Mohon tunggu...
Melvin Firman
Melvin Firman Mohon Tunggu... wiraswasta -

" hanya orang biasa yang suka iseng nulis-nulis apa yang teringat, terlihat dan terasakan tanpa basa basi dan apa adanya."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Renungan bagi Pencari Kebenaran

22 Oktober 2014   17:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:07 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu kebenaran yang hakiki sepenuhnya terletak di dalam hikmah yang berselimut hakekat, dan hanya orang –orang dungulah yang mencari kebenaran itu hanya pada suatu objek yang kasat mata.

Kebenaran dan ketidakbenaran hanya bisa terlihat kontras bagi orang-orang yang dapat menggunakan kedua mata dan kedua telinganya secara parallel dalam menangkap suatu objek. Kemudian objek tersebut di oleh di dalam nalar yang berisi samudra pengetahuan yang tidak terkontaminasi limbah. Dan pada akhirnya akan di putuskan oleh secumpuk daging yang bernama hati tentang hakekat suatu objek tersebut. Apabila semua itu bisa berjalan parallel, maka kebenaran yang nyata akan terlihat dan bukan kebenaran semu yang akan muncul ke permukaan alias kemunafikan.

Munafik dalam bahasa arab diumpamakan seperti nafiqa’ul Yarbu (sejenis binatang pengerat yang kakinya lebihg panjang dari tangannya, ekor dan telinganya lebih panjang bila di bandingkan dengan tikus). Kebiasaan hewan ini adalah selalu membuat dua lubang, dan akan muncul suatu ketika di lubang yang satu dan di saat lain akan muncul di lubang yang lain. Begitulah perumpamaan bagi orang-orang yang munafik.

Perumpamaan lain dari orang munafik adalah seperti seekor keledai yang berada di tengah-tengah kelompok keladai lainnya. Namun ia tampak seperti asing dan kadang bergerak mengikuti kelompok yang satu dan di lain waktu dia bergerak bersama kelompok yang lain.Begitulah orang munafik, mereka selalu merasa asing di dalam suatu kelompok, karena sejatinya mereka bukanlah bagian dari kelompok-kelompok tersebut.

Sebaliknya Orang yang lurus alias Mukmin (baca: beriman) adalah kumpulan orang-orang yang jelas pegangannnya dalam menjalani hidupnya. Tidak pernah sedikitpun keraguan di dalam hati dalam bertindak tanduk di muka di bumi, karena hatinya sudah terselimuti dengan cahaya kebenaran Ilahi. Berikut beberapa hal yang nyata dan jelas perbedaaan antara munafik dan mukmin :


  • Orang Mukmin tidak menggantungkan harapannya pada setiap manusia lain kecuali ALLAH, sedang orang munafik berharap banyak dari belas kasihan orang lain. Bahkan rela menjadi kacung karenanya.

  • Orang Mukmin menyodorkan hartanya demi agama Allah, sedangkan orang munafik menyodorkan agamanya demi kepentingan hartanya.

  • Orang Mukmin sadar akan ketidak tahuan dan kebodohannya, sementara orang munafik justru tidak tahu akan ketidak tahuannya, bahkan bangga dengan ketidak tahuannya itu.

  • Orang Mukmin sadar bahwa setiap kata adalah doa yang bermakna bagi kehidupan , sedangkan orang munafik sadar bahwa kehidupan ini hanyalah permainan kata-kata yang bisa tanpa makna.

  • Orang Mukmin jika berbuat baik masih tetap menangis karena masih merasa kurang dengan kebaikannya, namun orang munafik jika berbuat jahat masih bisa tertawa, bahkan bangga dengan apa yang di kerjakan itu.

  • Orang Mukmin suka menyendiri dan berkhalwah (menyepi), sedangkan orang munafik suka bergabung dalam suatu kelompok dan berpesta pora.

  • Orang Muknim menamam dan khawatir merusaknya, namun sebaliknya orang munafik mencabut dan mengharap panen yang berlimpah.

  • Orang Mukmin akan memerintah dan melarang menurut norma agama serta berusaha menuai kebaikan darinya, sedang orang munafik memerintah dan melarang karena kuasanya serta merusak tatanan. Bahkan mendewakan aturan yang dibuatnya sendiri di atas aturan dan nilai-nilai yang di buat Tuhan.

Sesungguhnya Allah SWT, menciptakan neraka untuk orang-orang munafik dimana neraka itu memiliki tujuh pintu yang terbuat dari besi yang dipenuhi dengan laknat. Luarnya dari tembaga dan di dalamnya adalah timah, pada dasar neraka terdapat siksa dan diatasnya terdapat kemurkaan. Api berada di atas dan di bawah , di kanan dan dikiri penghuninya. Dan mereka itu semua itu berdiam di neraka yang paling bawah, penuh dengan Laknatullah.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sesungguhnya Jibril pernah datang kepada Muhammad SAW dan bersabda: “Hai Jibril, sebutkan sifat neraka yang panas itu padaku !”.

Berkatalah Jibril : “ Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan neraka lau menyalakannya selama seribu tahun sehingga menjadi merah kemudian menyalakannya selama seribu tahun sehingga menjadi putih dan kemudian menyalakannya lagi seribu tahun sehingga menjadi hitam. Jadi ia adalah hitam kelam. Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan haq sebagai Nabi, seandainya sebuak pakaian dari pakaian-pakaian penghuni neraka tampak pada penduduk bumi, tentu mereka akan mati seluruhnya. Seandaianya setimba minuman mereka tuangkan pada air di bumi, maka seluruh penduduk bumi akan mati karena mencicipi air tersebut.”

Semoga kita bukanlah menjadi bagian dari para penghuni neraka itu. Karena nanti di neraka banyak orang tua yang menjerit “ Aduh Ubanku, Aduh Gigiku” dan banyak orang muda yang berteriak “Aduh masa mudaku, Aduh wajah tampanku “, dan banyak wanita-wanita yang berteriak “Aduh kecantikanku, Aduh kemaluanku, Aduh terbuka sudah rahasiaku”. Karena sejatinya semua itu akan terbakar hangus dan terhinakan. Tidak ada lagi kata penyesalan, tidak ada lagi kata ampunan, yang ada hanya Laknat Allah dan abadi di dalamnya.

“Ya Allah selamatkanlah kami dari neraka dan siksanya, jauhkanlah kami dari amalan-amalan yang bisa mendekatkan kami kepada nerakaMU. Ya Allah tutuplah rapat-rapat aib kami dan janganlah Engkau permalukan kami di hadapanMU. Tuntunlah hidup kami agar tetap berjalan di jalanMU dan hanya bergantung kepadaMU, bukan kepada makhluk Dzalim yang engkau takdirkan untuk memimpin kami di bumi sebagai bentuk ujian bagi kami. Tapi tuntunlah kami kepada cahayamu dan satukanlah kami bersama orang-orang yang engkau anugerahi Rahmat dan Hidayahmu. Orang-orang yang selalu bisa menuntun kami menuju Surgamu dan kekal di dalamnya. Amiin.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun