Mohon tunggu...
Melpa Yanty
Melpa Yanty Mohon Tunggu... lainnya -

young, wild and free

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru yang menulis, Guru yang menginspirasi

16 November 2014   13:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Education is the most powerful weapon which you can use to change the world! Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia (Nelson Mandela)

Istilah ini merujuk pada sosok yang tak lain dan tak bukan adalah seorang tenaga pendidik atau dikenal sebagai guru. Pilihan atau mengabdikan diri menjadi seorang guru tidak  terlepas dari passion orang tertentu. Namun, tak jarang ditemui karena faktor-faktor lainnya misalnya peluang untuk  diterima  sebagai  CPNS sangat memungkinkan ditambah lagi tunjangan serta sertifikasi yang konon dapat menambah pundi-pundi rupiah. Oleh sebab itu tak dipungkiri, banyak guru-guru yang terjebak dalam rutinitas sebagai pekerja "profesi" yang penting kegiatan atau proses mengajar sudah dilakukan dan gaji mengalir setiap bulannya. Hal ini seringkali saya temukan ketika saya sharing atau bertanya-tanya dengan teman saya dan bahkan dengan orang terdekat saya seperti keluargaku 'abangku dan kakakku'. Memang tidak ada yang salah dengan hal tersebut, setiap orang bekerja untuk mendapatkan uang. Perihal terjebak berpofesi sebagai guru atau faktor lainnya, bukan berarti guru menjadi malas untuk menularkan penyakit menulis sebab dengan mereka menghasilkan tulisan maka dapat menginspirasi banyak orang sebab guru memiliki magnet (daya pikat) kepada semua orang.

Disamping itu semua, ketika saya menulis tulisan ini, saya merenung sejenak "pernah kah kita menyadari bahwa guru adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam hidup kita?... Tanpa guru tidak akan ada yang mencetak kaum-kaum intelektual seperti presiden, ilmuwan maupun teknokrat dan bahkan yang lainnya. Jadi tidak heran kalau "Pahlawan tanpa tanda jasa" sangat pantas disematkan bagi guru. Karena guru tidak pernah diberi pangkat bintang satu, bintang dua maupun bintang-bintang lainnya. Hanya modal jasa yang akan selalu dikenang sepanjang masa.

Mengapa hasil karya (tulisan)  guru sangat jarang ditemukan? Pertanyaan ini sungguh menggelitik mengingat mereka adalah salah satu tokoh yang menginspirasi orang. Bukankah dengan mereka menulis atau menciptakan karya semakin banyak yang terinspirasi? Dengan memberi inspirasi maka akan dapat dipastikan semakin banyak orang yang berubah alih-alih sampai dapat mengubah dunia. Inspirasi ini dapat berupa goresan-goresan pena yang berupa catatan harian seorang guru dalam mendidik, suka duka dalam mendidik siswa yang tak acapkali menemukan siswa "nakal", tak kerap melakukan kekerasan maupun bullying yang semakin marak dalam dunia sekolah  serta autobrigrafi seorang guru yang sedemikian rupa yang tentu saja dapat menolong orang dalam keterpurukannya sebagai manusia mengalami up and down.

Hasil perenungan ini hanya mengajak bagi para guru untuk memberi hati atau mulailah untuk menulis untuk Indonesia. Sebagaimana juga#tanotofoundation yang telah memberi sumbangsih untuk Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia melalui pendidikan.

Pendidikan yang dapat mengubah Indonesia kiranya menjadi pilar bagi guru untuk bersemangat untuk menulis. Karena saya melihat sendiri ibuku (pensiunan guru) setahun yang lalu dikenal orang hanya sebatas guru. Namun saya tidak pernah mendengar bagaimana dia berjuang untuk mendidik anak muridnya atau orang lain (siswanya) mengingat dia sebagai salah satu orang yang telah berjasa atau berpengaruh buat orang lain untuk dikenang karena tidak ada catatan sejarah hidup mengabdi sebagai guru yang dibukukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun