Mohon tunggu...
Melvi cantika
Melvi cantika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Produk Serbaguna

25 Februari 2022   10:21 Diperbarui: 25 Februari 2022   10:29 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tidak banyak orang yang memanfaatkan sampah sampah sisa dapur selain dijadikan pupuk kompos , padahal jika di manfaatkan dan diolah dengan baik sampah dapur tersebut banyak sekali manfaat nya salah satu nya yaitu eco Enzym. Banyak yang belum mengenal istilah dari eco Enzym itu sendiri. Begitu pun dengan saya tidak terlalu paham dengan Eco Enzym . Tetapi karena saya mendapat tugas mata pelajaran pkn dan mendapat tugas membuat Eco enzym saya harus banyak membaca tentang hal itu. Karena secara garis besar saya juga tidak terlalu paham mengenai Eco enzym dan prosesnya serta pandangan dunia mengenainya. Sebagai bentuk rasa peduli terhadap lingkungan , saya mulai diperkenalkan bagaimana pemanfaatan sampah sampah sisa dapur khususnya dari potongan sayur dan buah-buahan , saya mulai mulai mencari tahu apa itu eco enzym? Bagaimana proses pembuatan nya? Manfaat nya apa saja ? .

Eco Enzym merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat  . Eco Enzym ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik . 

Keistimewaan Eco Enzym adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos. Pembuatan Eco Enzym sangat hemat dalam hal tempat pengolahan dan dapat diterapkan di rumah.Produksi Eco Enzym bahkan tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu. Wadah-wadah seperti botol-botol bekas air mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan, dapat dimanfaatkan kembali sebagai tangki fermentasi Eco Enzym . Hal ini juga menjadi nilai tambah karena mendukung konsep reuse dalam menyelamatkan lingkungan.

Dalam proses pembuatan eco enzym, antara alkohol, asam asetat, atau keduanya dapat dihasilkan, tergantung jenis mikroorganisme yang terdapat pada sampah organik. Kedua zat tersebut memiliki khasiat disinfektan.Teknik pengubahan sampah organik menjadi eco enzyme berperan penting dalam mengurangi banyaknya sampah organik yang berakhir di TPA.Sebuah riset oleh Sustainable Waste Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 60% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah organik (CNN Indonesia, 2018).

Sayangnya, dari total sampah yang dihasilkan (organik dan anorganik), hanya 7.5% yang diolah. Sisa sampah yang tidak diolah ditimbun, dibakar, dibiarkan, dan sebanyak 69% dikirim ke TPA (KLHK, 2017).Padahal, kapasitas TPA sangat terbatas. Contohnya TPA Bantar Gebang yang diprediksi tidak dapat beroperasi lagi pada tahun 2021 (Dinas LH DKI).

Sampah organik yang menumpuk di TPA memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.Sampah organik yang tertumpuk di TPA melalui proses pembusukan anaerob yang menghasilkan gas metana, yaitu gas rumah kaca yang memiliki kemampuan menangkap panas 30 kali lebih efektif dibandingkan karbon dioksida.

Reaksi anaerob sampah yang berbahaya ini banyak terjadi pada sampah-sampah organik yang terjebak di antara sampah non-organik (contohnya: sampah makanan yang dibuang di dalam plastik pembungkus).selain itu, gas metana juga memiliki dampak buruk untuk kesehatan pernapasan masyarakat di sekitar TPA karena mengurangi komposisi oksigen di udara.Masalah lingkungan dan kesehatan yang muncul akibat sampah organik harus diatasi dengan cara mengurangi produksi sampah organik, serta memproses sampah organik yang dihasilkan, salah satunya dengan cara mengolah sampah organik menjadi eco enzym.

Proses pembuatan eco enzym            :

Alat dan bahan :

  1. Sisa sayur dan buah (mentah): daun, batang, buah, kulit, bunga, biji.
  2. Gula merah
  3. Air
  4. Wadah kedap udara plastik (toples plastik)

Cara membuat :

  1. Ukur air, sisa sayur atau buah, dan gula merah dengan perbandingan 10:3:1 (Contoh: 10 gram gula merah, 30 gram sisa sayur/buah, 100 gram air). Sesuaikan dengan sampah organik yang tersedia atau ukuran wadah.
  2. Potong sisa sayuran menjadi potongan kecil.
  3. Campur semua bahan ke dalam wadah plastik dan aduk. Wadah plastik dipilih agar lebih fleksibel dan tidak meledak saat gas hasil fermentasi bertambah.
  4. Tutup wadah sampai kedap udara.
  5. Biarkan selama 3 bulan di tempat yang teduh.
  6. Saat masa awal fermentasi, buka tutup wadah kira-kira satu minggu sekali untuk mengeluarkan gas yang terperangkap di dalamnya dan mencegah wadah meledak.
  7. Setelah 3 bulan, cairan eco enzyme yang sukses akan berubah warna menjadi coklat gelap dan berbau cuka. Jika cairan berwarna hitam, tambahkan gula untuk mengulang proses fermentasi. Jika muncul cacing atau serangga, biarkan karena akan terurai dengan sendirinya dalam cairan.
  8. Saring cairan dari residu sampah dan simpan untuk digunakan.
  9. Residu sampah organik juga dapat digunakan sebagai penyubur tanaman.

Eco enzym sering disebut sebagai cairan multiguna karena dapat digunakan baik dibidang rumah tangga, pertanian, peternakan maupun dibidang industri. Contoh penggunaan tersebut diantaranya untuk bahan kosmetik alami, bahan obat-obatan alami, bahan pembersih lantai/desinfektan, insektisida dan pupuk cair yang dapat merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran serta meningkatkan hasil panen. Aplikasi untuk pengendalian hama tanaman dan hewan pengganggu seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk dan serangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun