Menambahkan tulisan Dahlan Iskan, berjudul UT Ojat, pada https://disway.id/read/677049/ut-ojat, Kamis 05-01-2023, bagi Anda yang sibuk bekerja dan tinggal di mana saja, ingin kuliah S1, S2 atau S3, segera bergabung dengan Universitas Terbuka (UT)
Bekerja, bukan alasan tidak bisa melanjutkan kuliah karena kesibukan dengan pekerjaan, jangan khawatir, melanjutkan kuliah di UT saja, dengan program perkuliahan yang serba online dan jarak jauh, kuliah bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Program semacam ini memang dibuat untuk mahasiswa yang sedang menjadi karyawan agar mereka bisa tetap mengembangkan diri di tengah keterbatasan waktu dan biaya. Menjadi mahasiswa sekaligus pekerja juga bukan hal aneh, apalagi jika kita memiliki time management yang baik. Bahkan bagi sebagian orang, bekerja sambil berkuliah memiliki beberapa manfaat yang mungkin belum bisa dirasakan oleh mahasiswa biasa (konvensional)
Penulis mewawancarai Neni Suryani, mahasiswa UT program studi Ilmu Komunikasi, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong, bekerja sambil kuliah di UT Pokjar Hongkong, tinggal di daerah Tsuenwan West, Hongkong.
"Saya seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong, bekerja sambil kuliah di UT Pokjar Hongkong, tinggal di daerah Tsuenwan West, Hongkong. Walaupun kami hidup dan bekerja di perantauan, namun kami ingin meraih cita-cita untuk masa depan yang jauh lebih baik lagi. Saya bekerja sebagai perawat orangtua lanjut usia atau panti jompo di Hong Kong, sekarang melanjutkan kuliah di UT, sudah semester 6 di Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) UT," ujarnya saat diwawancarai online oleh penulis
Mereka yang menjadi pekerja sekaligus mahasiswa tentu memiliki pengalaman hidup berbeda. Pola pikirnya pun tidak bisa disamakan dengan mahasiswa biasa. Inilah mengapa, tidak semua orang bisa menjadi mahasiswa sekaligus pekerja. Jadi ketika memiliki kesempatan itu, manfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas diri sekaligus memperkaya pengalaman.
Sementara itu, Nur Aisiyah, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, FHISIP UT, sebagai pekerja migran di Taiwan. Perempuan yang akrab disapa Nur ini mengungkapkan bahwa, "Saya bekerja sebagai perawat lansia di Taiwan, waktu bekerja di panti jompo di Taiwan berlangsung setiap hari selama 12 jam. Shift pagi dimulai pukul 08.00 pagi dan pergantian shift malam pukul 20.00, begitulah kami bekerja setiap hari," ujarnya kepada penulis ketika diwawancara online
"Meski kami bekerja di negeri orang, dengan pekerjaan yang sangat sibuk, kami berusaha dan ingin membuktikan masih bisa berjuang kuliah di UT. Kami merasakan kuliah di UT tidak mudah, kami harus bisa membagi waktu untuk bekerja dan kuliah, menyelesaikan tugas-tugas kuliah bukanlah hal yang mudah, butuh perjuangan luar biasa disertai kedisiplinan dan kemandirian belajar, kami harus pandai membagi waktu, fokus, perhatian dan membangun motivasi yang tiada henti," ungkap mahasiswa UT yang sudah 6 tahun bekerja di Taiwan menutup pembicaraan kami
Begitulah suka dan duka menjadi mahasiswa sekaligus pekerja, mahasiswa bisa langsung pengaplikasikan teori yang didapat di perkuliahan dalam dunia kerja. Terlebih lagi, bidang studi yang diambil sesuai dengan lini pekerjaan yang dijalani. Begitu pula sebaliknya, pengalaman di tempat kerja bisa dijadikan sumber untuk menyelesaikan tugas kuliah dan memahami teori yang didapatkan ketika menjadi mahasiswa.
