Padang Lawas yang pusat pemerintahannya berada di Sibuhuan ini, sebagian besar wilayahnya terdiri dari perkebunan kelapa sawit, karet dan kopi. Tidak banyak pekerjaan tersedia disana. Lulus sekolah, pilihan pekerjaan hanya bekerja di kebun, bidang perikanan, peternakan, menjadi Tenaga Kerja Sukarela (TKS) di instansi Pemerintahan atau berdagang.
Ada lebih dari 9 ribu orang yang sudah mengenyam pendidikan di Universitas, namun apa yang akan dikerjakan disana?Â
Lowongan kerja yang banyak tersedia, sebagai TKS saja. Mungkin supaya tidak harus mengikuti UMK Padang Lawas  yang besarnya Rp 2.7 Juta. Gaji TKS dibawah Rp 1 juta per bulan dirapel setiap 2 atau 3 bulan. Namanya juga tenaga sukarela.
Menurut data BPS lagi,  jumlah pengeluaran bulanan lebih dari 50% rumah tangga di Padang Lawas  adalah Rp 500 ribu hingga Rp 1 Juta.
Banyak pemuda yang akhirnya merantau, untuk mencari peruntungan kehidupan yang lebih baik, termasuk Hasmar.
Bangkitnya Pemuda Perantauan
Tepat 4 tahun yang lalu, yaitu pada 17 Juli 2017, sekelompok pemuda keturunan perantauan Padang Lawas meresmikan sebuah organisasi bernama Angkatan Muda Padang Lawas (AMP).
Mereka mengumpulkan pemuda pemudi perantauan Padang Lawas dan keturunan Padang Lawas dari seluruh Indonesia untuk bersatu membangun Padang Lawas. Organisasi ini dibentuk resmi berbadan hukum melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM.
Mereka menyadari bahwa pembangunan Kabupaten Padang Lawas akan berat jika generasi pemudanya merantau semua. Sementara pemuda adalah agen penggerak kemajuan daerah, namun berjuang disana pun tidak banyak yang bisa dilakukan.