Tuan,
Harus dengan apa aku menebus rindu yang setiap detik mendesak meminta haknya.
Sementara aku telah terpasung tanpa daya
Hanya mampu menyudutkan diri dalam kegelapan, mengharap keajaiban Kerinduan akan kebebasan.
Tuan,
Aku terkulai saat rindu itu mengamuk dan mencabik-cabik dada.
Bahkan air mata tak mampu membasuh sisa-sisa lara yang ada.
Tuan,
Berdosakah jika rindu itu akan ku bunuh saja.
Dia terlalu menyiksa jiwaku.
Bersalahkah jika  aku bersua atas hak ku, hingga aku menenggelamkannya dalam lautan atas duka dan tagisan yang telah lama kau hiraukan.
Oleh Jeritan Puisi Kias
22 Feb 2024
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!