KETEGUHAN BU PRANI: JUJUR ATAU LINGLUNG?
Kejujuran adalah kebajikan yang paling sedikit dihargai oleh orang-orang yang paling membutuhkannya.
Jujur dan linglung tidak bisa berantonim yang definitif. Tentu seseorang dapat jujur sekaligus linglung, maupun linglung menjadi jujur. Karena kondisi jujur dan linglung didefinisikan sedikit berdekatan:
Jujur menurut Mohammad Mustari adalah suatu perilaku manusia yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain.
Sementara, linglung didefinisikan secara medis oleh Dokter John M. Grohol adalah kondisi di mana seseorang mengalami kebingungan mental yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, kelelahan, atau gangguan kesehatan mental.Â
Yang dari definisi, berarti sesi ini tidak memiliki intensi merendahkan masalah Bu Prani maupun mengaburkan pandangan audiens dari seberapa menyebalkannya tokoh-tokoh figuran di sekeliling Bu Prani. Namun, Bu Prani sendiri adalah seorang konselor yang metode pembinaan mental murid dengan kehidupannya sehari-hari dipaksa menjadi reflektif yaitu keinginan untuk berubah ke arah lebih baik. Yang alhasil Bu Prani tendensius pada keterbukaan kemunculan segmen-segmen kerugian daripada penyelesaian. Sosok Bu Prani adalah didepiksikan sebagai jujur, itu yang penting, di mana secara tindakan dan pikiran adalah seorang yang bahkan tidak terima dan sedia menegur orang yang tidak jujur dalam mengantre. Patokan ini, menjadi selalu jujur ini, membuat Bu Prani menuruni lembah dan memasuki sebuah basin kegigihan ide yang ditunjukkan dalam sifat (yang sesungguhnya positif) tidak mau disalahkan atas kejadian tersebut. Banyak adegan yang apabila terisi kata-kata bahwa Bu Prani tidak seharusnya membesarkan masalah baik saat mengantre dengan saat klarifikasi akan dijotos dengan argumen bahwa yang dilakukan adalah benar dan harus ditegakkan tanpa menghilangkan rasa linglungnya terlebih dahulu; apakah akan ada yang peduli bila ditegakkan dengan tidaknya saat saya terjerembab kotor dalam masalah lagi? Bagaimana dengan kehidupan saya? Jujur saya cukup?
Konektivitas antara keteguhan untuk menjadi jujur dengan kondisi linglung yang dialami Bu Prani secara terus menerus sampai akhir ini sangat memperpanjang masalah Bu Prani dan tidak menyelesaikannya dalam waktu tepat sebelum bibit-bibit bom masalah tumbuh dan meledak. Dalam implementasi kejujuran Bu Prani, banyaknya yang difondasikan oleh linglung, maka banyaknya pula yang berkembang hanya menjadi masalah dan stres yang baru.
Bukan juga dalam makna saya beroposisi dengan kejujuran. Penekanan pada kejujuran dibaluri kelinglungan merupakan argumen utama bahwa Bu Prani bukan menerapkan kejujuran melainkan menegaskan diri untuk tetap bertahan dalam situasi yang tidak memaknai kejujuran murni, apalagi diadhesi kelinglungan. Dalam contoh sederhana adalah keputusan yang diambil Muklas lebih baik daripada apa yang mungkin akan dilaksanakan Bu Prani. Muklas ketika dituduh sebagai anak durhaka karena tidak mengakui orang tuanya mengakhiri dilema kontroversi dengan berbohong bahwa memang dia tidak tahu (meski terkesan membiarkan celah kecurigaan: Apakah tidak berkomunikasi soal Ibu tentang masalah itu? Namun dalam cerita, konflik muklas ini dituntaskan untuk transisi ke badan cerita yang baru).
Apakah itu ibu saya?
Jujur saya tidak tahu. Karena waktu itu videonya kecil, dan Ibu pakai masker. -Muklas, klarifikasi tuduhan menolak mengakui Ibu kandung sendiri demi keselamatan karir. (Budi Pekerti, Netflix)
Meskipun Muklas yang memang awalnya berbohong demi keselamatan karir dan secara progresif jatuh ke lubang blunder, setidaknya jika kita lihat Muklas, secara individu, telah selamat. Karena apa yang dia bohongi sudah diberi klarifikasi yang dapat diterima publik (meski dengan berbohong).Â