Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Jika diperhatikan dan diamati pada zaman sekarang ini, memang terbukti bahwa ketidakseimbangan dalam sistem kerja alam disebabkan ulah tangan manusia banyak terjadi baik di darat, laut, maupun udara. Kerusakan lingkungan tersebut menimbulkanbanyak terjadinya  bencana alam.Â
Kata pada mulanya berarti terjadinya sesuatu di permukaan bumi, sehingga karena di permukaan dia menjadi tampak dan terang serta diketahui dengan jelas. Kata  menurut al-Ashfahani adalah keluarnya sesuatu dari keseimbangan, baik sedikit maupun banyak. Kata ini digunakan menunjukkan apa saja, baik jasmani, jiwa, maupun hal-hal lain. Ia juga diartikan antonim dari mushlih yang berarti manfaat atau berguna. Â
Dalam tafsir kementerian agama RI disebutkan bahwa telah terjadi al-Fasad di daratan dan di lautan. Al-Fasad ( ) adalah segala bentuk pelanggaran atas sistem atau hukum yang telah ditetapkan Allah, yang diterjemahkan dengan "kerusakan". Kerusakan tersebut bisa berupa pencemaran alam atau bahkan penghancuran alam sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan.Â
Allah telah mengirimkan manusia ke atas bumi ini untuk menjadi khalifah seperti yang tertera dalam Q.S Al Baqarah ayat 30, yang berarti pelaksana atau wakil Allah di bumi. Dengan sebab itu menjadi khalifah hendaklah menjadi muslih yaitu suka memperbaiki dan memperindah.
Dalam ayat tersebut Hamka menafsirkan maka janganlah kita terpesona melihat berdirinya bangunan-bangunan raksasa, jembatan-jembatan panjang, gedung-gedung bertingkat menjulang langit, menara eifel, sampainya manusia ke bulan. Janganlah dikatakan bahwa hal tersebut pembangunan kalau jiwa bertambah jauh dari Allah. Di daratan telah maju pengangkutan, jarak dunia semakin dekat,namun hati bertambah jauh.Â
Sangat mengherankan banyak manusia bunuh diri karena bosan atau frustasi dengan kehidupan yang serba mewah dan serba mudah ini. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin, sehingga banyak manusia yang terserang kejiwaannya baik dari kalangan atas, menangah maupun kalangan bawah. Maka hal ini selaras dengan sambungan ayat setelahnya "supaya mereka merasakan sebagian dari apa yang mereka perbuat".
Dalam sambungan ayat ini jelas disebutkan bahwa tidaklah semua perbuatan manusia itu jahat, tetapi hanya setengah. Seperti adanya pesawat dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi sangat memudahkan manusia untuk transfortasi, tetapi disisi lain digunakan untuk melemparkan bom, bahkan bom atom, bom hydrogen, dan senjata-senjata nuklir yang menyebabkan rusaknya lingkungan.
Polusi merupakan salah satu kerusakan yang terjadi di darat karena perbautan manusia akibat pembakaran zat pembakar seperti bensin, solar, minyak , dan lain-lain. Udara yang kotor tersebut dihisap tiap saat sehingga paru-paru penuh dengan kotoran. Sementara kerusakan yang timbul di lautan, air laut rusak disebabkan kapal tangki yang besar-besar membawa minyak tanah, atau bensin pecah di laut. Demikian juga air dari pabrik-pabrik kimia yang mengalir melalui sungai-sungai menuju lautan. Semakin hari semakin banyak hingga air laut penuh racun dan ikan-ikan mati. Seperti yang pernah terjadi Sungai Seine di Eropa menghempaskan bangkai seluruh ikan yang hidup di air ke tepi sungai yng sudah membusuk.Â
Demikian juga berjuta ikan mati terdampar ke tepi pantai selat Teberau di antara semenanjung tanah melayu dan pulau Singapura. Besar kemungkinan bahwa ikan-ikan tersebut keracunan.  Hal  ini merupakanefek dari perbuatan manusia.Terjadinya kerusakan alam dan penyimpangan alam yang melahirkan bencana disebabkan oleh perbuatan manusia, sebagaimana disebutkan dengan redaksi yang sangat jelas (bim kasabat aidin-ns).
 Di ujung ayat disampaikan seruan agar manusia berfikir "mudah-mudahan mereka kembali". Maksudnya kembali menilik diri dan mengoreksi niat, kembali memperbaiki hubungan dengan tuhan. Jangan hanya ingat untuk keuntungan diri sendiri lalu merugikan orang lain. Jangan hanya ingat laba atau keuntungan yang sementara tapi kerugiannya atau efek buruknya berangsur lama dan merugikan sesama.
Penafsiran Hamka mengenai kata al-Fasad yang tedapat dalam ayat di atas adalah kompleks dengan kehidupan zaman sekarang. Hamka menafsirkan ayat tersebut dengan memikirkan apa yang akan terjadi kelak, artinya ayat tersebut dapat ditafsirkan sesuai dengan perkembangan zaman sekarang. Ilmu ini yang diberi nama Futurologi yang berarti pengetahuan tentang yang akan terjadi dengan memperhitungkan perkembangan sekarang atau masa akan datang. Â
Hamka menafsirkannya sebagai gambaran atau kejadian fenomena di masa modern, misalnya kerusakan yang terjadi di daratan karena ulah perbuatan manusia seperti polusi, penebangan penggundulan hutan yang menyebabkan banjir. Peperangan antar suku atau bangsa dengan menggunakan bom-bom yang menyebabkan hancur kehidupan manusia dan lingkungannya Adapun kerusakan-kerusakan di lautan misalnya pencemaran air laut yang menyebabkan musnahnya kehidupan hewan-hewan laut, pembuangan barang-barang bekas dan pembuangan limbah-limbah industri secara berlebihan yang menggangu kenyamanan di lautan. Dari ayat ini dapat nampak dengan jelas bahwa bilamana hati manusia telah rusak karena niat mereka jahat maka kerusakan pasti timbul dimuka bumi. Karena hati manusia membekas pada perbuatanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H