Mohon tunggu...
Melvy Serafina Tandang
Melvy Serafina Tandang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Siswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kurikulum Merdeka vs Kurikulum 2013

1 Februari 2024   13:13 Diperbarui: 1 Februari 2024   13:17 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://republika.co.id/berita/rgaqd0330/kurikulum-merdeka-beri-kebebasan-siswa-memilih-materi-pembelajaran

Dunia pendidikan akan terus mengalami perkembangan seiringnya berjalannya waktu. Oleh karena itu, sistem Kurikulum dalam pendidikan pun harus berubah untuk menyesuaikan kondisi ini. Perubahan Kurikulum ini penting bagi pelajar agar mereka dapat dibangun dan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan mereka saat ini dan masa yang akan mendatang sebagai generasi visioner. Selain itu, hal ini juga berguna untuk menggali potensi peserta didik agar dapat menghadapi perubahan transformasi budaya dan globalisasi.

Ketika pandemi Covid-19 melanda, semua siswa dan guru harus melakukan kegiatan pembelajaran di rumah mereka sendiri untuk menghindari penyebaran Covid-19. Akan tetapi, pembelajaran jarak jauh ini dinilai tidak efektif karena memerlukan beberapa faktor yang dapat melancarkan proses pembelajaran ini. Maka dari itu, pada 11 Februari 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka untuk menggantikan Kurikulum 13 dengan harapan dapat mendukung learning loss recovery dan mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara-negara lain.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum Nasional sejak tahun 2013/2014 dengan tujuan untuk mempersiapkan generasi muda agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi yang inovatif dan dapat berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat. Kurikulum 2013 tidak hanya membantu murid untuk mengembangkan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga bersifat saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran. Selain itu, proses pembelajaran ini menempatkan sekolah sebagai bagian dari pengalaman belajar yang dapat diterapkan dilingkungan masyarakat sehingga dapat mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan kritis.

Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang diperbaharui untuk menekan profil siswa dalam kemampuannya dan mengedepankan nilai-nilai dalam proses pembelajaran siswa. Kurikulum merdeka lebih fokus kepada muridnya sebagai subjek agar murid bisa mengembangkan keterampilan dalam kehidupan dan juga merefleksikan karakter Pancasila. Kurikulum ini tidak terlalu mementingkan ilmu pengetahuan murid, sebaliknya kurikulum ini menekan kemampuan dasar mereka seperti literasi dan numerasi agar murid bisa membangun kreativitas dan ilmu pengetahuan mereka sendiri secara mandiri.

Arah yang diambil Mendikbudristek untuk mengembangkan kurikulum ini cukup jelas. Kurikulum merdeka ini menekankan pada kemampuan baku seperti literasi dan numerasi, karena Indonesia merupakan negara dengan peringkat terendah dalam kemampuan baku mereka. Kurikulum ini juga melacak kemajuan siswa dengan keterampilan yang murid-murid telah kembangkan, serta melihat perkembangan atas kompetensi murid. Dengan adanya proyek, murid-murid akan lebih banyak belajar tentang keterampilan praktik dibandingkan kurikulum 2013.

Jika dibandingkan dengan kurikulum 2013, kurikulum ini lebih fokus terhadap muridnya sendiri dibandingkan guru-guru maupun yayasan sekolah. Namun, dengan adanya implementasi kurikulum merdeka, guru mempunyai peran yang lebih kecil dibandingkan murid. Ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru diringankan sampai pada titik dimana tidak ada banyak insentif untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Kurikulum yang menegaskan murid untuk melakukan proyek tidak akan mengembangkan pendidikan murid secara konkret. Jika proyek yang dilakukan murid terlalu banyak, maka akan mengganggu proses pendidikan murid.

Secara keseluruhan, Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kurikulum 2013 lebih terstruktur dalam aspek kompetensi dan ilmu pengetahuan dan, peran guru dan yayasan pun menjadi cukup penting dalam kurikulum ini. Sementara itu, kurikulum Merdeka lebih banyak memberikan kebebasan dan fleksibilitas, serta lebih menekankan pada peran dan kemampuan dasar siswa. Dari pernyataan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa kedua kurikulum ini memiliki tujuan dan karakteristiknya masing-masing. Pilihan antara kedua kurikulum itu tergantung pada kebutuhan dan visi yang ingin diperoleh siswa-siswi Indonesia.

Oleh : Jordan Elishua Wibowo & Melvy Serafina Tandang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun