Festival Budaya Sukatani merupakan cerminan nyata dari keragaman yang ada di kawasan transmigrasi Telang. Sebagai wilayah yang dibentuk oleh migrasi penduduk dari berbagai daerah di Indonesia, Telang telah menjadi tempat bertemunya berbagai budaya, termasuk budaya Jawa, Bali, Sunda, dan budaya asli Sumatera. Perpaduan tradisi ini telah memupuk keharmonisan budaya yang unik, di mana berbagai kelompok etnis hidup berdampingan, saling berbagi dan melestarikan adat istiadat dan kebiasaan mereka.
Artikel ini berusaha menyoroti pentingnya keragaman budaya dalam memupuk persatuan dan harmoni di kawasan transmigrasi seperti Telang. Dengan mengeksplorasi Festival Budaya Sukatani, yang dengan bangga mengusung tema “ Satukan Rasa ‘tuk Raih Asa” kami bertujuan untuk menunjukkan bagaimana perayaan budaya dapat menjadi jembatan antara komunitas etnis yang berbeda. Festival ini tidak hanya merayakan ekspresi artistik masyarakat di wilayah ini, tetapi juga menjadi bukti potensi harmoni melalui perpaduan warisan budaya yang beragam.
Kawasan Telang didirikan melalui program transmigrasi Indonesia, yang merelokasi penduduk dari Jawa, Bali, dan Sunda ke Sumatera Selatan. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk di wilayah tertentu sambil mendorong pembangunan di daerah yang jarang penduduknya seperti Telang. Seiring berjalannya waktu, wilayah ini berkembang menjadi komunitas yang memiliki budaya yang beragam, di mana tradisi Jawa, Bali, Sunda, dan tradisi lokal Sumatera berbaur menjadi satu. Perpaduan budaya ini menciptakan identitas unik bagi Telang, di mana setiap kelompok melestarikan warisan budayanya sambil juga terlibat dalam pertukaran lintas budaya. Hasilnya adalah perpaduan budaya yang harmonis yang mencerminkan ketahanan dan kreativitas masyarakatnya.
Tema Festival Budaya Sukatani, “Satukan Rasa untuk Raih Asa”, melambangkan penyatuan berbagai tradisi budaya di wilayah transmigrasi Telang. Tema ini menyoroti kekuatan dari pengalaman budaya bersama dalam membina persatuan di antara masyarakat yang beragam. Festival ini berfungsi sebagai perayaan harmoni budaya, di mana tradisi yang kaya dari budaya Jawa, Sunda, Bali, dan budaya asli Sumatera bersatu dalam tampilan kolektif kesenian dan tradisi.
Festival ini diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2024 yang berlokasikan di SD N 9 Tanjung Lago. Pada hari pertama, kompetisi yang meriah berlangsung antara tim dari SD N 9 Tanjung Lago dan SD N 10 Tanjung Lago. Kompetisi tersebut diantaranya adalah lomba trenggiling, lomba estafet, lomba mewarnai, lomba balap karung, dan lain-lain. Hari kedua menampilkan serangkaian pertunjukan yang memukau, termasuk tarian tradisional seperti Tari Gambyong yang anggun, Tari Saman yang enerjik, dan Tari Nusantara yang menampilkan keanekaragaman budaya di wilayah tersebut. Festival ini diselenggarakan dengan keterlibatan aktif mahasiswa KKN-PPM UGM Tanjung Lago, yang berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan acara.
Selain pertunjukan tari, festival ini juga menyelenggarakan berbagai pameran, seperti pameran layang-layang hasil karya siswa SD N 9 dan 10 Tanjung lago. Acara-acara ini tidak hanya menyoroti kekayaan setiap warisan budaya, tetapi juga mendorong pemahaman yang lebih dalam dan apresiasi terhadap keragaman yang ada di masyarakat. Festival Budaya Sukatani lebih dari sekadar perayaan, melainkan sebuah refleksi dari kekuatan yang dapat ditemukan dalam persatuan melalui keberagaman.
Festival Budaya Sukatani memainkan peran penting dalam mempromosikan kerukunan antar budaya dengan menyatukan berbagai kelompok etnis untuk merayakan warisan bersama. Melalui pertunjukan, kompetisi, dan pameran, festival ini memupuk rasa persatuan dan memperkuat ikatan komunitas di antara masyarakat Jawa, Bali, Sunda, dan Sumatera di Sukatani. Perayaan keberagaman ini membantu meruntuhkan sekat-sekat dan mendorong pemahaman yang lebih dalam serta rasa hormat terhadap latar belakang budaya yang berbeda. Bu Muji, wali kelas 6 SD N 9 Tanjung Lago, menyampaikan pentingnya melibatkan anak-anak muda dalam festival yang diadakan. Ia percaya bahwa memperkenalkan acara-acara budaya di tingkat sekolah dapat mendorong siswa untuk menghargai dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian warisan budaya mereka.
Selain itu, festival ini juga berkontribusi terhadap pelestarian tradisi lokal. Dengan menampilkan tarian, musik, dan kerajinan tradisional, festival ini menghidupkan kembali kecintaan terhadap warisan budaya di kalangan generasi muda dan memperkuat pentingnya menjaga tradisi-tradisi ini tetap hidup. Festival ini juga berfungsi sebagai platform untuk mengedukasi masyarakat tentang kekayaan sejarah budaya wilayah ini, mendorong kebanggaan akan identitas bersama mereka.
Kedepannya, ada optimisme bahwa festival ini akan terus menjadi acara utama dalam kalender budaya Sukatani. Seiring dengan perkembangannya, festival ini akan semakin memantapkan perannya sebagai perayaan tahunan harmoni dan persatuan budaya, membantu memupuk hubungan yang lebih dalam di antara masyarakat dan memastikan bahwa warisan budaya yang kaya di wilayah ini diwariskan kepada generasi mendatang.