Mohon tunggu...
Mellisa Sevira
Mellisa Sevira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Worklife

"Hard Power" dan "Soft Power" dalam Leadership

5 Agustus 2018   13:06 Diperbarui: 5 Agustus 2018   14:21 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

* Referent power: memiliki karisma pribadi, ide, atau keyakinan yang dikagumi oleh orang lain sehingga mereka ingin meniru pemimpinnya.

Menjaga Stabilitas Kekuatan Pemimpin

Mempertahankan kekuatan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pemimpin. Banyak pemimpin yang menerima dampak negatif padahal tidak melakukan kesalahan karena pemimpin tersebut tidak menjaga stabilitas kekuatan kepemimpinannya. Oleh karena itu, terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mempertahankan kekuatan pemimpin, yaitu (Yoga, 2018):

Berpikir strategis

Dengan berpikir strategis, pemimpin memiliki kemampuan untuk mengantisipasi terjadinya perubahan penting sehingga pemimpin mampu mengambil tindakan yang tepat terhadap perubahan tersebut.

Menciptakan loyalitas pengikut

Agar tetap memperoleh dukungan pengikut, pemimpin dapat membuat pengikut merasa ketergantungan kepada dirinya melalui kekuatan yang telah disebutkan sebelumnya, seperti coercive power, reward power, dan sebagainya.

Bersikap transparan secukupnya

Pemimpin lebih baik bicara terkait hal-hal yang diperlukan saja karena jika terlalu terbuka terhadap pengikut maka mereka dapat menemukan kelemahan pemimpin untuk menyerang pemimpin.

Seorang pemimpin wajib memiliki kekuatan saat menjalankan tugasnya karena pemimpin bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan juga pengikutnya. Hal ini bukan berarti pemimpin harus memiliki semua kekuatan yang ada, melainkan memiliki beberapa kekuatan agar mampu memimpin pengikutnya dengan efektif. Tetapi, jika pemimpin mampu memiliki semua kekuatan yang ada maka pemimpin tersebut merupakan pemimpin yang kuat sehingga mampu berkuasa dengan periode yang relatif panjang.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun