Mohon tunggu...
Mellawani
Mellawani Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Magister Kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Kebijakan Rumah Sakit Dalam Mengatasi Masalah Beban Kerja Perawat Non Keperawatan

31 Mei 2017   08:58 Diperbarui: 31 Mei 2017   19:19 18443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian utama dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Perawat memenuhi jumlah tenaga kesehatan terbesar di rumah sakit yaitu mencapai 60-65% dari jumlah seluruh pegawai yang ada. Tenaga keperawatan yang terlibat dalam pelayanan kesehatan senantiasa memberikan pelayanan secara kontiyu dan konsisten selama 24 jam. Hal ini harusnya menjadi perhatian yang besar bagi stakeholder,pimpinan rumah sakit dan manajer keperawatan, mengingat profesi perawat dan peran mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Banyak keluhan yang diterima oleh pihak rumah sakit tentang  ketidakpuasan dari pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan keperawatan, seperti perawat yang kurang optimal dalam melakukan asuhan keperawatan, lamanya respon perawat terhadap bel pasien, ketidaktepatan waktu pemberian obat-obatan dan pemberian suntikan. Hal ini akan berdampak terhadap ketidakpuasan pelanggan. Perawat memiliki kontribusi yang unik terhadap kepuasan pasien dan keluraganya (Long & Green, 1994).  

Disisi lain tak jarang manajer keperawatan juga menerima keluhan dari perawat terhadap meningkatnya beban kerja tambahan non keperawatan yang dilakukan seperti mengisi kelengkapan alat kesehatan, melengkapi administrasi kepulangan pasien, pengiriman resep dan pengambilan obat atau alat kesehatan ke farmasi, pengiriman pasien ke radiologi dan laboratorium, ditambah lagi menemani dokter kunjungan kepada pasien dan masih banyak lagi lainnnya. Semua itu notabene bukan merupakan tugas utama perawat, yang mau tidak mau masih menjadi tugas yang dibebankan kepada perawat di rumah sakit. Hal ini berdampak terabaikannya tugas utama keperawatan sehingga kinerja perawat menjadi tidak optimal. Namun seringkali permintaan penambahan tenaga keperawatan yang diajukan ke pimpinan rumah sakit tidak disetujui karena tidak disertai data-data yang akurat dan rasional. Implikasinya bagi manajer keperawatan mengajukan pengusulan kekurangan tenaga perawat dengan menyajikan data-data terkait tugas utama perawat yang sering diabaikan dan tugas perawat non keperawatan yang menjadi beban kerja tambahan bagi perawat di rumah sakit.

Apa saja tugas utama perawat yang sering tidak dikerjakan?

Tiga belas tugas keperawatan yang diperlukan namun paling sering tidak dikerjakan yang berhasil diidentifikasi antara lain: pengawasan/kontrol pasien, perawatan hygiene, oral hygiene, manajemen nyeri, memberikan rasanyaman/berbicara dengan pasien, mendidik pasien dan keluarga, perawatan dan prosedur, pengelolaan obat-obatan tepat waktu, menyiapkan pasien dan keluarga untuk discharge (discharge planning, liaisonpenghubung dengan multi-profesional tim dan keluarga), pendokumentasian asuhan keperawatan yang adekuat, mengembangkan atau memperbarui rencana asuhan keperawatan/care pathways, rencana perawatan dan mengubah posisi pasien secara berkala (Sermeus et al. 2011).

Berdasarkan hasil penelitian, tugas keperawatan yang tidak diselesaikan, contohnya pengkajian pasien, pengembangan rencana perawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan yang diperlukan untuk perawatan pasien bahwa perawat profesional tidak dapat menyelesaikan sepenuhnya selama shift kerjanya karena kendala waktu atau sumber daya (Scott et al. 2012). Penelitian di Afrika Selatan, menemukan bahwa 46,3% dari waktu perawat profesional dihabiskan untuk tugas-tugas non-keperawatan dalam sembilan jam shift(N, Coetzee, & Klopper, 2015).

Apa saja tugas non keperawatan yang paling sering menyita waktu perawat?

Tugas-tugas non-keperawatan secara umum dapat dibagi menjadi sembilan kategori: memberikan dan mengambil nampan makanan; merapikan ruang rawat; mengangkut pasien; memesan peralatan/persediaan logistik ruangan; mengambil peralatan/persediaan yang dipesan; mengatur rujukan dan transportasi (administrasi rutin); phlebotomies rutin; mengisi waktu untuk layanan non-keperawatan dan tugas administrasi (Van Tonder 1988, Aiken et al. 2001, Bruyneel et al. 2012). Hasil penelitian, tiga tugas utama non-keperawatan yang dilakukan adalah tugas administrasi, mengatur/mengarahkan rujukan dan transportasi pasien, sedangkan tugas utama keperawatan yang terabaikan oleh perawat adalah memberikan rasa nyaman/bicara dengan pasien, mendidik pasien dan keluarga  dan mengembangkan/memperbaharui rencana asuhan keperawatan (N, Coetzee, & Klopper, 2015).

Meningkatnya beban kerja perawat nonkeperawatan ini merupakan salah satu penyebab terabaikannya tugas-tugas utama perawat yang berorientasi pasien. Berkurangnya waktu perawat untuk melakukan interaksi dengan pasien dan melakukan asuhan keperawatan.

Dari fenomena diatas, dilakukan penelitian dengan menyediakan tenaga asisten keperawatan di unit rumah sakit, hasil yang di peroleh didapatkan adanya perbedaan secara signifikan terhadap ketepatan waktu perawatan, efektifitas perencanaan asuhan keperawatan dan respon terhadap keluhan pasien (Roche, Duffield, Friedman, Dimitrelis, & Rowbotham, 2015). Hasil penelitian diatas dapat dijadikan salah satu solusi terhadap permasalahan yang terjadi di rumah sakit terkait beban kerja perawat non keperawatan. Hal ini menjadi penting mengingat dampak yang di timbulkan akibat meningkatnya beban kerja perawat memiliki keterkaitan dengan keselamatan pasien (patient safety), kepuasan pelanggan, kinerja perawat dan kepuasan perawat itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi belum optimalnya kinerja perawat salah satunya adalah tingginya beban kerja perawat. Berdasarkan penelitian ada hubungan yang bermakna antara beban kerja perawat dengan keselamatan pasien (Prawitasari, 2009). Selain itu dampak lainnya yang mungkin timbul akibat meningkatnya beban kerja adalah kelelahan kerja. Kelelahan kerja memeberi kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja (Setyawati, 2007). Oleh karena itu perlu dikaji ulang permasalah beban kerja perawat sehingga tidak menimbulkan masalah keselamatan pasien dan keselamatan pegawai. Perawat yang memiliki tingkat kelelahan yang tinggi  tidak puas dengan pekerjaan mereka (Zhou et al., 2015). Perawat yang tidak puas dapat mempengaruhi kinerja perawat tersebut (Vroom, 1960; Strauss, 1968). Kinerja perawat berhubungan dengan mutu pelayanan keperawatan (Nurhidayat, A, et al, 2015) dan pelayanan keperawatan berpengaruh terhadap kepuasan pasien ( Valentine, 1997). Kepuasan pasien di sini di pengaruhi oleh kualitas pelayanan yang di berikan oleh perawat dan perilaku perawat selama memberikan pelayanan keperawatan..

Isu Strategis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun