Efektivitas arsenal siber Israel terbatas oleh fakta bahwa Hamas dan kelompok pendukungnya tidak terlalu bergantung pada internet dalam operasi mereka. Sebagai respons atas hambatan ini, Israel mengambil langkah drastis dengan melakukan pemadaman internet di Gaza. Langkah ini diambil untuk mengurangi kemampuan Hamas dalam melancarkan serangan siber dan mengontrol narasi digital.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kapasitas komunikasi dan koordinasi Hamas, tetapi juga menuai kritik keras dari komunitas internasional karena dampaknya yang luas pada layanan publik dan upaya kemanusiaan di Gaza. Banyak negara dan organisasi hak asasi manusia mengungkapkan kekhawatiran bahwa pemadaman internet tersebut menghambat akses terhadap layanan medis. Pemadaman itu juga memperparah krisis kemanusiaan serta menghalangi warga Gaza untuk mendapatkan informasi penting selama konflik berlangsung.
Konflik siber ini semakin menunjukkan sifatnya yang lintas-batas, dengan adanya keterlibatan dari negara-negara dan kelompok peretas lain yang mendukung Hamas dalam peperangan siber. Beberapa negara seperti Iran, Sudan, Pakistan, dan Rusia disebut-sebut terlibat dalam memberikan dukungan siber. Dukungan tersebut diberikan baik melalui bantuan teknis maupun penyediaan peralatan.
Bantuan ini diberikan melalui peretas-peretas atau kelompok yang berafiliasi dengan negara-negara tersebut, yang turut melancarkan serangan terhadap Israel. Terlibatnya aktor-aktor internasional ini memperlihatkan bagaimana konflik antara Israel dan Hamas bukan lagi sekadar konflik regional. Konflik ini telah menjadi ancaman bagi keamanan global.
Konflik ini memperlihatkan betapa kompleksnya keamanan siber di tengah hubungan internasional, di mana serangan siber lintas-batas dapat memicu instabilitas dan memperburuk ketegangan di berbagai negara. Secara keseluruhan, konflik Israel-Hamas menggarisbawahi evolusi medan peperangan modern. Konflik ini melibatkan dimensi digital sebagai arena baru untuk melakukan serangan dan penyebaran pengaruh.
Dengan berbagai teknik siber yang diterapkan, mulai dari serangan spionase hingga kampanye disinformasi, warga sipil di kedua belah pihak menjadi target utama yang merasakan dampak langsung. Kehidupan sehari-hari warga Israel dan Gaza terganggu, tidak hanya oleh ancaman fisik. Tetapi juga oleh kekacauan digital yang menimbulkan ketakutan dan keresahan psikologis.
Keterlibatan negara lain dalam mendukung Hamas secara siber, konflik ini juga menandai meningkatnya keterkaitan antara keamanan siber nasional dengan keamanan internasional. Peperangan siber antara Israel dan Hamas bukan hanya masalah bagi kedua pihak. Konflik ini juga menjadi tantangan global yang memerlukan perhatian mendalam terhadap regulasi, etika, serta strategi pertahanan siber di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H