SEMARANG -- Salah satu tim program kreativitas mahasiswa (PKM) Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang bergerak dibidang pengabdian kepada masyarakat atau yang biasa disingkat PKM-M, bekerja sama dengan warga Kampung Tambak Lorok, untuk mengatasi masalah sampah, khususnya sampah plastik.Â
Kerja sama tersebut berupa pemberian pengetahuan dan pelatihan secara daring kepada warga Kampung Tambak Lorok tentang pengelolaan dan pengolahan limbah plastik dengan cara dibuat menjadi paving block.Â
"Kami ingin mengedukasi warga di Kampung Tambak Lorok supaya sampahnya tidak berserahkan, dan sampah yang tadinya hanya dibuang dapat lebih bermanfaat. Maka dari itu, salah satu cara yang kami lakukan yaitu dengan memanfaatkan sampah, khususnya limbah plastik agar menjadi barang yang bermanfaat dan mempunyai nilai guna yakni dengan pembuatan paving block," kata Ketua tim PKM-M Polines 2020, Mellysa Widyaningsih.
Melly mengatakan hal itu, saat mengadakan pertemuan pertama yaitu tentang pendekatan dari tim dengan mitra yakni warga Kampung tambak Lorok itu sendiri, secara daring menggunakan aplikasi zoom, Sabtu (19/09).Â
Melly berharap nantinya warga di Kampung Tambak Lorok memiliki semangat yang antusias dan tekad yang kuat agar warga bisa menerapkan literasi tersebut secara berkelanjutan demi kebersihan dan kelestarian lingkungannya.Â
Selain sebagai pengetahuan, pengelolaan dan pengolahan sampah menjadi paving block ini nantinya bisa untuk mengembangkan perekonomian dengan cara menambah penghasilan dari pemasaran paving block  itu sendiri.Â
"Kelak diharapkan dari pelatihan ini meskipun secara daring, dapat memberi manfaat yang lebih kepada warga dan warga bisa menerapkannya dengan baik dan berkelanjutan," ungkapnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa, Kampung Tambak Lorok itu sendiri terletak di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang. Kampung Tambak Lorok masuk dalam kategori kawasan kumuh dengan kepadatan penduduk >750jiwa/Ha. Tingkat penduduk yang tinggi tentu dapat menyebabkan berbagai permasalahan dalam segi fisik dan sosial. Â
Secara fisik, dengan tinggi penduduk maka semakin tinggi pula sampah rumah tangga yang dihasilkan yang menyebabkan penyumbatan dalam sistem drainase.
Sampah plastik terbukti sebagai penyumbang limbah pemukiman Kampung Tambak Lorok terbanyak karena sampah plastik dianggap tidak ada nilainya sehingga tidak diambil oleh pemulung.Â
Secara sosial, tingkat penduduk yang tinggi dan tidak adanya sosialisasi mengenai pemanfaatan sampah menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembuangan sampah, serta masyarakat harus membiasakan perilaku membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya.