Mohon tunggu...
Pedagogy
Pedagogy Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca untuk menjadi lebih paham

Membaca bersama, temukan maknanya sendiri, karena setiap orang punya pemahamannya masing-masing.

Selanjutnya

Tutup

Book

Memahami Filosofis & Psikologi Alfred Adler dari Seorang Filsuf Jepang

22 September 2023   11:02 Diperbarui: 22 September 2023   11:16 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fisrt published in Japan as

KIRAWARU YUKI by Diamond, Inc, Tokyo in 2013

Penerbit: Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

ISBN: 978-602-06-3321-3

ISBN: 978-602-06-3322-0

Ichiro Khisimi adalah seorang filsuf Jepang kelahiran Kyoto pada tahun 1956. 

Fumitake Koga adalah seorang penulis Jepang kelahiran Fukuoka pada tahun 1973.

Mereka berdua berkolaborasi dalam penulisan buku "berani tidak disukai" dan sukses menjadikannya best seller.

Buku ini mengambil dialog naratif antara seorang Filsuf dan seorang pemuda yang ingin mematahkan teori-teori Alfred Adler. Menjadi menarik untuk dibaca karena mengangkat permasalahan hidup yang selalu ada pada setiap individu manusia dengan segala permasalahannya. 

  • 1. Pendahuluan

Pada bab Ini pemuda menemui Filsuf untuk bertanya tentang kesederhaan hidup

PEMUDA: Aku ingin bertanya sekali lagi; Apakah kau percaya bahwa dunia ini, dalam segala cara, adalah tempat yang             sederhana?

FILSUF: Ya, dunia ini sangat sederhana, begitu juga kehidupan 

PEMUDA: Jadi apakah argumenmu bersifat idealis, atau teori yang bisa diterapkan? Maksudku apakah engkau akan berkata bahwa segala persoalan hidup yang kita hadapi dalam hidup juga akan sederhana? 

FILSUF: Ya, tentu saja. 


Pemuda berusaha keras untuk menentang teori-teori yang di jabarkan filsuf tentang begitu sederhananya permasalahan didunia ini. 

Kita akan dibawa sampai pada titik bagaimana manusia bisa mencari kebahagiannya sendiri dengan cara yang sederhana. 

Sang filsuf juga mengatakan "Bukan dunia yang rumit, Tapi kaulah yang membuat dunia ini rumit."


  • 2. Mengapa Manusia Bisa Berubah

Pada bab ini sang pemuda mempertanyakan tentang kawannya yang mengunci diri dikamar dan tidak mau keluar 

PEMUDA: Inilah sebabnya, aku punya seorang kawan, seorang pria yang telah mengunci di dalam kamar beberapa tahun lamanya. Dia berharap bisa keluar, dan dan bahkan berpikir ingin punya pekerjaan, jika memungkinkan, dan dia ingin berubah......

FILSUP: Menurutmu, apa alasan dia tidak bisa keluar? 

PEMUDA: Aku tidak terlalu yakin, bisa saja karena hubungannya dengan orang tua, atau karena dia di rundung di sekolah atau di tempat kerja.....


Segala kemungkinan yang terjadi pada teman itu  menjadi perdebatan yang sengit antara pemuda dan filsuf. Bagi pemuda selalu ada sebab akibat (masa lalu) dari setiap hal yang terjadi pada manusia dan permasalahannya. Filsuf mengatakan  dalam teori Adler, kita tidak memikirkan "sebab" yang sudah lewat, tapi tujuan saat ini dan berpendapat; temanmu merasa tidak aman, jadi dia tidak bisa pergi keluar. Pikirkan hal itu dengan cara terbalik. Dia tidak mau keluar, jadi dia menciptakan kondisi kecemasan. 


  • 3. Trauma Itu Tak Ada 

PEMUDA: Tunggu dulu! Apakah engkau sama sekali menyangkal keberadaan trauma? 

FILSUF: Ya, benar. Dengan tegas.

PEMUDA: Apa! Bukankah kau, atau dalam hal ini kurasa Adler, memiliki otoritas dalam psikologi? 

FILSUF: ............. "Tidak ada pengalaman yang dengan sendirinya menyebabkan keberhasilan atau kegagalan kita............" 


Filsuf menambahkan bahwa " Hidupmu bukanlah sesuatu yang diberikan orang lain, tapi sesuatu yang engkau pilih sendiri, dan kaulah yang bisa memutuskan bagaimana caramu menjalani hidup."


Untuk memahami bab ini, kita akan dibawa pada permasalahan-permasalahan yang biasa kita temui pada saat ini, munculnya pribadi-pribadi introvert mungkin tidak jauh dari gambaran pemuda itu. 


  • 4. Manusia Menciptakan Amarah 

Pemuda berkisah pada filsuf kemarin sore, disaat dia sedang minum kopi seorang pelayan menumpahkan kopi pada jaketnya yang bagus. Diapun murka dan meledaklah amarahnya pada sang pelayan, padahal dia adalah tipe orang yang cukup tenang. Sehingga dia mempertanyakan bagaimana hal itu bisa terjadi, apa yang menjadi pencetusnya. 

PEMUDA: Nah kalau begitu, bagaimana engkau menjelaskan amarahku?

FILSUF: Mudah saja. Engkau tidak meledak marah lalu mulai berteriak.Dengan kata lain, untuk bisa memenuhi tujuanmu berteriak, kau menciptakan emosi amarah.


Pada bagian ini menjadi menarik untuk di pelajari dan dipahami, karena setiap unsur individu manusia punya rasa marah. Bagaiman kita bisa mengendalikan amarah kita, hanya saja sering kali amarah dijadikan alasan dengan dalih tidak bisa mengendalikannya, bacalah bab ini dengan seksama. 


  • 5. Cara Untuk Hidup Tanpa Dikendalikan Masa Lalu 

PEMUDA: Persoalannya bukalah "apa yang terjadi?", tapi "bagaimana menyikapinya?"

FILSUF: Tepat sekali, kita tidak bisa kembali ke masa lalu dengan mesin waktu. Kalau memilih diam dalam aetiologi, kau akan terikat oleh masa lalu, dan tak akan pernah bisa menemukan kebahagiaan. 

Aetiologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'penyebab' -[sumber :wikipedia]


Tidak sedikit orang terjebak dengan masa lalu dan prasangka-prasangka buruknya tentang kehidupan, bab ini akan membuka jalan pikiran tentang mengatasi masa lalu. 



Buku ini terdiri dari 350 halaman, perlu waktu untuk membaca dan memahami dari bab ke bab, luangkan waktu kamu dan kamu akan menemukan banyak hal yang mungkin bisa membuka presepsi baru dalam menghadapi setiap permasalahan hidup. 


Selamat membaca. 


 

 



Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun