bola tarkam atau pertandingan sepak bola tingkat amatir yang ada di Indonesia, yang biasannya diadakan di kampung kampung. Perlombaan ini umumnya di pertandingankan cabor sepak bola dan voly. Karena pada dasarnya dua olahraga tersubut menjadi olahraga paling populer dan banyak diminati masyarakat Indonesia.
Biasanya ajang ini sering diselenggarakan pada saat bulan bulan tertentu seperti halnya di pulau jawa sering diselenggarakan pada saat sehabis bulan Romadhon atau pada bulan agustus, dimana juga untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI.
Kadang juga pertandingan ini di selenggarakan pada saat liga resmi di indonesia sedang libur atau sudah selesai. Hal ini juga dapat menarik minat para pemain liga untuk ikut atau berpartisipasi di ajang tersebut, tetapi juga untuk menambah penghasilan dan menjaga kondisi agar tetap fit dan pada saat kembali ke club tidak ada kesalahan atau kekurangan pada saat berlatih maupun bertanding.
Pada saat liga dan kompetisi resmi di hentikan oleh fifa dan pemerintah, banyak sekali pemain profesional dan wasit profesional yang menganggur hal ini juga banyak para pemain dan wasit mencoba peruntungan lain dengan berbagai usaha agar tetap mempunyai penghasilan, ada pula yang sukses, ada pula yang malah semakin terprosok dan bahkan ada juga yang melakukan pelanggaran kriminal dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan sehari harinya.
Dengan adanya tarkam ini bak hujan yang turun di gurun pasir, yaitu dimana adanya tarkam ini membuat para pemain dan wasit dapat mengais rezeki kembali. Dimana pemain yang memiliki predikat pemain liga mendapat upah yang tidak sedikit untuk sekalai bermainnya yaitu kisaran dari 3 juta yang paling rendah sampai dengan yang paling besar yaitu 9 juta.
Apa bila ada pemain yang berhasil atau mampu untuk mencetak gool maka si pemain akan mendapatkan saweran dari tim atau penonton. Hal ini juga dapat menjadi tambahan penghasilan si pemain. Ada pula bonus bagi pemain apa bila si pemain ini mampu membawa tim yang ia bela mampu menang bahkan hingga juara.
Hal ini juga dapat menarik minat para penonton untuk berbondong bondong untuk menonton aksi dari pemain liga indonesia, yang biasanya hanya bisa melihatnya dilayar tv saja.
Tetapi adanya pertandingan ini sering kali dapat dapat membuat kericuhan yang ditimbulkan para suporter keduanya, dengan adanya masalah sepele yaitu ada chats atau nyanyian yang ber nada sindiran bagi tim lawan
urnamen sepak bola antar kampung (tarkam) ternyata bisa dijadikan ajang pencarian bakat atlet si kulit bundar. Hal itu yang terjadi pada turnamen tarkam Sapto Cup. Ajang sepak bola tarkam yang digelar Wakil DPRD Sukoharjo Eko Sapto Purnomo itu juga menjadi ajang pencarian bakat di lapangan hijau. Pertandingan yang digelar beberapa saat lalu di Lapangan Desa Klumprit, Kecamatan Mojolaban itu menggunakan sistem trofeo dan diikuti oleh beberapa klub lokal terbaik di Sukoharjo dan sekitarnya.
Tetapi anehnya pertandingan tarkam ini lebih mudah untuk mendapat ijin keramaian dari pihak kepolisian. Jika dipikirkan secara logika pertandingan ini tak kalah ramainya dengan pertandingan liga resmi, dengan tergolong keamanan lapangan, pemain, dan segalanya yang terlibat dalam pertandingan dapat teracam keselamatannya. Tapi al hasil jika ada keributan tidak bisa melukai pemain atau yang terlibat di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H