Namun bila kita yang dengan penghasilan tidak seberapa, kadang masih pusing cicilan, menafkahi keluarga, membayar tagihan, masih bisa ingat dengan sesama, tentu lebih hebat!
Sedekah memang bukan untuk dibandingkan. Namun aku pernah mendengar seorang kawan yang tidak ikut menyumbang karena tidak enak bila uang yang diberikan tidak cukup besar. Padahal kemampuan orang berbeda-beda bukan?
Ada sejuta kebaikan yang bisa kita lakukan untuk orang lain. Semudah, membagi makanan untuk tetangga yang sedang isolasi mandiri karena covid, memberikan tip lebih untuk ojek online yang mengantarkan makanan, memberikan susu atau snack untuk anak jalanan, atau melarisi dagangan orang yang berjualan dan memberinya uang lebih.
Bila memiliki uang lebih juga jangan lupa sedekah kepada keluarga atau kerabat yang kita kenal yang kesulitan atau tetangga di sekitar yang membutuhkan bantuan. Jangan sampai sedekah ke negara lain, padahal tetangga sendiri kelaparan.
Bantuan Rp 5000,-
Aku mengikuti sebuah organisasi, yang mana pada saat tertentu, seperti bila ada anggota yang mengalami musibah, atau ada bencana alam di desa, kami mengumpulkan uang sesuai kemampuan. Ada yang memberikan ratusan ribu, ada pula yang puluhan ribu. Ada juga yang memberikan Rp 5.000,- dengan jumlah anggota yang cukup besar, partisipasi bantuan yang nilainya Rp 5000,- pun sangat berarti. Hingga total bantuan selalu mencapai jutaan rupiah.
Aku cukup takjub dengan bantuan itu, setidaknya mereka masih mau menitipkan uang kepada rekannya untuk ditransfer sebagai bentuk kepedulian. Luar biasa, bantinku.
Ketua kami selalu mengingatkan bahwa tidak akan mengukur seseorang dari besaran bantuan. Bantuan sekecil apapun akan sangat berarti. Dan dia tidak ingin membebani anggota dengan angka minimal atau mengharuskan anggota untuk menyumbang. Semua sukarela.
Aku membayangkan jika orang berpikir untuk menyumbang harus mengeluarkan Rp 50 ribu misalnya, pasti banyak yang akhirnya keberatan dan akhirnya tidak menyumbang. Tidak perlu malu dengan nilai kecil. Yang malu harusnya orang yang tidak memiliki kepedulian pada sesama.
Kebaikan akan selalu kembali pada diri kita. Jika kita memudahkan orang, maka Tuhan pun akan mudahkan hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H