Mohon tunggu...
Lumbung Padi
Lumbung Padi Mohon Tunggu... -

bergerak berdasarkan hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kembali Menulis

25 September 2013   09:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:25 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah lama saya menjadi anggota dari blog Kompasiana ini namun saya jarang sekali menambah tulisan saya. Mungkin karena kemalasan saya selama 3 tahun ini yang tidak jelas kemana tetapi bukan berarti selama 3 tahun saya tidak beraktifitas. Saya terlibat dalam beberapa aktifitas sebagai pekerja di LSM namun ini seperti menggerakkan badan saja supaya tidak kaku otot - otot ini karena saya banyak meredam ide ide dalam kepala saya. Dengan mengutamakan ide program terlebih dahulu, tetapi ternyata ini justru menambah perspektif berpikir saya. Keliaran ide saya dapat terkendali dengan bertambahnya perspektif.

Setahun kemarin saya bisa menuliskan 2 isu yang baru saja saya pelajari yakni tentang hutan dan tanah. Ini isu baru yang saya pelajari. Semakin bertambah isu yang dipelajari maka saya semakin kalut karena negeri ini sudah semakin krisis dalam berbagai bidang termasuk krisis integritas diri. Paulo Freire telah banyak membenarkan kegelisahan saya ini, bagaimana orang yang berbicara tentang kebaikan juga harus melakukannya!! apabila tidak ini yang disebut dengan "doktrin", kalau dalam istilah agama Islam yang saya anut disebut dengan munafik dengan berciri jika berkata dusta, jika dipercaya berkhianat dan jika berjanji suka ingkar. Ini semakin teridentifikasi dengan mempelajari berbagai perspektif itu.

Akhirnya saya mengetahui bagaimana aksi tipu tipu administratif perijinan hutan industri, yangmana bisa jadi aktifitasnya adalah pertambangan. Dan perijinan yang bisa dipindah tangankan tanpa pemberitahuan ke pemerintah. Tanpa sedikitpun mempedulikan kepentingan warga di sekitar atau di dalam kawasan hutan. Jadi mereka hanya menuruti peta dari satelit saja yang tidak memotret manusia dari atas.  Akibatnya korban semakin bertambah, anak dan perempuan pasti menjadi korban berlapis karena hilangnya tempat tinggal dan sumber penghidupan.

Ironisnya pejabat publik selalu melaporkan tentang keindahan berjalannya aktifitas program pembangunan di negeri ini meskipun yang terjadi adalah manipulasi dan korupsi. Ini penyakit lama yang masih ada di dalam tubuh namun sepertinya beberapa orang mulai kelelahan mendengarnya. Seperti tadi malam saat saya berada di gerbong KRL seorang penumpang perempuan berjilbab berkata "egois hati itu juga penyebab korupsi" namun saya melihat kawannya yang berada di sebelah seperti enggan mendengarkan karena sedang sibuk bermain hp begitu juga dengan di sekitarnya yang terlelap tidur dan sibuk dengan HP smartnya. Saya sendiri juga merasa kelelahan, karena setelah dari lapangan untuk menyelesaikan masalah kenapa kok sepertinya ada masalah lain yang perlu di selesaikan. Jadi masalah mana yang harus di urai dahulu?

Perumpamaan benang kusut masih laik digunakan untuk menggambarkan kondisi negeri ini. Tetapi saya senang karena masih banyak orang baik yang mau memikirkan negeri ini yang bekerja secara sederhana di berbagai daerah. Bahkan kemenangan Jokowi di Jakarta itu juga pernah membuat saya senang meskipun perlu waktu. Paulo Freire juga mengatakan bahwa perubahan ke arah yang lebih baik itu membutuhkan kesabaran. Dalam agama Islam pun demikian bahwa kesabaran itu lebih tinggi derajatnya dalam strata keimanan manusia. Seandainya program pemerintah dijalankan dengan kesabaran dan ketelatenan pihak aparatus itu akan lebih baik hasilnya. AMIEN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun