Pesta olahraga negara-negara di benua Asia yang biasa dikenal Asian Games diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Tahun depan di tanggal 18 Agustus 2018 - 2 September 2018, penyelenggaraan Asian Games edisi ke-18 atau yang lebih dikenal Asian Games XVIII akan dilaksanakan di Indonesia dengan tempat pelaksanaan Jakarta dan Palembang. Ini merupakan ke dua kalinya Indonesia dipercayakan menjadi tuan rumah Asian Games setelah sebelumnya di tahun 1962 Jakarta menjadi tuan rumah edisi ke-4 Asian Games.Â
Sudah menjadi rahasia umum dalam pelaksanaan pesta olahraga antar negara-negara, siapapun yang menjadi tuan rumah selalu ingin tampil semaksimal mungkin guna meraih medali sebanyak-banyaknya agar mendongkrak posisi klasemen akhir jumlah total perolehan medali. Kontingen tuan rumah biasanya memfokuskan pada Cabang Olahraga (Cabor) andalan yang memiliki potensi besar untuk menyumbangkan medali.
Dalam penyelenggaraan Asian Games XVIII nanti, jumlah Cabor yang akan dipertandingkan sebanyak 40 cabang, (kalo tidak salah terdiri dari 33 cabang olahraga olimpiade dan 7 cabang olahraga non olimpiade) dan memperebutkan 462 keping medali emas. Â Dalam hal ini, Â menarik untuk mengetahui seberapa besar dan berapa banyak peluang Indonesia untuk memperoleh medali emas dan medali lainnya.Â
Terlebih, di Asian Games 2018 pemerintah melalui Menpora menargetkan jika kontingen Indonesia masuk 10 besar pengumpul medali terbanyak. Pada Asian Games XVII 2014 di Incheon, Korea Selatan, kontingen Indonesia hanya bisa finish diurutan 17 (dari 37 negara yang memperoleh medali) dengan membawa pulang 4 keping medali medali emas, 5 medali perak dan 11 medali perunggu. 4 medali emas pada Asian games 2014 lalu disumbangkan dari Cabor Bulutangkis yang menyumbangkan 2 emas, serta atletik dan wushu yang masing-masing menyumbang satu medali emas.
Untuk memenuhi target masuk 10 besar Asia memang terlihat muluk, karena hal tersebut bukan merupakan pekerjaan gampang bagi kontingen Indonesia. Di tahun ini saja prestasi Indonesia di Sea Games Kuala Lumpur 2017 terbilang mengecewakan, Â karena Indonesia tak mampu perbaiki peringkat. Bahkan dari jumlah perolehan medali emas, perolehan cenderung menurun dari sebelumnya 47 medali emas di Sea Games 2015 menjadi 38 medali emas di Sea Games 2017. Â
Namun, kegagalan di Sea Games 2017 bukan berarti membuat  target masuk 10 besar  di Asia menjadi hal yang tidak mungkin  dicapai oleh kontingen Indonesia. Dengan menjadi tuan rumah setidaknya memiliki daya magis tersendiri bagi atlet-atlet yang akan bertanding maupun berlomba.Â
Meskipun demikian, guna mencapai target 10 besar, tentunya diperlukan persiapan-persiapan ataupun strategi khusus serta kerja keras maupun pengorbanan, baik itu mengenai kesiapan atlet, pelatih, official, manajemen maupun hal-hal lainnya yang mendukung tercapainya target yang ditetapkan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat lawan-lawan dalam pesta olahraga ini semakin kompetitif disemua cabang olahraga.
Di Asian Games XVII 2018 nanti, setidaknya 20 keping medali emas menjadi target Kontingen Indonesia, dengan memfokuskan pada 15 Cabor yang berpotensi menyumbangkan medali emas dari 22 Cabor yang diprediksi menyumbangkan medali. Adapun 20 keping medali emas ditargetkan didapat dari panahan (1 emas), bulutangkis (2), atletik (1), boling (1), bridge (2), kano/rowing (1), sepeda (2), jetski (2), karate (1), paragliding (1), pencak silat (2), sport climbing (1), taekwondo (1), angkat besi (1), dan wushu (1).
Tak bisa di pungkiri peran pemerintah dalam mewujudkan target masuk 10 besar sangat besar, terutama dalam menjamin kesejahteraan para atlet. Jangan sampai keluar lagi curhatan-curhatan dari atlet-atlet berprestasi seperti Eki Febri Ekawati atlet tolak puluru putri Indonesia yang medali emas  di Sea Games 2017. Eki Febri Ekawati melakukan curhat di akun twitternya karean uang akomodasinya belum dibayarkan selama 8 bulan.
Ya, semoga saja mereka yang dipercayakan untuk mengurus kontingen Indonesia dalam Asian Games XVIII benar-benar menjalankan tugas mereka dengan baik, agar prestasi olahraga Indonesia semakin meningkat di Asia dan dapat berkemabng lebih jauh lagi di kasta Olimpiade 2020 nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H