan hidup telah menjadi konsep-konsep terstruktur dalam pikiran seseorang maka ia akan mempengaruhi proses berfikir seseorang atau dapat digambarkan sebagai vicious circle (lingkaran setan), dimana yang satu dapat mempengaruhi yang lain. Kepercayaan terhadap pengetahuan apa tentang Tuhan, misalnya, membuat pengetahuan non-empiris menjadi mungkin (possible). Sebaliknya ingkar terhadap pengetahuan tentang Tuhan dapat berakibat pada menafikan pengetahuan non-empiris (metafisis). Demikian pula dalam masalah moralitas. Prinsip ontologi dalam Islam dapat disebut juga sebagai visi metafisis tentang wujud dan realitas tertinggi yang diambil dari wahyu. Wujud Tuhan sebagai realitas tertinggi dalam Islam adalah sentral. Dalam Islam realitas alan fisik yang nampak (sensible world) dipandang sebagai realitas relatif yang berhubungan dan bergantung pada realitas metarisis yang absolut. Struktur ontologi yang dalam terminologi Islam dikategorikan menjadi lam al-mulk dan lam al-shahdah, menunjukkan bahwa pencarian ilmu dalam Islam tidaklah sekedar persoalan indera dan akal yang analitis yang bidang operasionalnya dalam sains modern dibatasi oleh realitas alam dan pengalaman inderawi, la melibatkan realitas sebab hanya dalam konteks realitas inilah maka hakekat dan ari pentingnya realitas alam yang nyata ini dapat dipahami. Maka dari itu dalam sains Islam, pengetahuan pragmatis horizontal (diskriptif dan prediktif) tentang realitas alam berada dibawah pengetahuan vertikal kontemplatif dan apresiatif tentang makna kedua alam itu.
  Setiap agama dan peradaban mempunyai worldview, vision atau mabda masing-masing. Sehingga istilah pandangan hidup itu ada pada agama dan semua peradaban didunia ini seperti halnya Western worldview, Christian worldview, Hindu worldview dan lain-lain. Begitu pula dengan Islam. Ketika kata sifat Islam diletakkan didepan kata worldview, vision atau Mabda' maka makna etimologis dan terminologis menjadi berubah. Terdapat Tiga perbedaan terkait pandangan hidup dalam suatu peradaban diantaranya adalah Islam, Kristen dan Sekuler (Barat). Pertama, Worldview Barat atau sekular lebih mengarah kepada sesuatu yang bersifat keduniaan dan lebih menekankan kepada hal-hal yang bersifat rasional serta dapat dirasakan oleh panca indra. Pernyataan komitmen, mental, visi, konsep dan keyakinan yang ada dalam konsep worldview mereka hanya mengerucut pada aspek keduniaan saja. Kedua, Kristen lebih menekankan kepada doktrin atau ajaran atau dogma. Sedangkan Ketiga, dalam perspektif Islam, terma Worldview didefinisikan sebagai pandangan/prinsip hidup yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dengan mengintegrasikan secara komperhensif antara dunia dan akhirat baik yang berhubungan dengan Allah maupun manusia itu sendiri. Ketika seseorang berbuat, bekerja, berfikir dan melakukan seluruh aktifitas kehidupannya cara pandang yang digunakan adalah.cara pandang Islam, ketika manusia berfikir, bagaimana ia berfikir yang islami, ketika manusia bekerja, bagaimana ia bekerja islami sesuai dengan ajaran Islam, ketika manusia menentukan sesuatu, bagaimana sesuatu itu sesuai dengan ajaran dan syariat islam dan berdasarkan kepada nilai-nilai tauhid.
  Islam adalah nama sebuah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Makna "Islam" itu sendiri digambarkan oleh Nabi Muhammad saw dalam berbagai sabda beliau. Imam al- Nawawi dalam Kitab hadits-nya yang terkenal, al-Arba'in al- Nawsawiyah, menyebutkan definisi Islam pada hadits kedua: "Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selam Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah berkemampuan melaksanakannya." (HR Muslim). Hadits Nabi Muhammad saw yang menjelaskan tentang makna Islam itu, sesungguhnya telah menggambarkan bagaimana konsep 'Islamic worldview'. Konsep syahadat menjelaskan kaitan langsung antara konsep Tuhan dalam Islam dengan konsep kenabian, dan sekaligus konsep wahyu dan kemudian menurun pada konsep syariat. Dalam konsep Islamic worldview justru konsep kenabian Muhammad saw menduduki posisi yang sentral.  Sebab hanya melalui wahyu yang diturunkan kepada utusannya yang terakhir (Muhammad saw), Allah SWT menjelaskan segala sesuatu tentang Diri-Nya dan tentang bagaimana tata cara manusia untuk beribadah kepada-Nya (konsep penyerahan diri the way of submission). Karena itu, tidak ada Islam jika tidak ada keimanan terhadap kenabian Muhammad saw. Keimanan kepada Nabi Muhammad saw adalah kunci bagi seluruh keimanan yang lain Sebab, Allah menurunkan wahyu-Nya, yakni al-Quran, melalui para utusan-Nya. Dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah yang terakhir, la nabiyya ba'dahu, tidak ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad saw.