Mohon tunggu...
Meliya Indri
Meliya Indri Mohon Tunggu... Guru - Innallaha ma'ana

Semoga kita bisa berteman..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyikapi Dinamika Berpendapat

27 Desember 2013   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:26 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ini zaman internet. Saya merasakan sendiri efek positifnya. Banyak kemudahan-kemudahan yang saya alami setelah mengenal dan asik dengan internet. Ketika bosan saya menjelajah internet, ketika kesepian saya menjamah media sosial, ketika lupa bumbu masak saya browsing di internet, ketika penasaran mengenai suatu hal saya mencari-cari di internet, ketika ide macet saya berseluncur menggali inspirasi di internet, dan bahkan ketika ingin melihat berbagai macam pandangan mengenai kasus yang sedang marak dan panas-panasnya saya menengok ke sini. Di sini (internet) orang bebas ber-cas cis cus mengungkapkan opini yang keberadaannya bisa dilihat kapan saja karena lebih bersifat otentik, tidak mudah lenyap seperti ketika orang langsung bersuara secara verbal yang mungkin lebih bersifat refleks.

Beropini di mana pun tempatnya tetap ada etikanya. Bagaimana caranya supaya tetap sopan tidak menyinggung pihak tertentu dan menghargai opini lain itu yang terpenting. Sampai sejauh ini saya juga masih belajar bagaimana cara beropini yang bener dan pener di dunia maya. Menulis opini dan berbicara dengan sopan saya rasakan sama susahnya.

Berkaitan dengan dinamika beropini saya mau membuka catatan saya di sini. Semoga  ini bermanfaat. Salah satu catatan dari novel Jobstein Gaarder di Dunia Sophie bab Kant ada yang menarik untuk saya garis bawahi, taglinenya berbunyi:

…….langit berbintang di atasku dan hukum moral di dalam diriku….

Sebelumnya saya kutip penggalan percakapan Alberto dan Sophie di bab Immanuel Kant, tapi maaf ini agak panjang.

…………………………………

“Mari kita lakukan sebuah percobaan kecil. Tolong ambilkan kacamata itu dari meja sana? Terima kasih. Sekarang pakailah.”

Sophie memakainya. Semua yang ada di sekitarnya menjadi merah. Warna-warna pucat menjadi merah jambu dan warna-warna gelap menjadi merah tua.

“Apa yang kamu lihat?”

“Yang kulihat persis sama seperti sebelumnya, kecuali bahwa semuanya berwarna merah.”

“Itu karena kacamata tersebut membatasi cara kamu memandang realitas. Segala sesuatu yang kamu lihat adalah bagian dari dunia di sekelilingmu, tapi bagaimana kamu melihat ditentukan oleh kacamata yang kamu pakai. Jadi kamu tidak dapat mengatakan bahwa dunia itu merah meskipun kamu melihatnya demikian.”

“Tidak, tentu saja.”

“Jika kamu sekarang berjalan-jalan di hutan, atau pulang ke rumah, kamu akan melihat segala sesuatu yang biasanya kamu lihat. Tapi apapun yang kamu lihat, semuanya berwarna merah.”

“Selama aku tidak melepas kacamata itu ya?”

“Dan, Sophie, itulah tepatnya yang dimaksudkan oleh Kant ketika dia mengatakan bahwa ada kondisi-kondisi tertentu yang mengatur cara kerja pikiran dan memengaruhi cara kita memandang dunia.”

…………………………………………………………

Adanya perbedaan pendapat disebabkan karena suatu masalah dilihat dari sudut pandang yang berbeda atau dengan kata lain dilihat menggunakan kaca mata berbeda. Pengetahuan seseorang terdapat dalam pikiran. Suatu masalah selalu dilihat terbatas berdasarkan pengetahuan yang kita punya. Mendengar alasan orang lain mengenai pendapatnya yang berbeda sangat penting karena sudut pandang mereka mungkin berbeda. Menggerti dengan cara ini juga bisa membantu tidak terbawa emosi ingin menang ketika berbeda pandangan.

Ada salah satu falsafah hidup orang Jawa yang berbunyi wani ngalah. Menang ora kondang, kalah wirang. Padu don (adu mulut) ibarat perang. Ketika berbeda pendapat dan dirasa tidak bertemu dengan titik temu ada baiknya diam untuk sekedar mengalah. Mengalah berbeda dengan kalah. Mengalah semata-mata untuk menyenangkan hati orang lain supaya keadaan tetap baik-baik saja agar tidak ada hati orang lain yang malu dan tersinggung.

Kunci yang selalu saya pegang adalah menjaga keharmonisan. Selalu saya ingatkan diri saya sendiri untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain. Karena itu bicara dan menulis yang sopan saat mengutarakan pendapat sangat penting. Setiap orang yang punya pandangan berbeda selalu punya kacamata sendiri, mereka punya sudut pandang sendiri memandang sesuatu dari sisi yang berbeda jadi wajar saja kalau ada perbedaan pendapat. Kalau begitu kenapa tidak mencoba untuk mendengar dan menghargai? Ini bisa dicerminkan ketika memutuskan menyanggah tulisan sesorang menunjukkan ketidaksepahaman atau hanya diam setelah membacanya. Saya juga masih belajar menghargai dan menemukan cara diskusi yang asik untuk menemukan pencerahan ketika berbeda pandangan dengan orang lain. Supaya tidak ada gontok-gontokan. Jadi memahami pemahaman orang lain tentang pendapat tertentu saya rasa adalah kuncinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun