Mohon tunggu...
melly indri saputri
melly indri saputri Mohon Tunggu... -

mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta. jurusan ilmu komunikasi. angkatan 2014

Selanjutnya

Tutup

Money

Jual Beli Online, Trend Masa Kini

11 Januari 2015   03:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Belanja sudah menjadi gaya hidup yang mutlak hingga saat ini. Tak satupun orang yang tidak suka atau tidak pernah melakukan kegiatan belanja ini. Namun anehnya , setiap orang yang sudah berbelanja pasti tidak pernah merasa puas. Jika ia sudah dapat membeli sesuatu yang ia inginkan pasti akan tumbuh hasrat lagi untuk membeli barang yang lain. Itu semua juga karna sifat manusia yang memang tidak pernah merasa puas. Namun sebaiknya sifat yang demikian harus diminimalisir. Karena jika hasrat itu akan terus menerus diikuti akan tumbuh sifat boros yang nantinya sulit untuk dihentikan.
dengan tumbuh dan berkembangnya pusat perbelanjaan di kota-kota hingga ke desa-desa sekalipun banyak menarik perhatian konsumen. Beranekaragam cara penyajian  barang dagangan juga membuat konsumen ini merasa penasaran dan juga ingin mencobanya dengan segera. Salah satu cara belanja atau jual-beli yang menjadi trend saat ini yaitu melalui media “ONLINE” .
sudah banyak orang yang tahu tentang cara berbelanja online ini. Bahkan sebagian besar orang sudah melakukannya. Jual beli secara online ini memang merupakan cara yang praktis. Sebagian orang yang sudah melakukannya merasa nyaman dengan cara berblanja seperti ini. Cara ini dilakukan dengan mempromosikan barang yang di jual melalui media social seperti Facebook, BBM, Twiter, dan lain sebagainya. Konsumen hanya tinggal memilih barang yang disukai kemudian dipesan dan melakukan transaksi. Cara penyerahan uangnyapun dilakukan dengan mentransfer rekening sejumlah harga yang ditentukan dengan menambah ongkos kirim bagi yang jaraknya cukup jauh. Tetapi jika bisa bertemu secara langsung ongkos kirim tidak diterapkan.
berbelanja secara online juga kadang mendatangkan kepuasan dan ketidakpuasan tersendiri. Bagi yang merasa puas, itu karena barang yang di pesannya sesuai dengan yang diinginkan dan dibayangkan. Ia juga tak perlu repot-repot datang ke pusat perbelanjaannya dan hanya menunggu tukang pos datang membawakan barangnya. Namun, bagi konsumen yang tidak puas, itu karena ketidaksesuaian antara barang yang diinginkan dengan yang didapatkan. Misalnya, barangnya jika berupa pakaian terlalu kecil atau terlalu besar, jika itu berupa barang-barang lain ada cacat dan sebagainya. Fenomena seperti itu sudah banyak terjadi. Namun begitulah, cara berbelanja online kadang menguntungkan dan merugikan. Bahkan, jika barangnya tidak sesuai dengan keinginan maka barang tadi tidak bia dikembalikan lagi. Salah satu konsumen belanja online yang pernah saya temui pun mengatakan “ apa mau nunggu saya kurus dulu, baru baju ini bisa saya pakai ?” .Sekarang itu sudah menjadi hal biasa. Maka sebelum melakukan perbelanjaan secara online sebaiknya mempersiapkan diri dulu apakah barangnya sesuai dengan keinginan atau tidak. Seorang konsumen lainnya yang saya temukan justru senang melakukan perbelanjaan secara online. Saat barang yang berupa pakaian itu sampai ditangannya , ternyata sangat berbeda dengan pesanannya. Ketika ia menanyakan tentang itu kepada penjualnya, ia mengatakan bahwa itu memang seperti itu dari konveksinya. Dan bagaimanapun ia harus bisa menerimanya. Ternyata barang yang berbeda tadi memang salah. Karyawannya salah memasukkan barang. Namun untungnya konsumen ini menyukai barangnya dan memutuskan untuk mengambilnya dan tetap memesan pakaian yang awalnya memang dipesannya.
itulah fenomena-fenomena yang saat ini dapat kita temukan. Model atau gaya hidup baru memang melahirkan banyak cerita. Itu semua merupakan pengarah berkembangnya alat komunikasi dan informasi saat ini. Semoga kita mampu memanfaatkan alat komunikasi dan informasi secara baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun