Mohon tunggu...
mely santoso
mely santoso Mohon Tunggu... -

keluar dari sudut kosong yang tak membawamu kemanapun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penjelasan Tentang Urbanisme

26 November 2014   15:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:48 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan yang paling jelas antara urbanisasi – proses pertumbuhan populasi urban – dengan urbanisme – cara hidup warga kota. Diluar sosiologi urbanisme juga dimaknai dari kreasi yang terencana dari lingkungan tertentu yang ditunjukan untuk menciptakan gaya hidup tertentu pula, sebagaimana dalam “urbanisme baru”.

Hampir separo (47,8% dalam tahun 2001) dari populasi hidup diwilayah perkotaan; bervariasi secara rinci antara 31,2% sampai 52,8% himgga 77,8% dari negara-negara pendapatan kapita rendah, sedang hingga tinggi. Di Eropa dan Amerika utara, setelah melalui fase industrialisasi perbedaan dalam skala kecil industrialisasi kapitalis dan urbanisasi hadir dalam waktu bersamaan. Wilayah perkotaan menjadi eilayah dimana modal dan buruh terkonsentrasi dan inilah yang menurut marx telah menarik para pekerja untuk bercampur baur menjadi satu. Dalam perkembangannya kemudian diabad-20, ekonomi lokasi ini berubah  dan muncul de-urbanisasi di berbagai masyarakat kapitalis maju. Hal ini, sebagian, dipicu oleh pilihan dari para pengusaha bersamaan dengan perkembangan jalan raya yang mampu mengurangi jarak didalam kota, dan berkembangnya wilayah wilayah semi perdesaan (semi-ural) yang menawarkan akses keruangan yang lebih luas serta tenaga kerja yang tidak terkait, dan sebagian yang lain disebabkan oleh pilihan tempat tinggal keluarga-keluarga. Bersamaan dengan meningkatnya impor bahan baku pabrik dan sektor jasa, muncul pula “kota posindustri” ( post-industrial city),

Study mengenai urbanisme, diasumsikan sebagai cara hidup warga kota, menunjukan adanya keterkaitan erat tersebut. Ada dua pertanyaan penting; apakah ada karakteristik cara hidup perkotaan ? dan jika ada, apa yang membentuknya ?

Beberapa teoritis sisiologi sepakat bahwa lingkungan tempat tinggal dengan ukuran berbeda memiliki cara hidup yang berbeda dan ketiganya menunjukan ide mengenai kontras antara cara hidup perdesaan dan perkotaan. Hal itu berkait dengan konsep Durkheim mengenai solidaritas mekanis dan organis, serta ide Tonnies mengenai komunitas dan masyarakat. Bagi simmel, warga kota memiliki personalitas yang khas (intelek, acuh tidak acuh, dan bebas dari batasan-batasan.) yang ia katakan dengan dominasi rasionalitas ekonomis dankeagamaan hidup dalam populasi yang besar. Park dan Wirth memberi tambahan pada perhatian terhadap personalitas tersebut dalam kaitannya dengan hubungan sosial. Bagi keduanya, urbanisme meliputi hubungan impersonal, temporer, terpisah-pisah, serta munculnya hubungan “sekunder” asosiatif yang mengorbankan hubungan primer didalam keluarga. Keduannya juga menandai urbanisme denagn ukuran populasi demografis, kepadatan, dan heterogenitas. Hal ini berkaitan dengan sudut pandang ekologis keduanya yang memandang bahwa manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki kesamaan dalam penyesuaiaan diri dengan lingkungannya.

rujukan :

sosiology key concept

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun