Mohon tunggu...
Meliyana Putri
Meliyana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

Meliyana Putri adalah seorang mahasiswa semester akhir di Program Studi Sastra Inggris, Universitas Gadjah Mada. Dengan minat yang mendalam pada sastra Inggris, Meliyana juga memiliki kecintaan terhadap kesenian tradisional dan pendidikan. Pengalaman yang telah dijalani mencakup berbagai kegiatan seperti pelatihan seni tari tradisional, dokumentasi dan publikasi budaya lokal, serta pengajaran bahasa Inggris dengan pendekatan kreatif. Meliyana berkomitmen untuk menggabungkan minat sastra dan kesenian dalam usaha melestarikan budaya lokal dan menginspirasi generasi muda melalui pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Budaya Sukatani: Harmoni Transmigrasi

23 Agustus 2024   13:36 Diperbarui: 11 Oktober 2024   17:15 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Kemeriahan Festival Budaya Sukatani" (dokpri)

Festival Budaya Sukatani merupakan cerminan nyata dari keragaman yang ada di kawasan transmigrasi Telang. Sebagai wilayah yang dibentuk oleh migrasi penduduk dari berbagai daerah di Indonesia, Telang telah menjadi tempat bertemunya berbagai budaya, termasuk budaya Jawa, Bali, Sunda, dan budaya asli Sumatera. Perpaduan tradisi ini telah memupuk keharmonisan budaya yang unik, di mana berbagai kelompok etnis hidup berdampingan, saling berbagi dan melestarikan adat istiadat dan kebiasaan mereka.

Artikel ini berusaha menyoroti pentingnya keragaman budaya dalam memupuk persatuan dan harmoni di kawasan transmigrasi seperti Telang. Dengan mengeksplorasi Festival Budaya Sukatani, yang dengan bangga mengusung tema “ Satukan Rasa ‘tuk Raih Asa” kami bertujuan untuk menunjukkan bagaimana perayaan budaya dapat menjadi jembatan antara komunitas etnis yang berbeda. Festival ini tidak hanya merayakan ekspresi artistik masyarakat di wilayah ini, tetapi juga menjadi bukti potensi harmoni melalui perpaduan warisan budaya yang beragam.

Seluruh Peserta Festival Budaya Sukatani (dokpri)
Seluruh Peserta Festival Budaya Sukatani (dokpri)

Kawasan Telang didirikan melalui program transmigrasi Indonesia, yang merelokasi penduduk dari Jawa, Bali, dan Sunda ke Sumatera Selatan. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk di wilayah tertentu sambil mendorong pembangunan di daerah yang jarang penduduknya seperti Telang. Seiring berjalannya waktu, wilayah ini berkembang menjadi komunitas yang memiliki budaya yang beragam, di mana tradisi Jawa, Bali, Sunda, dan tradisi lokal Sumatera berbaur menjadi satu. Perpaduan budaya ini menciptakan identitas unik bagi Telang, di mana setiap kelompok melestarikan warisan budayanya sambil juga terlibat dalam pertukaran lintas budaya. Hasilnya adalah perpaduan budaya yang harmonis yang mencerminkan ketahanan dan kreativitas masyarakatnya.

Tema Festival Budaya Sukatani, “Satukan Rasa untuk Raih Asa”, melambangkan penyatuan berbagai tradisi budaya di wilayah transmigrasi Telang. Tema ini menyoroti kekuatan dari pengalaman budaya bersama dalam membina persatuan di antara masyarakat yang beragam. Festival ini berfungsi sebagai perayaan harmoni budaya, di mana tradisi yang kaya dari budaya Jawa, Sunda, Bali, dan budaya asli Sumatera bersatu dalam tampilan kolektif kesenian dan tradisi.


Festival ini diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2024 yang berlokasikan di SD N 9 Tanjung Lago. Pada hari pertama, kompetisi yang meriah berlangsung antara tim dari SD N 9 Tanjung Lago dan SD N 10 Tanjung Lago. Kompetisi tersebut diantaranya adalah lomba trenggiling, lomba estafet, lomba mewarnai, lomba balap karung, dan lain-lain. Hari kedua menampilkan serangkaian pertunjukan yang memukau, termasuk tarian tradisional seperti Tari Gambyong yang anggun, Tari Saman yang enerjik, dan Tari Nusantara yang menampilkan keanekaragaman budaya di wilayah tersebut. Festival ini diselenggarakan dengan keterlibatan aktif mahasiswa KKN-PPM UGM Tanjung Lago, yang berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan acara.

Selain pertunjukan tari, festival ini juga menyelenggarakan berbagai pameran, seperti pameran layang-layang hasil karya siswa SD N 9 dan 10 Tanjung lago. Acara-acara ini tidak hanya menyoroti kekayaan setiap warisan budaya, tetapi juga mendorong pemahaman yang lebih dalam dan apresiasi terhadap keragaman yang ada di masyarakat. Festival Budaya Sukatani lebih dari sekadar perayaan, melainkan sebuah refleksi dari kekuatan yang dapat ditemukan dalam persatuan melalui keberagaman.

Hari Pertama Festival (dokpri)
Hari Pertama Festival (dokpri)
Festival Budaya Sukatani memainkan peran penting dalam mempromosikan kerukunan antar budaya dengan menyatukan berbagai kelompok etnis untuk merayakan warisan bersama. Melalui pertunjukan, kompetisi, dan pameran, festival ini memupuk rasa persatuan dan memperkuat ikatan komunitas di antara masyarakat Jawa, Bali, Sunda, dan Sumatera di Sukatani. Perayaan keberagaman ini membantu meruntuhkan sekat-sekat dan mendorong pemahaman yang lebih dalam serta rasa hormat terhadap latar belakang budaya yang berbeda. Bu Muji, wali kelas 6 SD N 9 Tanjung Lago, menyampaikan pentingnya melibatkan anak-anak muda dalam festival yang diadakan. Ia percaya bahwa memperkenalkan acara-acara budaya di tingkat sekolah dapat mendorong siswa untuk menghargai dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian warisan budaya mereka.

Selain itu, festival ini juga berkontribusi terhadap pelestarian tradisi lokal. Dengan menampilkan tarian, musik, dan kerajinan tradisional, festival ini menghidupkan kembali kecintaan terhadap warisan budaya di kalangan generasi muda dan memperkuat pentingnya menjaga tradisi-tradisi ini tetap hidup. Festival ini juga berfungsi sebagai platform untuk mengedukasi masyarakat tentang kekayaan sejarah budaya wilayah ini, mendorong kebanggaan akan identitas bersama mereka.

Kedepannya, ada optimisme bahwa festival ini akan terus menjadi acara utama dalam kalender budaya Sukatani. Seiring dengan perkembangannya, festival ini akan semakin memantapkan perannya sebagai perayaan tahunan harmoni dan persatuan budaya, membantu memupuk hubungan yang lebih dalam di antara masyarakat dan memastikan bahwa warisan budaya yang kaya di wilayah ini diwariskan kepada generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun