Mohon tunggu...
D' Chand Ra
D' Chand Ra Mohon Tunggu... wiraswasta -

ya aku... hhhh, (D'alam Cherdas dan Terpercaya), Max-Nar (Gabungan faham Maxirsme dan Narsisme). hkhkhkhkk

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mencegat Abraham Samad

15 Maret 2012   04:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:02 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Abraham Samad: Antarasi Azhar Jilid II, catatan sukses gurita korupsi dan para kroninya)

Reaksi balik dari prilaku korupsi yang sudah menggurita akhirnya sampai juga ke tubuh KPK pimpinan Abraham Samad. Tidak bisa tidak bahwa semua reaksi yang terjadi adalah buah dari semakin tergerusnya peluang-peluang korup di berbagai sisi. Sebenarnya pantas saja ada reaksi sekeras ini, karena para koruptor dan pendukungnya mendapat "tamparan" keras dari KPK.

Namun ada satu hal yang menjadi perhatian saya adalah munculnya kekhawatiran Abraham Samad telah menyentuh lingkaran tertentu. Lingkaran yang telah terlebih dahulu di jamah oleh Antasari Azhar itu kini telah pula di lakukan  oleh Abraham Samad. Reaksi balik dari orang-orang di dalam lingkaran tersebutlah yang membuat saya khawatir terhadap "keselamatan" Abraham Samad.

Seperti halnya Antasari Azhar ketika dia berada di posisi Abraham samad sekarang ini yaitu pimpinan KPK. Tak ada yang bisa menghentikannya, seluruh geraknya membuat gerah para koruptor. Mereka merasa terkekang, hingga beramai-ramai melakukan pemberontakan. Toh hasilnya sama saja, publik tetap membela Antasari ketika itu dan sama seperti sekarangpun publik tetap membela Abraham Samad.

Maka satu-satunya yang dapat menghentikannya adalah dari dirinya sendiri, maka terjadilah rekayasa kasus pembunuhan Nasarudin. Di tambahi dengan bumbu bahwa kasus tersebut bermotif cinta segitiga, kepercayaan publik terjun bebas seperti yang di harapkan oleh para perancang kasus ini. Cukuplah ini jadi pengalaman kita semua agar tidak tertipu dengan segala pancingan yang telah di persiapkan kaki tangan gurita korupsi di Indonesia ini.

Telah terbukti bahwa tak satupun yang dapat menolong Antasari, bahkan kemudian ketika kasus ini semakin jelas sebuah rekayasa belaka. Namun aparat hukum di negara ini telah banyak yang dikuasai oleh gurita koroptor hingga Antasari tetap saja dipaksakan sebagai terpidana. Inilah ironi yang harus di hadapi oleh para  pejuang hukum pemberantas korupsi di negara ini sebagai sebuah resiko. Bahwa ketika telah terlihat dengan jelas bahwa kasus ini hanyalah rekayasa belaka, tetap saja tak satupun yang dapat menolongnya.

Tanda-tanda bakal terjadinya Antasari jilid II pada Abraham Samad saat ini telah bermunculan dengan jelas. Dimulai dengan adanya upanya menyembelih KPK dengan membatasi kewenangan KPK melalui Draft Revisi UU KPK, bukankah keriuhan yang terjadi sama dengan ketika Antasari telah mengobok-obok ring 1. Kemudian di tubuh KPK sendiri mulai terjadi perpecahan, komponen eksternal KPK dari Kepolisian dan Kejaksaan akhirnya jadi alat untuk melumpuhkan Antasari ketika itu.

Puncaknya, terjadi perpecahan di jajaran pimpinan KPK itu sendiri. Seperti dulu Antasari seolah bergerak sendiri meninggalkan  Candra dan Bibit, kini Abraham pun di tuding telah meninggalkan pimpinan KPK yang lain. Semakin dekat rasanya menjelang Abraham Samad akan di Antarasikan, sekarang tinggal bagaimana publik mencermati kondisi ini.

Lestarikan Abraham Samad, jangan biarkan ia punah atau di jadikan Antasari selanjutnya. Setidaknya itu yang bisa kita lakukan, karena kita telah gagal menjaga Antasari dan telah pula terbukti tak ada yang bisa kita lakukan saat ini untuk menolongnya. Negeri ini akan kehabisan pendekar-pendekar pemberantas korupsi jika kondisi ini terus berlangsung dan kembali berulang. Seluruh Komponen bangsa di harapkan saling bahu membahu menjaga KPK menjaga Abaraham Samad agar tidak bernasib sama seperti Antasari Azhar. Akan semakin langka pemberantas korupsi di negara ini. Yang tersisa hanyalah gurita korupsi dan para kroninya.

Salam Hangat


D' Chand Ra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun