Mohon tunggu...
Meltry SilvaniDesta
Meltry SilvaniDesta Mohon Tunggu... Psikolog - Asisten Psikolog

Sebagai asisten psikolog, saya memiliki latar belakang pendidikan dalam psikologi dan telah melalui pelatihan untuk membantu psikolog dalam melakukan tugas-tugas administratif, pengumpulan data, dan analisis data. Saya memiliki keterampilan interpersonal yang baik dan mampu memberikan dukungan kepada pasien secara empati dan sensitif. Saya juga memiliki kemampuan untuk bekerja dalam tim, mengikuti prosedur, dan menjaga kerahasiaan pasien. Saya selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan saya dalam bidang psikologi agar dapat memberikan bantuan yang terbaik bagi pasien dan tim psikolog yang saya bantu.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bagaimana Temperamen Mempengaruhi Hubungan

26 Juli 2023   14:43 Diperbarui: 26 Juli 2023   14:48 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Penulis: A. Kasandra Putranto & Meltry Silvani Desta

Pengalaman hubungan romantis adalah aspek penting dalam kehidupan manusia. Seringkali, hubungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah temperamen atau sifat kepribadian individu. Temperamen merujuk pada pola respons emosional dan perilaku yang cenderung konsisten dalam situasi-situasi tertentu. Pada dasarnya, temperamen membentuk dasar dari kepribadian seseorang dan dapat berperan besar dalam menggambarkan bagaimana seseorang berinteraksi dan berkomunikasi dalam sebuah hubungan romantis.

Dalam studi longitudinal terkenal yang dimulai pada tahun 1959, Alexander Thomas, Stella Chess, dan rekannya mempelajari 141 bayi hingga usia 30 tahun dan mengidentifikasi tiga gaya temperamen utama: mudah, sulit, dan lambat. Studi mereka menunjukkan konsistensi sepanjang umur dalam hal temperamen. Ini berarti bahwa bayi yang sulit, yang sangat rewel dan tidak suka digendong oleh orang lain, dapat menjadi anak yang marah ketika rutinitasnya berubah dan akhirnya menjadi orang dewasa yang merasa sangat sulit untuk beradaptasi ketika berada di luar zona nyamannya.

Pengaruh temperamen terhadap hubungan romantis di Indonesia tidak berbeda secara fundamental dari pengaruhnya di negara-negara lain. Namun, perlu diingat bahwa setiap individu unik, dan budaya serta lingkungan sosial di Indonesia dapat mempengaruhi bagaimana temperamen berinteraksi dalam hubungan romantis.

Para ahli sering menggunakan model kepribadian Big Five yang mencakup lima dimensi utama: Keterbukaan, Keterkaitan, Ekstroversi, Kecenderungan Mengesampingkan, dan Kestabilan Emosional. Temperamen atau karakteristik kepribadian seseorang dalam lima dimensi ini dapat mempengaruhi interaksi dan hubungan mereka dengan orang lain.

Di Indonesia, nilai-nilai dan norma-norma budaya juga memainkan peran penting dalam hubungan romantis. Temperamen individu dapat sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai budaya yang dihormati, yang dapat mempengaruhi dinamika hubungan mereka. Misalnya, kepatuhan pada norma-norma sosial tertentu dapat menuntut individu untuk mengendalikan atau mengekspresikan emosi dengan cara yang berbeda dari temperamen alami mereka.

Peran gender dalam budaya Indonesia juga dapat mempengaruhi bagaimana temperamen dipahami dan diungkapkan dalam hubungan romantis. Budaya Indonesia mungkin memiliki harapan yang berbeda untuk pria dan wanita dalam hal ekspresi emosi dan perilaku romantis. Temperamen individu dapat berinteraksi dengan harapan gender ini dan mempengaruhi peran dan dinamika hubungan.

Hasil penelitian dalam Journal of Research in Personality menunjukkan bahwa temperamen dapat mempengaruhi tingkat keterbukaan emosional dalam hubungan romantis. Pasangan yang memiliki tingkat keterbukaan emosional yang sejalan cenderung merasakan tingkat kedekatan yang lebih tinggi. Temperamen yang mengarah ke keterbukaan dan kesediaan untuk berbagi perasaan secara mendalam dapat meningkatkan ikatan emosional antara pasangan.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality menemukan bahwa temperamen juga mempengaruhi cara pasangan merespon stres dalam hubungan romantis. Individu dengan temperamen yang tinggi dalam ekstrovert cenderung mencari dukungan sosial ketika menghadapi stres, sementara individu dengan temperamen yang tinggi dalam neurotisisme cenderung mengalami kesulitan dalam mengatasi stres dan mungkin menarik diri dari pasangan mereka.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa temperamen memiliki dampak signifikan dalam hubungan romantics seseorang. Komunikasi yang efektif, penanganan konflik yang sehat, keterbukaan emosional, dan respon terhadap stres adalah beberapa aspek dalam hubungan yang dipengaruhi oleh temperamen. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran akan peran temperamen dalam hubungan romantis dapat membantu pasangan untuk lebih menghargai perbedaan kepribadian mereka, mengatasi konflik dengan bijaksana, dan membangun hubungan yang lebih mendalam dan memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun