1. Salah satu bukti adalah kompleks pemakaman Tralaya di Troloyo, Mojokerto, yang diperkirakan ada sejak tahun 1376. Makam ini terletak dekat pusat ibukota Majapahit, Trowulan, dan menunjukkan bahwa Muslim sudah ada di kalangan keluarga kerajaan dan pejabat tinggi Majapahit. Nisan-nisan di Tralaya menggunakan angka tahun Saka dan Jawa Kuno, menunjukkan bahwa yang dikuburkan adalah Muslim Jawa, bukan pendatang dari luar Jawa.
2. Penemuan koin emas yang bertuliskan "La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah" juga menjadi bukti. Meskipun belum dipastikan apakah koin ini digunakan sebagai alat pembayaran resmi, keberadaannya menegaskan bahwa Islam telah memiliki pengaruh yang signifikan di wilayah tersebut pada masa Majapahit.
3. Terdapat catatan sejarah mengenai tokoh-tokoh Muslim yang berpengaruh di Majapahit, seperti Raja Brawijaya V yang menikahi seorang Muslimah asal Champa, serta Aria Lembu Sura, seorang penguasa Surabaya yang juga beragama Islam. Ini menunjukkan bahwa meskipun Islam belum dianut secara luas oleh masyarakat umum, beberapa anggota keluarga kerajaan sudah memeluk agama Islam.Â
4. Makam Fatimah binti Maimun, yang ditemukan di Gresik dan berasal dari tahun 1082 M, merupakan salah satu bukti awal masuknya Islam ke Jawa. Selain itu, makam Malik Ibrahim dari Kasyan juga ditemukan di Gresik, menandakan adanya Muslim sejak abad ke-11.
KesimpulanÂ
Secara keseluruhan, hubungan antara agama Hindu, Buddha, dan Islam di Majapahit adalah contoh nyata dari toleransi dan integrasi antaragama. Ketiga agama ini tidak hanya berkontribusi pada kehidupan spiritual masyarakat tetapi juga membentuk struktur pemerintahan dan budaya yang kaya di Nusantara.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H