Bunuh diri adalah masalah kesehatan masyarakat yang semakin mendesak untuk diperhatikan, terutama di Indonesia, di mana angka kematian akibat bunuh diri menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Menurut data dari World Health Organization (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 800.000 orang yang meninggal akibat bunuh diri di seluruh dunia, dengan prevalensi yang terus meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Fenomena ini sering kali dipicu oleh berbagai faktor, seperti tekanan sosial-ekonomi, gangguan kesehatan mental, dan kurangnya dukungan sosial. Dalam konteks ini, bunuh diri tidak hanya menjadi tindakan individu tetapi juga mencerminkan kegagalan sistem dalam menyediakan dukungan yang diperlukan bagi mereka yang berjuang dengan masalah psikologis.
Sejarah dibalik peringatan hari kehilangan akibat bunuh diri.
Hari pencegahan bunuh diri sedunia diperingati setiap 10 September yang diinisisasi oleh International Association for Suicide Prevention (IASP) dan World Health Organization (WHO) pada tahun 2003. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan bunuh diri yang mengakibatkan sekitar 700.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia. Peringatan ini juga menekankan bahwa bunuh diri dapat dicegah melalui edukasi dan dukungan komunitas.Â
Faktor-faktor yang memicu seseorang yang ingin melakukan bunuh diri.
Terdapat berbagai faktor yang dapat memicu keinginan seseorang untuk bunuh diri. Faktor-faktor ini sering kali saling terkait dan mencakup aspek psikologis, sosial, dan situasional. Berikut adalah penyebab utama keinginan bunuh diri:
- Gangguan Kesehatan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, dan skizofrenia (sering mengalami halusinasi dan delusi)
- Kehilangan harapan, Ketidakmampuan melihat masa depan yang lebih baik atau merasa terjebak dalam situasi sulit dapat memicu pikiran untuk mengakhiri hidup
- Isolasi sosial, Rasa kesepian dan terasing dari lingkungan sosial dapat meningkatkan perasaan putus asa dan kehilangan harapan
- Krisis pribadi, Pengalaman traumatis seperti kehilangan orang terkasih, perceraian, atau masalah keuangan dapat menjadi pemicu signifikan
- Perilaku impulsif, Tindakan impulsif, terutama saat menghadapi tekanan emosional, dapat menyebabkan keputusan untuk bunuh diri tanpa pertimbangan matang
- Penyalahgunaan zat, Ketergantungan pada alkohol atau obat-obatan terlarang dapat memperburuk kondisi mental dan meningkatkan risiko bunuh diri
- Masalah sosial dan ekonomi, Kesulitan finansial, kehilangan pekerjaan, atau masalah hukum juga merupakan faktor yang sering kali berkontribusi pada keinginan bunuh diri.
Penyebab utama bunuh diri dikalangan remaja
Tidak hanya orang yang berumur, sekarang banyak remaja baik masih berstatus sebagai pelajar maupun tidak mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, namun kebanyakan peristiwa bunuh diri terjadi pada pelajar. Ada beberapa penyebab remaja untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, diantaranya; Depresi, remaja yang mengalami depresi berat cenderung merasa tidak berarti dan tidak diinginkan. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Masalah konsep diri, konsep diri yang keliru sering dialami oleh para remaja. Mereka terlalu memenuhi ekspektasi teman-temannya dengan mengubah gaya hidup yang biasa mereka lakukan menjadi gaya hidup seperti teman-temannya agar merasa dihargai atau diinginkan. Hubungan keluarga, hubungan buruk dengan keluarga, perceraian orang tua, dan kurangnya dukungan emosional dapat memicu keinginan remaja untuk bunuh diri. Remaja sering kali merasa terasing dan kerap menyalahkan diri sendiri atas masalah keluarga. Hal tersebut dapat menambah beban emosional mereka. Pengalaman hidup negatif, pengalaman traumatis seperti perundungan atau pelecehan seksual juga berkontribusi terhadap ide bunuh diri. Remaja yang menjadi korban perundungan secara langsung maupun melalui media sosial, memiliki risiko lebih tinggi untuk berpikir tentang bunuh diri. Tekanan akademik dan sosial, beban pendidikan serta tekanan untuk berprestasi dapat menyebabkan stres berlebihan bagi remaja. Remaja sering merasa tertekan yang dapat memicu perasaan putus asa. Gaya hidup, gaya hidup yang buruk dan kurang sehat, kurangnya beraktivitas dan pola makan yang tidak teratur, dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja. Fisik yang buruk sering kali terjadi karena kesehatan mental remaja.
Bunuh diri dikalangan remaja dihasilkan dari berbagai faktor psikologis, sosial, dan lingkungan. Penting untuk menciptakan lingkungan yang positif dan tak lupa selalu memberikan dukungan emosional kepada remaja untuk mengurangi risiko bunuh diri.Â
Cara membuat rencana keamanan pribadi untuk mencegah bunuh diri
Membuat rencana keamanan pribadi (safety plan) adalah langkah penting untuk mencegah bunuh diri. Berikut adalah langkah-langkah yang tepat untuk mencegah keinginan bunuh diri:
- Menulis semua situasi, perasaan, atau pikiran yang dapat memicu keinginan untuk bunuh diri. Mengetahui pemicu ini membantu dalam menghindari atau mengelola situasi tersebut.
- Membuat daftar aktivitas atau teknik yang dapat membantu meredakan pemikiran bunuh diri. Ini bisa mencakup olahraga, mendengarkan musik, atau berbicara dengan teman.
- Menulis semua alasan untuk hidup. Tulisan tersebut dapat dibaca ketika kita saat merasa ingin bunuh diri.
- Membuat lingkungan sekitar lebih aman dengan menjauhkan benda-benda berbahaya dan menghindari situasi yang dapat memicu keinginan bunuh diri.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, individu dapat membangun safety plan yang dapat membantu mencegah keinginan bunuh diri dan dapat memberi dukungan pada diri sendiri saat masa-masa sulit.