Generasi Z atau yang sering disingkat sebagai Gen Z merupakan mereka yang lahir di antara tahun 1997 sampai 2012. Rentang usia ini berdasarkan data sensus penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia, yang perlu diketahui adalah bahwa rentang usia Gen Z dapat berbeda-beda di setiap negara dan sumber. Gen Z merupakan kelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial alias Generasi Y dan sebelum Generasi Alfa. Gen Z sebagian besar merupakan anak yang lahir dari Generasi X atau Generasi Baby Boomer. Gen Z sendiri tumbuh sebagai generasi sosial pertama dengan akses ke internet dan teknologi digital sejak usia muda, bisa kita lihat dari balita sekarang yang sudah dipegangi gadget oleh orang tuanya. Misal saat makan mereka perlu nonton dengan gadget, mereka duduk di mobil saat perjalanan perlu gadget, nah dari sini bisa kita lihat bahwa Gen Z yang baru lahir sejak kecil sudah tumbuh dengan teknologi digital. Di seluruh dunia, Gen Z menghabiskan lebih banyak waktu pada perangkat elektronik dan lebih sedikit waktu untuk membaca buku dibandingkan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen Z cenderung memiliki hidup lebih lambat dibandingkan dengan pendahulunya ketika mereka seusia. Contohnya bisa dilihat dari Generasi Baby Boomer yang biasanya ketika mereka umur 16 tahun bukanlah sekolah melainkan bekerja, namun Generasi Z saat umur 16 tahun masih sekolah dan belum bekerja. Gen Z memiliki berbagai kelebihan seperti merupakan generasi yang melek teknologi, kreatif, dapat menerima perbedaan, peduli terhadap sesama, dan senang berekspresi. Namun, disamping kelebihan-kelebihan tersebut Gen Z juga memiliki kelemahan seperti fear of missing out (FOMO), mudah cemas dan stress (mental health issue), mudah mengeluh dan self proclaimed.
Wirausaha adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan menanggung sebagian besar risiko dan menikmati sebagian besar imbalan. Seorang wirausaha umumnya dipandang sebagai inovator, sumber ide, barang, jasa, atau bisnis baru. Banyak dari kalangan Gen Z yang tertarik menjadi seorang wirausahawan, biasanya kebanyakan dari mereka merupakan pewaris dari orang tuanya alias bisnis keluarga. Sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi internet dan sosial media, mereka memiliki cara tersendiri untuk menjadi seorang wirausahawan dibanding orang tua mereka terdahulu yang merintis usaha tersebut dari awal. Mereka merasa tidak puas dengan pekerjaan tradisional yang dalam pandangan Gen Z terlihat “membosankan” dan sulit untuk mencapai kehidupan yang diinginkannya. Mereka juga merasa tidak bisa lagi mengandalkan strategi lama untuk maju dan 90% dari mereka mengatakan, mereka ingin menciptakan sesuatu yang baru dan lebih baik lagi bagi dunia. Maka dari itu, banyak dari Gen Z yang ingin berwirausaha berbasis teknologi karena menurut mereka dengan berbasis teknologi, usaha yang dijalani ini bisa berjalan lebih efektif dan efisien dibanding tidak menggunakan teknologi. Orang tua mereka terutama yang merupakan Generasi Baby Boomer tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi sehingga mereka membutuhkan Generasi Z untuk melanjutkan dan mengembangkan usahanya. Work-life-balance merupakan salah satu tujuan utama seorang Generasi Z. Apa itu work-life-balance? Yaitu suatu kondisi terjadinya keseimbangan antara pekerjaan dan “kehidupan”. Kehidupan yang dimaksud adalah seperti tidur, berlibur, menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman, berolahraga dan hal lain sebagainya yang bisa menghibur dirinya. Dilihat dari permasalahan utama Generasi Z yaitu mental health issue, maka dari itu ia mengusahakan kehidupan work-life-balance. Nah, untuk mencapai kehidupan yang work-life-balance, Generasi Z perlu menciptakan wajah baru dalam dunia bisnis. Nah, bagaimana sih seorang Generasi Z bisa mengubah wajah dunia bisnis?
START-UP
Selain jadi pewaris, Gen Z juga mampu untuk menjadi perintis. Bisa kita lihat dari mulai banyak bisnis start-up yang bermunculan. Apa itu start-up? Start-up merupakan usaha badan rintisan yang baru saja berjalan dan berfokus pada pencarian serta pengembangan target pasar. Start-up tersebut bisa berdiri karena karakteristik Gen Z ini yang dikenal dengan banyak inovasi dan kreativitas, melakukan brainstorming, mampu bersikap open minded terhadap orang lain dan juga perubahan, mampu memodifikasi usaha-usaha yang dulunya sudah ada, mampu mengikuti tren terbaru, dan banyak hal sebagainnya. Gen Z juga diakui lebih pandai dalam menganalisis kebutuhan pasar sehingga start-up yang mereka jalani pun berhasil dengan baik. Tak hanya itu, Gen Z juga orang yang berani untuk mengambil resiko, mereka tidak takut untuk jatuh-bangun demi mengejar impiannya, mereka tidak takut trial and error untuk usahanya. Tentu saja start-up yang dibangun oleh Gen Z berbasis teknologi. Start-up ini merupakan salah satu wajah baru dalam dunia bisnis yang baru bermunculan akhir-akhir ini.
ONLINE SHOP
Online shop adalah istilah yang digunakan untuk menyebut toko yang berjualan menggunakan jaringan internet. Generasi Z mampu mengubah cara berbelanja dan memengaruhi industri niaga elektronik. Mereka tidak hanya menjadi konsumen, namun juga bisa menjadi seller. Siapapun bisa menjual barang tanpa perlu tempat atau toko secara offline, siapapun juga bisa berbelanja dimanapun dan kapanpun yang mereka inginkan. Adapun kelebihan berbelanja dari online shop, yaitu :
- Harga : harga pada online shop seringkali memiliki harga yang jauh lebih rendah dibanding offline shop.
- Pilihan : pilihan produk yang ditawarkan pada online shop juga lebih luas dan lengkap daripada offline shop.
- Perbandingan : sangat mudah untuk membandingkan harga, produk, dan toko di online shop daripada offline shop.
- Ulasan : kita bisa melihat review toko atau produk dari orang lain sehingga kita bisa lebih berhati-hati ketika ingin melakukan pembelian.
Online shop tidak harus berupa website, namun juga bisa berupa media sosial, aplikasi, dan lain-lain. Melalui online shop, transaksi yang terjadi tidak hanya bisa sekedar business-to-consumer (B2C) namun juga bisa business-to-business (B2B). Adanya online shop ini membuat siapa saja lebih praktis dan mudah dalam berbelanja ataupun berjualan serta bertransaksi.
BISNIS KREATIF : SENI DAN DESAIN
Dunia bisnis kreatif juga telah bertumbuh dan berkembang dari Generasi Z, apalagi generasi ini terkenal dengan inovasi dan kreativitasnya yang tanpa batas. Mereka menciptakan bisnis dalam seni, desain, musik dan mode. Contoh bisnis kreatif dibidang seni misalnya seperti museum art. Galeri ini memungkinkan seniman untuk memajang dan menjual karya mereka langsung kepada pelanggan, dan dengan adanya museum art ini karya para seniman bisa dinikmati oleh banyak pengunjung. Selain itu, ada juga salah satu seleb yang mendirikan Rumah Lukis. Rumah Lukis ini didirikan untuk orang-orang bisa mencurahkan seni mereka berupa lukisan apapun di tempat ini. Rumah Lukis juga mengenalkan dunia seni lukis kepada masyarakat luas. Dalam konteks desain, bisnis yang dibangun oleh Gen Z yaitu berupa desain grafis atau desain pakaian khusus, atau yang sering dikenal sebagai “custom”. Bisnis ini melibatkan pembuatan pakaian khusus, seperti t-shirt, sweatshirt, topi, dan lain sebagainya. Selain itu para konsumen juga bisa membuat konten visual seperti logo, ilustrasi, dan infografis disini. Desainer grafis Gen Z menggunakan keterampilan mereka untuk membuat desain unik dan menarik.
INFLUENCER MARKETING