Mohon tunggu...
Melanius Oematan
Melanius Oematan Mohon Tunggu... Guru - Olahraga, sastra, musik, jurnalistik, video editor

Melton Oematan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Valentine Day dan Perang Urat Syaraf

13 Februari 2022   05:04 Diperbarui: 13 Februari 2022   06:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Valentine day adalah hari yang selalu ditunggu-tunggu para punggawa cinta. Pada hari ini biasanya, manusia di seluruh dunia merayakannya dengan memberi ucapan kasih sayang ataupun barang kepada orang yang dicintainya.

Meski hari valentine merupakan hari yang diharapkan jadi indah, dunia zaman ini tidak seindah yang dibayangkan. Masih banyak terjadi 'perang urat syaraf' dalam berbagai bidang kehidupan. Pertengkaran ini terjadi karena adanya perbedaan pandangan dan kepentingan. Di negara Indonesia saja misalnya, masih ada pertikaian di desa Wadas yang belum terselesaikan bahkan di saat akan merayakan hari valentine. Belum lagi jika disimak dunia politik, dunia rumah tangga para artis, dunia ekonomi bangsa, dan sebagainya. Dunia sedang tidak baik-baik saja.

Walaupun dunia sedang tidak baik baik saja, hari valentine tetap akan terjadi dan kita harus merayakannya. Namun, bagaimana cara memaknai hari valentine di tengah perang urat syaraf yang sedang terjadi dimana mana?

Malum Vs Bonum

Saya percaya bahwa ada dunia jiwa dunia ini yakni jiwa kebaikan ( Bonum) dan Jiwa kejahatan (Malum). Keduanya bak dua raja yang penguasa dunia, meresap dalam hidup manusia dan mempengaruhinya. Sekalipun demikian, akal sehat manusia memungkinkannya untuk memilih.

Jika anda sedang terlibat perang urat syaraf, maka berdirilah di pihak Bonum. Malum sifatnya menghancurkan. Bonum adalah jiwa yang membangun. Melalui Bonum kita mencapai kebaikan bersama. 

Berjuanglah agar Bonum terwujud nyata di dunia. Perang urat syaraf jadi bermakna bagi sesama. 

Melepas Kepentingan Diri Atau Kelompok

Dalam dunia nyata, manusia hidup dalam keinginan yang mengarah kepada kepentingan baik individu maupun kelompok. Memperjuangkan kepentingan diri atau kelompok bukanlah sebuah kesalahan. Kesalahan terjadi ketika perjuangan itu melanggar prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran.

Dalam rangka menjadi hari valentine bermakna, fokus tindakan kita bisa diubah kepada memperjuangkan Bonum ketimbang memperjuangkan kepentingan individu atau kelompok. Kita mencurahkan pikiran dan perasaan untuk membela kebenaran dan keadilan. Perang Urat syaraf yang kita alami akan jadi berbeda dan bernilai.

Merayakan hari Valentine tidak berarti kita lepas dari perang urat syaraf. Namun, kita bisa membuat hari valentine kita bermakna dengan cara menempatkan posisi pikiran kita secara tepat dan baik. Berdirilah di pihak Bonum dan perjuangkanlah kebenaran dan keadilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun