Saya tidak suka menjemur pakaian di depan rumah. Menurut saya kurang elok. Bukan hanya mengganggu pemandangan, tapi juga saya tidak suka ketika debu beterbangan bebas mengenai pakaian kami yang masih lembab.
Sementara itu, rumah saya sempit. Luas lahannya hanya 60m2 dan luas bangunannya 42m2. Tapi tidak apa, meski sempit namun rumah ini kami pilih karena letaknya strategis dan tidak terlalu jauh dari tempat saya dan suami bekerja.Â
Bila memilih rumah yang luasnya 12 m2 lebih besar, kami harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp 300 juta. Sungguh biaya yang tidak sedikit bagi kami.
Namun, konsekuensi dari sempitnya lahan yang kami miliki, kami harus memutar otak agar semua barang dan kebutuhan kami dapat terfasilitasi tanpa merasa rumah penuh sesak. Termasuk urusan jemuran.
Baca juga: 8 Tip Menata Rumah Sempit
Saya hanya memiliki lahan terbuka kecil dengan luasan 0.75x1.5m di bagian belakang rumah. Terlalu kecil untuk ruang cuci. Beberapa tetangga saya memilih memjemur di luar rumah.Â
Namun, karena sistem perumahan kami tanpa pagar, jadinya jemuran tersebut terlihat jelas. Bahkan saat ada angin besar, terkadang akan terbang. Hehe...
Baca juga:Â Ingin Tinggal di Cluster, Siap dengan Aturan Ini?
Saya bisa saja menjemur di belakang rumah di luasan yang mini itu. Namun karena tingginya tembok rumah yang menutup hingga 4 meter, jemuran saya hampir tidak terkena matahari sama sekali. Kalau pun terkena matahari paling hanya dalam durasi 2-3jam.
Ayah saya sempat menyarankan agar saya menggunakan jemuran katrol di bagian belakang rumah yang terbuka tersebut.
Ketika saya mengecek harga di aplikasi belanja dengan kata pencarian "jemuran lifting" maka tampak sebuah brand menjual di harga Rp 1.6 Juta. Bukan harga yang murah. Apalagi ukurannya pun terlalu besar bagi ruangan saya.
Saya pun mencari cara membuat jemuran katrol melalui youtube. Berbekal video tersebut akhirnya saya dibantu tukang yang memasang kanopi di bagian belakang rumah tersebut dapat membuat jemuran katrol dengan biaya kurang dari Rp 150 ribu.Â