Mohon tunggu...
Melinda Ps
Melinda Ps Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menebar manfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Kesejahteraan Mental, Pentingkah?

18 Juli 2024   22:10 Diperbarui: 18 Juli 2024   22:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Literasi  Kesejahteraan Mental, Pentingkah?
Melinda Puspita Sari dan Iyan Sofyan
(Mahasiswa  Pendidikan Bahasa Inggris dan Dosen PG PAUD)
Universitas Ahmad Dahlan

Peranan sebagai pendidik tidak hanya berfokus pada pengembangan kemampuan akademis anak, namun juga perlu memperhatikan kesejahteraan mental anak. Literasi kesejahteraan mental di sekolah termasuk salah satu dari banyak-nya upaya untuk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kesehatan mental. Disamping itu, sekolah juga tidak lepas dari peran untuk meningkatkan kemampuan self-care pada anak, sehingga anak mampu merawat kesejahteraan mental diri sendiri serta membiasakan kebiasaan-kebiasaan sehat yang nantinya berdampak pada pengelolaan stress diri sendiri. Kendati demikian, kesehatan mental penting di setiap tahap kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia (Kompasiana, 2023).

Literasi kesehatan mental adalah pemahaman tentang kesehatan mental, termasuk mengetahui cara menjaga kesehatan mental yang baik dan mengatasi kesehatan mental yang buruk (Bale, Grové, & Costello, 2020; Jorm, 2020; Kutcher et al., 2016). Dalam konteks sekolah, literasi kesejahteraan mental meliputi kemampuan siswa untuk mengelola informasi, menganalisis serta mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah mental. Termasuk mengenal dan memahami isu-isu terkait dengan kesejahteraan mental, seperti stress, depresi, dan gangguan kejiwaan lainnya. Pada anak usia dini, kesehatan mental merupakan hal asing, dengan begitu sebagai orang dewasa dan bertanggung jawab atas mereka tentu kita perlu mengenalkan apa itu kesehatan mental.
   

Literasi kesejahteraan mental di sekolah sangat penting, kenapa begitu? Literasi kesejahteraan mental di sekolah dapat meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan mental siswa, tentu dengan memahami konsep-konsep terkait dengan kesejahteraan mental, siswa dapat meningkatkan kesadaran mereka tentang bagaimana cara merawat kesejahteraan mental dimulai dari diri sendiri, sampai  ikut berperan dan saling menjaga kesehatan mental  teman sekelasnya. Literasi kesejahteraan mental dapat membantu siswa untuk mengenal dan mengelola stres,  sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perasaan tersebut. Dengan kata lain literasi kesejahteraan mental di sekolah meminimalisir tingkat stres dan depresi pada anak. Juga dengan memahami konsep-konsep terkait dengan kesejahteraan mental, siswa dapat lebih siap menghadapi situasi-situasi yang potensial mengancam keselamatan dan keamanan mereka.

Mental yang sehat tentu memberi peluang besar untuk anak-anak bertumbuh dan berkembang secara maksimal, meng-eksplorasi masa emas mereka dengan sebaik mungkin. Masa depan yang cerah adalah hak setiap anak, tentu dengan memberikan literasi kesejahteraan mental sedini mungkin pada mereka, sama halnya kita memberi peluang akan kualitas hidup yang lebih baik pada anak. Diagnosa kondisi mental diri sendiri adalah langkah pertama yang perlu anak lakukan untuk mengatasi masalah kesehatan mental, dengan demikan tentu perlu adanya upaya akan literasi kesehatan mental di sekolah, karena sekolah menjadi tempat anak-anak menghabiskan waktunya untuk belajar, mempersiapkan diri menghadapi tantangan-tantangan di masa depan.

 Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan dan menjadi lingkungan akademik untuk anak tentu harus menyediakan akses dan akomodasi untuk menjaga kesehatan mental anak, salah satunya adalah dengan literasi kesejahteraan mental. Upaya literasi kesejahteraan mental di tiap-tiap sekolah tentu berbeda, tergantung bagaimana kebijakan dan strategi masing-masing sekolah. Meskipun begitu, tujuan dari literasi kesejahteraan mental tetaplah sama, hanya cara dan implementasinya yang sedikit berbeda.
 

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan literasi kesejahteraan mental di sekolah:

1.Incorporating emotional intelligence into the curriculum: Integrasi emosi ke dalam kurikulum dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep-konsep terkait dengan kesejahteraan mental.
2.Workshop and seminars: Melakukan workshop dan seminar tentang kesejahteraan mental dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep-konsep terkait dengan kesejahteraan mental.
3.Mental health resources: Memberikan akses pada sumber daya kesejahteraan mental, seperti psikolog atau counselor, dapat membantu siswa untuk mendapatkan bantuan jika dibutuhkan.
4.Peer support groups: Membentuk kelompok pendukung antar teman-teman dapat membantu siswa untuk lebih memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi permasalahan kesejahteraan mental.
   

Kesejahteraan mental memampukan peserta didik lebih produktif, dan mampu mengambil keputusan secara tepat, membangun komunikasi dan relasi yang sehat. Dengan demikian peserta didik akan terhindar dari gangguan-gangguan mental dan berkembang lebih optimal. Dengan demikian, literasi kesejahteraan mental di sekolah sangat penting karena dapat meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan mental, mengurangi stres dan depresi, meningkatkan keselamatan dan keamanan, serta meningkatkan kemampuan sosial. Literasi kesejahteraan mental juga membantu anak bertahan dan mengatasi kesulitan, tidak mudah patah di bawah tekanan, serta  mudah beradaptasi dengan kesalahan atau sesuatu yang menempatkanya pada situasi yang tidak sesuai semestinya, anak tidak mudah stres dan tentu dapat menyiapkan diri untuk masa depan. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan sekolah untuk memperhatikan literasi kesejahteraan mental sebagai bagian dari program pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun