Mohon tunggu...
Melki Djafar
Melki Djafar Mohon Tunggu... -

I'm a Public Health Practitioner, big dreamer and hard worker that wanna be the one who always spreads kindness to others. Do good, Think good and The World will be good to us

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Makanan Pedas Itu Sehat

6 Oktober 2015   09:08 Diperbarui: 6 Oktober 2015   22:49 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makanan Pedas Itu Sehat

Makanan pedas merupakan makanan yang unik. Menusuk lidah dengan sensasi panasnya, namun rasanya tetap disukai oleh banyak orang. Bahkan ada pula yang berprinsip, tidak bisa makan tanpa makanan pedas. Satu teori yang mungkin menjelaskan hal ini adalah manusia menyukai sensasi. Manusia secara aneh menemukan kenikmatan dari hal-hal yang seharusnya menakutkan dan menyakitkan, seperti menaiki roller coaster atau berlari maraton. Ini adalah pertarungan antara pikiran dan tubuh, dan akhirnya dimenangkan oleh pikiran.

Berbicara soal makanan setiap daerah di Indonesia tentu memiliki perbedaan jenis makanan baik dari cara pengolahan, bumbu hingga pada citarasa dari makanan tersebut. Ketika kita berkunjung ke daerah jawa misalnya, masakan orang jawa memiliki citarasa yang ringan dan sederhana. Rata-rata orang Jawa tidak menyukai makanan pedas sama halnya dengan orang Bugis Makassar.

Ciri khas dari masakan mereka antara gurih asin, asam dan manis ringan. Dan lain lagi dengan orang Manado dan Gorontalo yang hampir semua masakannya pasti pedas. Alasan sebagian orang tidak menyukai bahkan anti dengan makanan pedas yaitu biasanya makanan pedas menimbulkan efek mules, nyeri perut bahkan diare. Hal ini terjadi karena usus yang teriritasi. Saat teriritasi, tubuh akan mengirim lebih banyak air ke usus untuk meredakan gejala. Air selanjutnya akan bercampur dengan kotoran dan membuat tinja menjadi encer atau berair. Itu sebabnya dianjurkan untuk minum banyak air jika mengalami hal demikian. Sebagian orang mampu makan makanan pedas tanpa masalah karena sudah terbiasa. 

Tapi balik sensasi pedas yang menusuk lidah, ternyata makanan pedas juga memiliki segudang manfaat kesehatan bagi tubuh seperti yang dipublikasikan dalam The British Medical Journal oleh tim riset Chinese Academy Of Medical Science yang melibatkan 500 partisipan bahwa mereka yang mengkonsumsi makanan pedas satu sampai dua kali seminggu dapat menurunkan risk of mortality rate 10% dibanding mereka yang tidak mengkonsumsinya. Berikut beberapa manfaat makanan pedas untuk kesehatan.

  1. Menurunkan berat badan
    Makanan pedas dapat meningkatkan metabolisme yang berdampak pada penurunan berat badan. Penelitian menunjukkan senyawa utama dalam cabai yang disebut capsaicin memiliki efek termogenik dan membantu tubuh untuk membakar lebih banyak kalori sekitar 25%.
  2. Menyehatkan jantung
    Penelitian menunjukkan, orang yang terbiasa memakan makanan pedas memiliki jumlah insiden serangan jantung dan stroke yang lebih kecil. Alsannya karena cabai dapat mengurangi efek merusak dari kolesterol "jahat" atau Low Density Lipoprotein (LDL) dan capsaicin memiliki efek antiinflamasi. Inflamasi merupakan faktor risiko dari penyakit jantung.
  3. Mencegah kanker
    Juga menurut American Association for Cancer Research, capsaicin memiliki kemampuan untuk membunuh sel kanker dan leukemik. Rempah-rempah tertentu seperti kunyit yang ditemukan dalam bubuk kari dan mustard dapat memperlambat penyebaran kanker dan pertumbuhan tumor. Kombinasi kunyit dengan lada hitam akan membuat efeknya berlipat ganda.
  4. Menurunkan tekanan darah
    Vitamin A dan C dapat memperkuat dinding otot jantung, dan panas dari lada akan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Sehingga dengan mengonsumsi makanan mengandung lada secara keseluruhan dapat memperbaiki sistem kardiovaskular.
  5. Memperbaiki mood
    Makanan pedas dapat meningkatkan produksi hormon yang membuat perasaan menjadi bahagia, seperti serotonin. Maka makanan pedas dapat membantu meringankan depresi dan stres.
  6. Mencegah Parkinson
    Sebuah penelitian juga menemukan bahwa mengonsumsi lada dua kali seminggu dapat membantu mengurangi risiko mengembangkan penyakit Parkinson hingga lebih dari sepertiganya. Hal ini berhubungan dengan kandungan nikotin dalam lada yang dapat mencegah kerusakan saraf. Parkinson adalah penyakit disfungsi sel-sel saraf yang umumnya menyerang manula berkisar 50-60 tahun dan tidak jarang pada usia pertengahan.
  7. Melancarkan pernapasan
    Makanan pedas bertindak seperti espektoran dan membantu penderita asma, bronkitis kronik, sinusitis, dan penyakit pernapasan lainnya bernapas lebih baik.
  8. Memperbaiki fungsi pencernaan
    Manfaat cabai dalam saluran cerna adalah meningkatkan sirkulasi darah di perut dan meningkatkan lapisan mukus. Capsaicin juga membantu membunuh bakteri H.pylori penyebab sakit maag.
    Akan tetapi jika Anda mengalami heartburn (rasa panas) setelah makan pedas, cobalah tablet antiacid yang akan menetralisir asam di lambung.
  9. Menghilangkan Gejala Flu
    Di masyarakat awam beredar bahwa jika makanan pedas dapat meredakan flu dan ternyata hal ini bukan mitos. Karena capsaicin membantu meningkatkan pengeluaran keringat dan menghilangkan gejala flu yang mengganggu. Makanan pedas juga akan membantu membuka jalan napas, mengurangi sinusitis, dan gejala flu lainnya.
  10. Kaya akan kandungan vitamin C. Cabe menghasilkan vitamin C (lebih banyak daripada jeruk) dan provitamin A (lebih banyak daripada wortel) yang sangat diperlukan bagi tubuh. Karena cabe tidak dapat dikonsumsi secara langsung, maka cabe dapat menjadi pelengkap makanan.

Menurut Proffesor Joshua dari Washington University, cabe juga dapat menangkis 75% mikroba patogen (yang memenyebkan peyakit infeksi) terutama yang berada di daerah tropis dimana orang-orang mudah terserang bakteri yang secara langsung dapat menyebkan penyakit serta makanan yang terkontaminasi.

Namun ingat bahwa manfaat tersebut baik untuk kesehatan jika di konsumsi secara wajar atau sesuai takarannya. Karena segala sesuatu dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan efek buruk pula untuk tubuh kita.

 

Salam Sehat !

ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun